Klaster Baru Covid-19 Berpeluang Terjadi di Tengah Demonstran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Klaster baru Covid-19 berpeluang besar terjadi menyusul maraknya aksi demontrasi penolakan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja atau omnibus law beberapa hari terakhir. Apalagi gelombang demonstrasi tak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga di berbagai daerah.
Hal yang memprihatinkan, aksi demonstrasi ini melibatkan massa sangat besar dan dilakukan di beberapa titik keramaian yang notabene sebagai wilayah episentrum penularan Covid-19. Massa aksi pun terlihat bergerombol dan cenderung mengabaikan disiplin protokol kesehatan. (Baca: Keajaiban Surah Al-Fatihan Menyembuhkan Penyakit dan Penawar Racun)
“Peserta demo sudah hampir tidak peduli kesehatannya. Ini a hungry man, easy to be angry man. Ini sangat berpotensi adanya ledakan kasus Covid-19, (yang menciptakan) klaster cipta kerja," ujar Ahli Epidemiologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Prof Ridwan Amiruddin kepada SINDOnews, Rabu (7/10/20).
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini berharap para demonstran bisa dengan bijak menyampaikan aspirasinya di tengah pandemi Covid-19 ini, dengan tetap mempertimbangkan risiko diri dan orang lain secara luas.
"Untuk kawan-kawan yang sedang menyalurkan aspirasinya supaya tetap menghitung risiko dirinya. Tetap disiplin protokol kesehatan, pakai maskernya, jaga jarak, dan sebagainya. Jngan bawa pulang Covid-19 ke rumah setelah demo," ujar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin ini.
Sementara itu, hiruk pikuk polemik pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja juga menarik perhatian musisi senior Iwan Fals. Lewat akun Twitternya @iwanfals, pelantun lagu Bongkar ini mengingatkan para peserta aksi demonstrasi menolak omnibus law agar berhati-hati dengan penularan pandemi Covid-19. (Baca juga: Miris, UU Cipta Kerja Tempatkan Pendidikan Sebagai Komoditas yang Dperdagangkan)
"Demo omnibus law lawannya keputusan sah, tentara, dan polisi, yg paling serem ya pandemi. ati-ati ah," twit Iwan Fals seperti dikutip SINDOnews dari akunnya dengan jumlah followers mencapai 1,8 juta ini. Sayangnya, twit penyanyi bernama lengkap Virgiawan Listianto ini malah ditanggapi nyinyir oleh warganet.
27 Pendemo Reaktif Corona
Sementara itu, Polri dalam keterangan kemarin merilis, telah menemukan 27 pengunjuk rasa tolak Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja dinyatakan reaktif virus corona atau Covid-19. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengungkapkan temuan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Rapid Test di wilayah hukum DKI Jakarta atau Polda Metro Jaya. "Dari data terbaru ditemukan ada 27 orang dinyatakan reaktif Covid-19," kata Argo, Jakarta, kemarin.
Argo menyebut, sejauh ini beberapa orang yang dinyatakan reaktif virus SARS-CoV-2 tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, untuk melakukan isolasi mandiri. "Sementara ini sudah 22 orang dibawa ke Wisma Atlet," ujar Argo. (Baca juga: Pandemi, Jangan Stop Vaksin Anak)
Hal yang memprihatinkan, aksi demonstrasi ini melibatkan massa sangat besar dan dilakukan di beberapa titik keramaian yang notabene sebagai wilayah episentrum penularan Covid-19. Massa aksi pun terlihat bergerombol dan cenderung mengabaikan disiplin protokol kesehatan. (Baca: Keajaiban Surah Al-Fatihan Menyembuhkan Penyakit dan Penawar Racun)
“Peserta demo sudah hampir tidak peduli kesehatannya. Ini a hungry man, easy to be angry man. Ini sangat berpotensi adanya ledakan kasus Covid-19, (yang menciptakan) klaster cipta kerja," ujar Ahli Epidemiologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Prof Ridwan Amiruddin kepada SINDOnews, Rabu (7/10/20).
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini berharap para demonstran bisa dengan bijak menyampaikan aspirasinya di tengah pandemi Covid-19 ini, dengan tetap mempertimbangkan risiko diri dan orang lain secara luas.
"Untuk kawan-kawan yang sedang menyalurkan aspirasinya supaya tetap menghitung risiko dirinya. Tetap disiplin protokol kesehatan, pakai maskernya, jaga jarak, dan sebagainya. Jngan bawa pulang Covid-19 ke rumah setelah demo," ujar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin ini.
Sementara itu, hiruk pikuk polemik pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja juga menarik perhatian musisi senior Iwan Fals. Lewat akun Twitternya @iwanfals, pelantun lagu Bongkar ini mengingatkan para peserta aksi demonstrasi menolak omnibus law agar berhati-hati dengan penularan pandemi Covid-19. (Baca juga: Miris, UU Cipta Kerja Tempatkan Pendidikan Sebagai Komoditas yang Dperdagangkan)
"Demo omnibus law lawannya keputusan sah, tentara, dan polisi, yg paling serem ya pandemi. ati-ati ah," twit Iwan Fals seperti dikutip SINDOnews dari akunnya dengan jumlah followers mencapai 1,8 juta ini. Sayangnya, twit penyanyi bernama lengkap Virgiawan Listianto ini malah ditanggapi nyinyir oleh warganet.
27 Pendemo Reaktif Corona
Sementara itu, Polri dalam keterangan kemarin merilis, telah menemukan 27 pengunjuk rasa tolak Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja dinyatakan reaktif virus corona atau Covid-19. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengungkapkan temuan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Rapid Test di wilayah hukum DKI Jakarta atau Polda Metro Jaya. "Dari data terbaru ditemukan ada 27 orang dinyatakan reaktif Covid-19," kata Argo, Jakarta, kemarin.
Argo menyebut, sejauh ini beberapa orang yang dinyatakan reaktif virus SARS-CoV-2 tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, untuk melakukan isolasi mandiri. "Sementara ini sudah 22 orang dibawa ke Wisma Atlet," ujar Argo. (Baca juga: Pandemi, Jangan Stop Vaksin Anak)