BIN Gunakan Laboratorium Swab Standar Internasional
loading...
A
A
A
Sebagai tambahan, dari sekian banyak institusi maupun rumah sakit, tidak banyak yang bersertifikat dan salah satunya adalah milik BIN . (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)
Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UI, Budiman Bella menjelaskan hasil swab test BIN yang berbeda hasil swab test di tempat lain. Budiman mengungkapkan dalam melakukan uji sampel menggunakan PCR test di BIN, menggunakan ambang batas yang tinggi. Sehingga sensitifitas untuk mengetahui hasil positif atau negatif Covid-19 lebih akurat.
"BIN menerapkan ambang batas standar hasil PCR tes lebih tinggi dibandingkan institusi lain. nilai CT QPCR atau ambang batas bawah hasil tes PCR biasanya adalah 35, tapi BIN mempunyai ambang batas 42 sehingga lebih sensitif, Hal itu untuk mencegah orang tanpa gejala lolos screening," jelasnya.
Selain itu, menurut Budiman, ada sejumlah faktor lain mengapa hasil swab test berbeda jika melakukan test di tempat yang berbeda. Dia mencotohkan bila seseorang swab test di dua lokasi yang berbeda dengan hari yang berbeda maka kemungkinan besar hasilnya berbeda pun tak dipungkiri.
"Hasil positif menjadi negatif itu disebabkan sejumlah faktor. RNA/protein yang tersisa (jasad renik virus) sudah sangat sedikit, bahkan mendekati hilang, sehingga tak lagi terdeteksi. Apalagi subjek tanpa gejala klinis dan dites pada hari yang berbeda. OTG/asimptomatik yang mendekati sembuh berpotensi memiliki fenomena tersebut. Sensitivitas reagen dapat berbeda terutama bagi pasien yang nilai CQ/CTnya," terang dia. (Lihat videonya: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)
Untuk diketahui, selama Pandemi COVID-19, BIN telah melakukan test di beberapa daerah seperti Jakarta, Tangerang, Bandung hingga Surabaya. Selama 6 bulan terakhir, sebanyak 85 ribu lebih telah diambil spesiemennya oleh Medical Intelijen BIN.
Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UI, Budiman Bella menjelaskan hasil swab test BIN yang berbeda hasil swab test di tempat lain. Budiman mengungkapkan dalam melakukan uji sampel menggunakan PCR test di BIN, menggunakan ambang batas yang tinggi. Sehingga sensitifitas untuk mengetahui hasil positif atau negatif Covid-19 lebih akurat.
"BIN menerapkan ambang batas standar hasil PCR tes lebih tinggi dibandingkan institusi lain. nilai CT QPCR atau ambang batas bawah hasil tes PCR biasanya adalah 35, tapi BIN mempunyai ambang batas 42 sehingga lebih sensitif, Hal itu untuk mencegah orang tanpa gejala lolos screening," jelasnya.
Selain itu, menurut Budiman, ada sejumlah faktor lain mengapa hasil swab test berbeda jika melakukan test di tempat yang berbeda. Dia mencotohkan bila seseorang swab test di dua lokasi yang berbeda dengan hari yang berbeda maka kemungkinan besar hasilnya berbeda pun tak dipungkiri.
"Hasil positif menjadi negatif itu disebabkan sejumlah faktor. RNA/protein yang tersisa (jasad renik virus) sudah sangat sedikit, bahkan mendekati hilang, sehingga tak lagi terdeteksi. Apalagi subjek tanpa gejala klinis dan dites pada hari yang berbeda. OTG/asimptomatik yang mendekati sembuh berpotensi memiliki fenomena tersebut. Sensitivitas reagen dapat berbeda terutama bagi pasien yang nilai CQ/CTnya," terang dia. (Lihat videonya: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)
Untuk diketahui, selama Pandemi COVID-19, BIN telah melakukan test di beberapa daerah seperti Jakarta, Tangerang, Bandung hingga Surabaya. Selama 6 bulan terakhir, sebanyak 85 ribu lebih telah diambil spesiemennya oleh Medical Intelijen BIN.
(ysw)