Amien Rais Segera Deklarasikan Partai Baru Berasas Islam Rahmatan Lil 'Alamin, Ini Respons PAN

Jum'at, 11 September 2020 - 00:20 WIB
loading...
Amien Rais Segera Deklarasikan Partai Baru Berasas Islam Rahmatan Lil Alamin, Ini Respons PAN
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan didampingi Waketum Viva Yoga Mauladi (kiri) dan Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tokoh Reformasi M Amien Rais mengumumkan dia dan sejumlah sahabatnya akan mendeklarasikan partai baru berasas Islam rahmatan lil 'alamin. Petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) yakin pengurus dan kader PAN tidak akan ikut partai baru tersebut.

Juru Bicara PAN Viva Yoga Mauladi kembali mengulangi pernyataan yang telah disampaikan beberapa kali sebelumnya. Dia menyebut, jika Amien Rais akan mendirikan partai politik baru itu benar, itu adalah hak politik Amien yang dijamin konstitusi, bahwa setiap warga negara bebas merdeka untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan, sebagaimana termaktub di Pasal 28 UUD 1945.

Wakil Ketua Umum DPP PAN ini menambahkan, jika Amien mendirikan partai politik baru, masyarakat akan menilai PAN tidak akan identik lagi dengan Pak Amien Rais. Publik akan menilai Pak Amien Rais telah meninggalkan dan keluar dari PAN. Padahal, Amien Rais adalah salah satu pendiri PAN, di samping ada Albert Hasibuan, AM Fatwa, AM Lutfi, Syamsurizal Panggabean, Ismid Hadad, Zoemrotin, Goenawan Mohamad, dan Abdillah Toha.

Soal kabar Amien Rais kemungkinan menamakan partai barunya dengan PAN Reformasi , Yoga mengatakan pemakaian nama PAN di partai baru tersebut adalah sesuatu yang wajar karena tentu masih berharap akan mendapatkan efek elektoral dari PAN yang sejak Pemilu 1999 sampai 2019 lolos di DPR RI .

Namun, menurut Yoga, kalaupun ada efek elektoral, getarannya sangat kecil alias nonsignifikan. "Mengapa? Pertama, karena masyarakat akan menilai bahwa itu adalah partai politik baru, bukan PAN yang asli. Tetapi partai politik baru yang ingin mendapatkan efek elektoral dari nama PAN. Mungkin berbeda dengan kasus berdirinya Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. Meski para tokoh pimpinan partai politik baru itu adalah mantan kader Golkar, tetapi mereka tidak ingin atau tidak berharap akan mengeruk efek elektoral dari Golkar. Mereka percaya diri atas partai politik baru yang didirikan itu," jelasnya dalam siaran persnya, Kamis (10/9/2020) malam.

( ).

Kedua, lanjut Yoga, dalam kondisi saat ini upaya untuk membangun party identity membutuhkan perjuangan dan sumber daya partai yang besar. Suatu partai politik baru di tengah politik kontemporer mesti berjuang untuk membangun infrastruktur partai, menyiapkan pengurus dan kader militan, harus lolos sebagai peserta pemilu, serta harus lolos parliamentary threshold yang setiap pemilu angkanya semakin naik sesuai ketentuan Undang-Undang Pemilu.

"Karena pengurus dan kader PAN itu rasional dan berakal sehat, tentu akan mempertimbangkan hal tersebut dan tidak akan ikut dengan partai baru. Jika ada yang bergabung kemungkinan hanya kecil saja. Tidak signifikan," katanya.

( ).

Apalagi, lanjut mantan anggota DPR RI ini, para anggota legislatif mulai dari DPR RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/ Kota, dan eksekutif PAN, yang telah berjuang memenangkan kompetisi elektoral, sampai detik ini tidak ada satu pun yang menyatakan akan keluar dari PAN.

( ).

"PAN saat ini fokus melakukan konsolidasi organisasi, penataan pengurus dan kader, membuat program kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat, dan terus berupaya berbuat baik bagi nusa dan bangsa," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3037 seconds (0.1#10.140)