Adaptasi di Tengah Pandemi Corona, Perusahaan Bisa Gunakan CRM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia , telah meluluhlantakan semua sisi kehidupan. Dari kalangan menengah atas hingga menengah bawah, turut terdampak dari pandemi ini.
(Baca juga: Bertambah 3.128 Kasus, Ini Sebaran Penambahan Positif Covid-19 di 34 Provinsi)
Kini semua bidang dituntut untuk kreatif dan inovatif agar bisa menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Seperti halnya penerapan protokol kesehatan, dari tingkat atas dan bawah wajib melaksanakan protokol kesehatan.
(Baca juga: Ini 10 Provinsi dengan Kasus Baru Covid-19 Tertinggi, Jakarta Sumbang Terbanyak)
Di perusahaan pun demikian seluruh elemen yang ada dalam perusahaan, tanpa adanya produktivitas yang meningkat, mustahil perusahaan akan bisa survive, terlebih kondisinya seperti saat ini dalam masa pandemi Covid-19.
Ada beberapa hal yang pada akhirnya menjadi tolak ukur bagi perusahaan, khususnya pada saat menilai apakah produktivitasnya meningkat, stagnan atau justru menurun. Standar ini bisa diukur melalui aplikasi CRM yang saat ini menjadi salah satu tools atau media untuk meningkatkan produktivitas kerja di dalam perusahaan.
CEO Barantum, Handri Kosada mengatakan, CRM Barantum yang dikembangkan di Indonesia bisa menjadi salah satu alternatif solusi bagi perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kerja team yang ada.
"Karena secara deskripsi CRM Indonesia (Customer Relationship Management) adalah sebuah sistem yang mampu mengkombinasikan antara kebijakan, proses dan strategi yang telah di terapkan oleh perusahaan menjadi satu kesatuan utuh. Itulah kenapa, produk CRM bisa menjadi tools yang mampu mewujudkan peningkatan produktivitas perusahaan sekalipun dalam masa pandemi Covid-19," kata Handri dalam siaran pers, Sabtu (5/9/2020).
Menurut Handri Kosada, ada beberapa keunggulan CRM, pertama mampu meningkatkan loyalitas pelanggan, kedua mampu mengurangi cost operasional perusahaan, ketiga mampu menjadi media untuk mengefektifkan dan memaksimalkan semua jenis kegiatan yang ada dalam sebuah perusahaan.
"Keempat, CRM akan mampu meningkatkan time to market yang di harapkan oleh perusahaan. CRM pada akhirnya menjadi tools yang sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan revenue perusahaan dari sisi sales dan marketing," ucap Handri.
Dikatakan Handri, jika kesemua hal di atas bisa dilakukan dengan baik, maka secara otomatis produktivitas kerja dari perusahaan bisa di tingkatkan sekalipun dalam kondisi masih terjadi pandemi.
"Di mana model kerja karyawan secara WFH dan pembatasan interaksi social secara langsung menjadi momok tersendiri bagi Bisnis ataupun perusahaan karena dapat menyebabkan penurunan produktifitas yang mana juga akan berpengaruh bagi pendapatan Perusahaan," jelasnya.
Seperti diketahui, setidaknya ada 5 komponen yang mesti menjadi perhatian manajemen dalam mengukur produktivitas perusahaan pertama tolak ukurnya diambil dari produktivitas penjualan (sales). Ini paling mudah untuk kita ukur karena parameternya jelas.
Kedua, pasti terkait masalah profitabilitas perusahaan. Ketiga standar penilaian yang bersifat kuantitatif yaitu standar yang dibuat untuk standar penilaian yang sering diterapkan untuk tugas yang relatif hanya membutuhkan keahlian minimal. Keempat, standar penilaian yang berhubungan dengan kualitatif yaitu penilaian yag diberikan kepada para staf yang tugasnya sangat penting yang berkaitan dengan produk, jasa, dan dalam kasus tertentu operasional.
