Hanafi Rais Dinilai Belum Layak Pimpin Partai Ummat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Putra Sulung Amien Rais , Ahmad Hanafi Rais dinilai belum layak memimpin Partai Ummat besutan ayahnya itu. Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara menilai Amien Rais lebih layak menjadi ketua umum Partai Ummat untuk sementara.
Igor mengatakan, kemunculan Partai Ummat sebagai partai baru Amien Rais ini memunculkan spekulasi bahwa Hanafi Rais pantas menjadi Ketua Umumnya. "Namun sebenarnya justru dalam keadaan masih baru di masa konsolidasi, Amien Rais justru yang lebih pas untuk menjadi ketum Partai Ummat," ujar Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Senin (12/10/2020). (Baca juga: Amien Rais: Marilah Berhimpun dan Berjuang dengan Ikhlas Bersama Partai Ummat)
Igor mengatakan, nama besar Amien Rais tetap bisa menjadi pengaruh. "Baru setelah masa konsolidasi selesai dan Partai Ummat bisa membuktikan lolos ke Senayan dan mampu mengalahkan partai baru lainnya di Pemilu 2024, seperti Partai Gelora, maka Hanafi Rais bisa menggantikan bapaknya sebagai Ketum," tutur Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN) itu. (Baca juga: Loyalis Akui Amien Rais Tetap Dijadikan Magnet bagi Partai Ummat)
Dia mengatakan, semua anak ideologis tokoh nasional saat ini ramai-ramai di dorong menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Mulai dari Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sampai Gibran Rakabuming adalah contoh dari nama-nama yang saat ini akrab di pentas politik. Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu tren kuat jelang lengsernya Jokowi di 2024 nanti. "Begitu juga nama putra sulung pendiri PAN dan Partai Ummat, Hanafi Rais, juga dianggap layak masuk ke dalam pusaran trend tersebut," ungkapnya. (Baca juga: Logo Partai Ummat Mirip Partai Masyumi? Loyalis Amien Rais Bilang Begini)
Dia berpendapat, sebagai tren politik jelang 2024, wajar jika nama Hanafi Rais ikut didorong masuk dalam pusaran calon pemimpin nasional. "Berbeda dengan AHY, misalnya, Hanafi Rais adalah putra mahkota Amien Rais yang tidak pernah merasakan manisnya menjadi ketum PAN yang didirikan Bapaknya," tuturnya.
Dia melanjutkan, ketika PAN terpecah pasca Kongres ke V di Kendari Sulawesi Tenggara kemarin, loyalis Amien Rais di PAN bergabung ke Partai Ummat. "Karena kecewa berat dengan kepemimpinan Zulkifli Hasan saat ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Tanggapan Berbagai Partai Politik soal Jokowi Dipecat PDIP, Ada yang Siap Menerimanya Bergabung?
Igor mengatakan, kemunculan Partai Ummat sebagai partai baru Amien Rais ini memunculkan spekulasi bahwa Hanafi Rais pantas menjadi Ketua Umumnya. "Namun sebenarnya justru dalam keadaan masih baru di masa konsolidasi, Amien Rais justru yang lebih pas untuk menjadi ketum Partai Ummat," ujar Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Senin (12/10/2020). (Baca juga: Amien Rais: Marilah Berhimpun dan Berjuang dengan Ikhlas Bersama Partai Ummat)
Igor mengatakan, nama besar Amien Rais tetap bisa menjadi pengaruh. "Baru setelah masa konsolidasi selesai dan Partai Ummat bisa membuktikan lolos ke Senayan dan mampu mengalahkan partai baru lainnya di Pemilu 2024, seperti Partai Gelora, maka Hanafi Rais bisa menggantikan bapaknya sebagai Ketum," tutur Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN) itu. (Baca juga: Loyalis Akui Amien Rais Tetap Dijadikan Magnet bagi Partai Ummat)
Dia mengatakan, semua anak ideologis tokoh nasional saat ini ramai-ramai di dorong menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Mulai dari Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sampai Gibran Rakabuming adalah contoh dari nama-nama yang saat ini akrab di pentas politik. Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu tren kuat jelang lengsernya Jokowi di 2024 nanti. "Begitu juga nama putra sulung pendiri PAN dan Partai Ummat, Hanafi Rais, juga dianggap layak masuk ke dalam pusaran trend tersebut," ungkapnya. (Baca juga: Logo Partai Ummat Mirip Partai Masyumi? Loyalis Amien Rais Bilang Begini)
Dia berpendapat, sebagai tren politik jelang 2024, wajar jika nama Hanafi Rais ikut didorong masuk dalam pusaran calon pemimpin nasional. "Berbeda dengan AHY, misalnya, Hanafi Rais adalah putra mahkota Amien Rais yang tidak pernah merasakan manisnya menjadi ketum PAN yang didirikan Bapaknya," tuturnya.
Dia melanjutkan, ketika PAN terpecah pasca Kongres ke V di Kendari Sulawesi Tenggara kemarin, loyalis Amien Rais di PAN bergabung ke Partai Ummat. "Karena kecewa berat dengan kepemimpinan Zulkifli Hasan saat ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Tanggapan Berbagai Partai Politik soal Jokowi Dipecat PDIP, Ada yang Siap Menerimanya Bergabung?
(cip)