Politikus Nonparlemen, Fahri Hamzah hingga Andi Arief Ngomongin UU Ciptaker
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Senin (5/10/2020). Sebelumnya, RUU ini disahkan di tingkat I di Badan Legislasi (Baleg) DPR bersama dengan pemerintah yang diwakili oleh Menko Perekonomian dan sejumlah menteri terkait lainnya.
(Baca juga: Ernest Prakasa Sebut Apalah Arti Rakyat bagi Para Pemimpin)
Pengesahaan UU Ciptaker ini memancing para politikus yang tak berada di parlemen ikut mengomentari, seperti mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah sekarang di Partai Gelora, politikus Partai Demokrat Andi Arief dan Jansen Sitindaon serta mantan Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi.
(Baca juga: UU Cipta Kerja Disahkan, BEM UI: Kabar Duka dari Senayan, Matinya Nurani)
Berikut komentar para politikus nonparlemen ini yang dirangkum SINDOnews dari akun Twitter mereka, Selasa (6/10/2020).
1. Fahri Hamzah
#GS2020KolaborasiYuk @Fahrihamzah
"Kalau parpol senayan mau menolak UU seluruhnya, tolak RUU sejak awal seluruhnya. Menolak di ujung setelah ikut membahas ribuan pasal dan menyetujuinya satu persatu sama juga bohong. Sebagai rakyat kita patut kritis terhadap mereka dong," kata Fahri
"Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU itu gini: Disisir pasal demi pasal: 1. bahas. 2. bahas.. 3.. bahas. dan seterusnya. Sampai pasal ke-1.200. Lalu masuk ke kesepakatan tingkat pertama. Lalu paripurna. Jadi, kalau dari 1.200 sudah hampir semua disepakati..ya gol lah," tambahnya.
2. Andi Arief
andi arief @AndiArief__
"Menjelang kembalinya korporatisme negara. Institusi politik, institusi negara, institusi hukum akan saling melengkapi. Kembalinya hal-hal buruk di orde baru dan Orde lama. Hal-hal baik reformasi semua dihapus. Siapa boneka siapa aktor sebentar lagi akan kelihatan jelas," ucapnya.
"Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan. Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan. Puan Marahani," singung Andi.
3. Jansen Sitindaon
JANSEN SITINDAON @jansen_jsp
"Melalui omnibus jelas sudah bangunan dan sistem ekonomi yg dipilih pemerintah ini. Menjauh dari keadilan sosial, kapitalistik, dominasi pengusaha, kembali sentralistik. Demokrat menolak UU ini bukan sekadar perjuangan politik tapi meluruskan kembali dasar nafas tujuan kita bernegara," tuturnya.
4. Dedek Prayudi
Dedek Prayudi - Uki |@Uki23
"Ada gerakan masif dan terstruktur untuk mengkapitalisir ketidaktahuan masyarakat dan ketidakmampuan pemerintah mensosialisasikan (R)UU Cipta Kerja. Narasinya demi rakyat, demi buruh padahal rakyat dan buruh itu terus-terusan disuapi hoax. Siapa di belakang mereka? Apa kepentingannya?" ungkap Dedek.
(Baca juga: Ernest Prakasa Sebut Apalah Arti Rakyat bagi Para Pemimpin)
Pengesahaan UU Ciptaker ini memancing para politikus yang tak berada di parlemen ikut mengomentari, seperti mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah sekarang di Partai Gelora, politikus Partai Demokrat Andi Arief dan Jansen Sitindaon serta mantan Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi.
(Baca juga: UU Cipta Kerja Disahkan, BEM UI: Kabar Duka dari Senayan, Matinya Nurani)
Berikut komentar para politikus nonparlemen ini yang dirangkum SINDOnews dari akun Twitter mereka, Selasa (6/10/2020).
1. Fahri Hamzah
#GS2020KolaborasiYuk @Fahrihamzah
"Kalau parpol senayan mau menolak UU seluruhnya, tolak RUU sejak awal seluruhnya. Menolak di ujung setelah ikut membahas ribuan pasal dan menyetujuinya satu persatu sama juga bohong. Sebagai rakyat kita patut kritis terhadap mereka dong," kata Fahri
"Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU itu gini: Disisir pasal demi pasal: 1. bahas. 2. bahas.. 3.. bahas. dan seterusnya. Sampai pasal ke-1.200. Lalu masuk ke kesepakatan tingkat pertama. Lalu paripurna. Jadi, kalau dari 1.200 sudah hampir semua disepakati..ya gol lah," tambahnya.
2. Andi Arief
andi arief @AndiArief__
"Menjelang kembalinya korporatisme negara. Institusi politik, institusi negara, institusi hukum akan saling melengkapi. Kembalinya hal-hal buruk di orde baru dan Orde lama. Hal-hal baik reformasi semua dihapus. Siapa boneka siapa aktor sebentar lagi akan kelihatan jelas," ucapnya.
"Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan. Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan. Puan Marahani," singung Andi.
3. Jansen Sitindaon
JANSEN SITINDAON @jansen_jsp
"Melalui omnibus jelas sudah bangunan dan sistem ekonomi yg dipilih pemerintah ini. Menjauh dari keadilan sosial, kapitalistik, dominasi pengusaha, kembali sentralistik. Demokrat menolak UU ini bukan sekadar perjuangan politik tapi meluruskan kembali dasar nafas tujuan kita bernegara," tuturnya.
4. Dedek Prayudi
Dedek Prayudi - Uki |@Uki23
"Ada gerakan masif dan terstruktur untuk mengkapitalisir ketidaktahuan masyarakat dan ketidakmampuan pemerintah mensosialisasikan (R)UU Cipta Kerja. Narasinya demi rakyat, demi buruh padahal rakyat dan buruh itu terus-terusan disuapi hoax. Siapa di belakang mereka? Apa kepentingannya?" ungkap Dedek.
(maf)