Hanafi Rais Lebih Pas Disebut Putra Mahkota yang Disiapkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hanafi Rais digadang-gadang bakal menjadi penerus ayahnya digelanggang politik setelah ayahnya, Amien Rais, mendirikan parpol baru, Partai Ummat . Hanafi bahkan disebut bukan sekedar anak biologis tetapi juga anak ideologis karena bakal memimpin partai tersebut.
Direktur Sudut Demokrasi Analysis and Research (Sudra) Fadhli Harahab mengatakan tak salah jika ada pihak-pihak yang mengklaim sebagai anak ideologis tokoh tertentu. Tetapi sangat disayangkan klaim itu tidak dibarengi dengan ide-ide besar, gerakan-gerakan besar yang berdampak baik bagi rakyat.
Sebaliknya, dia melihat kecenderungan elite parpol hanya mempersiapkan atau mewariskan kursi empuk ketimbang pemikiran besar.
(Baca: Hanafi Rais Anak Ideologis Amien Rais Disebut sebagai Pemimpin Masa Depan)
"Terkesan tidak berdinamika, karena dibangun atas dasar transaksi kekuasaan semata, bukan pengabdian dan perubahan ke arah yang lebih baik. Gak salah juga kalau ada pepatah 'buah jatuh gak jauh dari gerobaknya'. Kalau pun buahnya jauh menggelinding akan diambil oleh pedagangnya, gak mau rugi," tutur Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Selasa (13/10/2020).
(Baca: Hanafi Rais Dinilai Belum Layak Pimpin Partai Ummat)
Dalam konteks Hanafi, Fadhli menilai tak jauh dari konstruksi politik kekuasaan. Baginya, Hanafi sekadar mewarisi kursi, bukan pemikiran besar bagi bangsa dan negara, minimal memperbaiki sistem di internal parpol.
"Lebih pas putra mahkota yang menerima warisan kursi empuk mungkin. Anak ideologis perlu pembuktian diri. Nanti rakyat yang menilai," pungkasnya.
Direktur Sudut Demokrasi Analysis and Research (Sudra) Fadhli Harahab mengatakan tak salah jika ada pihak-pihak yang mengklaim sebagai anak ideologis tokoh tertentu. Tetapi sangat disayangkan klaim itu tidak dibarengi dengan ide-ide besar, gerakan-gerakan besar yang berdampak baik bagi rakyat.
Sebaliknya, dia melihat kecenderungan elite parpol hanya mempersiapkan atau mewariskan kursi empuk ketimbang pemikiran besar.
(Baca: Hanafi Rais Anak Ideologis Amien Rais Disebut sebagai Pemimpin Masa Depan)
"Terkesan tidak berdinamika, karena dibangun atas dasar transaksi kekuasaan semata, bukan pengabdian dan perubahan ke arah yang lebih baik. Gak salah juga kalau ada pepatah 'buah jatuh gak jauh dari gerobaknya'. Kalau pun buahnya jauh menggelinding akan diambil oleh pedagangnya, gak mau rugi," tutur Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Selasa (13/10/2020).
(Baca: Hanafi Rais Dinilai Belum Layak Pimpin Partai Ummat)
Dalam konteks Hanafi, Fadhli menilai tak jauh dari konstruksi politik kekuasaan. Baginya, Hanafi sekadar mewarisi kursi, bukan pemikiran besar bagi bangsa dan negara, minimal memperbaiki sistem di internal parpol.
"Lebih pas putra mahkota yang menerima warisan kursi empuk mungkin. Anak ideologis perlu pembuktian diri. Nanti rakyat yang menilai," pungkasnya.
(muh)