Jangan Eksploitasi Pelajar untuk Demo Tolak UU Cipta Kerja
loading...
A
A
A
Shinta menuturkan, pelibatan pelajar dalam demo sebenarnya bukan fenomena baru. Dulu mereka terbiasa tersulut dengan aksi tawuran antarremaja atau antarsekolah. Saat ini mereka dimanfaatkan untuk kegiatan yang mirip (penyaluran energi agresif). “‘Memegang’ salah satu yang dianggap mereka pimpinan saja cukup karena dengan mudah apa yang dilakukannya akan diikuti oleh teman-teman sebayanya,” ucapnya.
Dia menambahkan, secara psikologis, remaja lebih mudah melakukan sesuatu yang dilakukan bersama teman-temannya tanpa memikirkan lebih jauh konsekuensi dari tindakannya. Keinginan untuk diterima dalam kelompok sehingga memiliki kesamaan dalam rangka mencari jati dirinya. “Sehingga ketika sesama teman sebaya ada yang tergerak, dengan mudah pula bisa memengaruhi teman yang lain,” ungkapnya. (R Ratna Purnama/Yan Yusuf/M Yamin)
Dia menambahkan, secara psikologis, remaja lebih mudah melakukan sesuatu yang dilakukan bersama teman-temannya tanpa memikirkan lebih jauh konsekuensi dari tindakannya. Keinginan untuk diterima dalam kelompok sehingga memiliki kesamaan dalam rangka mencari jati dirinya. “Sehingga ketika sesama teman sebaya ada yang tergerak, dengan mudah pula bisa memengaruhi teman yang lain,” ungkapnya. (R Ratna Purnama/Yan Yusuf/M Yamin)
(ysw)