Fahri Hamzah: Anggota DPR Bukan Wakil Rakyat tapi Wakil Parpol
loading...
A
A
A
(Baca: Gedung DPR Dijual Online, Ini Kata Manajemen Platform E-Commerce)
Lebih lanjut dia mengatakan, Parpol akan kembali mengikuti Pemilu dan dipilih lagi oleh rakyat. "Lalu kemudian partai politik ngontrol lagi, yang kita sayangkan partai politik bukan saja mengontrol legislatif, tapi mereka juga mengontrol eksekutif, atas dalih petugas partai, wali kota, Bupati bahkan kadang-kadang Presiden pun tidak bisa menyuarakan dan melaksanakan apa yang sebenarnya merupakan permintaan dan kehendak rakyat banyak, dan mereka terpaksa terjebak kepada keinginan dari partai politik yang mengatasnamakan rakyat, padahal rakyat tidak tahu menahu tentang apa yang mereka lakukan,"tuturnya.
Akan tetapi, kata dia, Parpol punya kewenangan untuk menekan legislatornya dan melakukan pergantian antarwaktu (PAW). Dia melanjutkan, Parpol bisa seenaknya menggeser atau mengganti kadernya di parlemen.
"Di eksekutif mereka bisa menggalang lagi parlemen untuk tidak mendukung melakukan mosi tidak percaya bahkan kemungkinan impeachment, mata rantai lingkaran setan ini lah yang harus dihentikan. Kalau kita mau serius membangun demokrasi dan sistem perwakilan yang sehat partai politik harus dicegah pertama-tama menjadi mesin kekuasaan," ungkapnya.
Dia mengatakan, Parpol harus kembali sebagai pemikir dan think tank bagi negara. "Dan karena itu lah kemudian cara mereka quote on quote mengendalikan kalau bisa dibilang mengendalikan adalah dengan mempertegas warna manifesto dan ideologi dasar dari partainya itu, bukan dengan meng-exercise kekuasaan, diancam tidak berkenan dan seterusnya, ini lah yang harus kita lakukan dan inilah yang harus kita kerjakan kalau kita ingin semuanya berakhir dan semuanya kita hentikan sebagai sebuah lingkaran setan yang berbahaya," tuturnya.
- Rico Afrido Simanjuntak
Lebih lanjut dia mengatakan, Parpol akan kembali mengikuti Pemilu dan dipilih lagi oleh rakyat. "Lalu kemudian partai politik ngontrol lagi, yang kita sayangkan partai politik bukan saja mengontrol legislatif, tapi mereka juga mengontrol eksekutif, atas dalih petugas partai, wali kota, Bupati bahkan kadang-kadang Presiden pun tidak bisa menyuarakan dan melaksanakan apa yang sebenarnya merupakan permintaan dan kehendak rakyat banyak, dan mereka terpaksa terjebak kepada keinginan dari partai politik yang mengatasnamakan rakyat, padahal rakyat tidak tahu menahu tentang apa yang mereka lakukan,"tuturnya.
Akan tetapi, kata dia, Parpol punya kewenangan untuk menekan legislatornya dan melakukan pergantian antarwaktu (PAW). Dia melanjutkan, Parpol bisa seenaknya menggeser atau mengganti kadernya di parlemen.
"Di eksekutif mereka bisa menggalang lagi parlemen untuk tidak mendukung melakukan mosi tidak percaya bahkan kemungkinan impeachment, mata rantai lingkaran setan ini lah yang harus dihentikan. Kalau kita mau serius membangun demokrasi dan sistem perwakilan yang sehat partai politik harus dicegah pertama-tama menjadi mesin kekuasaan," ungkapnya.
Dia mengatakan, Parpol harus kembali sebagai pemikir dan think tank bagi negara. "Dan karena itu lah kemudian cara mereka quote on quote mengendalikan kalau bisa dibilang mengendalikan adalah dengan mempertegas warna manifesto dan ideologi dasar dari partainya itu, bukan dengan meng-exercise kekuasaan, diancam tidak berkenan dan seterusnya, ini lah yang harus kita lakukan dan inilah yang harus kita kerjakan kalau kita ingin semuanya berakhir dan semuanya kita hentikan sebagai sebuah lingkaran setan yang berbahaya," tuturnya.
- Rico Afrido Simanjuntak
(muh)