Keputusan SBY untuk Mandito Ratu dan Lakukan Regenerasi Diapresiasi

Minggu, 15 Maret 2020 - 21:33 WIB
Keputusan SBY untuk...
Keputusan SBY untuk Mandito Ratu dan Lakukan Regenerasi Diapresiasi
A A A
JAKARTA - Keputusan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) yang bersedia untuk mandito ratu di tengah masih banyaknya pemimpin tua berkuasa di partai-partai politik nasional, diapresiasi.

Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, SBY memilih untuk mandito ratu dengan mengambil jarak dari politik praktis dan memberikan peluang regenerasi kepemimpinan di Partai Demokrat. (Baca juga: SBY Jabat Ketua Majelis Tinggi Demokrat, AHY Ngaku Sempat Deg-degan)

"Seringkali, politisi selalu melakukan berbagai macam cara untuk naik meraih kekuasaan, namun setelah kekuasaan dipegang, seringkali mereka lupa cara untuk turun dari tangga kekuasaan," katanya, Minggu (15/3/2020).

Tranformasi dan perubahan, kata Umam, merupakan dua kata kunci yang tidak bisa dilepaskan. Untuk memastikan keberlanjutan organisasi, seorang pemimpin harus mampu menjalankan proses kaderisasi secara efektif. Sebab, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menyiapkan kader penerus yang mampu memastikan mesin politi berjalan efektif.

Mengenai terpilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang notabene anak biologis SBY, Umam mengatakan bahwa politik dinasti merupakan realitas demokrasi yang terjadi di negara maju maupun berkembang.

"Selama tidak menyalahi sistem dan mekanisme pemilihan secara demokratis, menurutnya, tidak ada hak pemilik suara yang dikekang dan dimanipulasi, dan terpilihnya berdasarkan permufakatan yang legitimate, maka realitas politik itu bisa dipahami," katanya.

Selain itu, karakter pemimpin dan penerimaan positif publik terhadap seorang figur pemimpin cenderung tidak mudah dimanipulasi. Menurutnya, banyak tokoh nasional yang menghabiskan banyak dana dan logistik untuk meningkatkan popularitas, akseptabilitas dan elektabilitasnya, tetapi terpaksa gigit jari karena agregatnya mentok di angka yang tidak mereka harapkan.

"Saya bisa memahami jika Partai Demokrat berusaha untuk mengkapitalisasi nama AHY sebagai pemimpin mereka ke depan, sebab dalam survei-survei kepemimpinan nasional, nama AHY selalu konsisten berada di urusan atas mewakili gerbong Partai Demokrat, berdampingan dengan nama-nama besar lainnya dari partai, ormas dan kekuatan politik yang lain di tanah air," paparnya.

Diketahui, AHY resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat 2020-2025 secara aklamasi. Putra sulung SBY itu mendapatkan dukungan suara lebih dari 70% dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dalam Kongres V di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu (15/3/2020).
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9034 seconds (0.1#10.140)