Kelima dan terakhir adalah produktivitas yang kita nilai berdasarkan tujuan dari manajemen yang bersangkutan. Ini memang lebih rumit tetapi parameter ini juga harus menjadi perhatian kita semua ketika produktivitas perusahaan ingin diukur secara fair.
(Baca juga: Bertambah 3.128 Kasus, Ini Sebaran Penambahan Positif Covid-19 di 34 Provinsi)
Kini semua bidang dituntut untuk kreatif dan inovatif agar bisa menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Seperti halnya penerapan protokol kesehatan, dari tingkat atas dan bawah wajib melaksanakan protokol kesehatan.
(Baca juga: Ini 10 Provinsi dengan Kasus Baru Covid-19 Tertinggi, Jakarta Sumbang Terbanyak)
Di perusahaan pun demikian seluruh elemen yang ada dalam perusahaan, tanpa adanya produktivitas yang meningkat, mustahil perusahaan akan bisa survive, terlebih kondisinya seperti saat ini dalam masa pandemi Covid-19.
Ada beberapa hal yang pada akhirnya menjadi tolak ukur bagi perusahaan, khususnya pada saat menilai apakah produktivitasnya meningkat, stagnan atau justru menurun. Standar ini bisa diukur melalui aplikasi CRM yang saat ini menjadi salah satu tools atau media untuk meningkatkan produktivitas kerja di dalam perusahaan.
CEO Barantum, Handri Kosada mengatakan, CRM Barantum yang dikembangkan di Indonesia bisa menjadi salah satu alternatif solusi bagi perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kerja team yang ada.
"Karena secara deskripsi CRM Indonesia (Customer Relationship Management) adalah sebuah sistem yang mampu mengkombinasikan antara kebijakan, proses dan strategi yang telah di terapkan oleh perusahaan menjadi satu kesatuan utuh. Itulah kenapa, produk CRM bisa menjadi tools yang mampu mewujudkan peningkatan produktivitas perusahaan sekalipun dalam masa pandemi Covid-19," kata Handri dalam siaran pers, Sabtu (5/9/2020).
Menurut Handri Kosada, ada beberapa keunggulan CRM, pertama mampu meningkatkan loyalitas pelanggan, kedua mampu mengurangi cost operasional perusahaan, ketiga mampu menjadi media untuk mengefektifkan dan memaksimalkan semua jenis kegiatan yang ada dalam sebuah perusahaan.
"Keempat, CRM akan mampu meningkatkan time to market yang di harapkan oleh perusahaan. CRM pada akhirnya menjadi tools yang sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan revenue perusahaan dari sisi sales dan marketing," ucap Handri.
Dikatakan Handri, jika kesemua hal di atas bisa dilakukan dengan baik, maka secara otomatis produktivitas kerja dari perusahaan bisa di tingkatkan sekalipun dalam kondisi masih terjadi pandemi.
"Di mana model kerja karyawan secara WFH dan pembatasan interaksi social secara langsung menjadi momok tersendiri bagi Bisnis ataupun perusahaan karena dapat menyebabkan penurunan produktifitas yang mana juga akan berpengaruh bagi pendapatan Perusahaan," jelasnya.
Seperti diketahui, setidaknya ada 5 komponen yang mesti menjadi perhatian manajemen dalam mengukur produktivitas perusahaan pertama tolak ukurnya diambil dari produktivitas penjualan (sales). Ini paling mudah untuk kita ukur karena parameternya jelas.
Kedua, pasti terkait masalah profitabilitas perusahaan. Ketiga standar penilaian yang bersifat kuantitatif yaitu standar yang dibuat untuk standar penilaian yang sering diterapkan untuk tugas yang relatif hanya membutuhkan keahlian minimal. Keempat, standar penilaian yang berhubungan dengan kualitatif yaitu penilaian yag diberikan kepada para staf yang tugasnya sangat penting yang berkaitan dengan produk, jasa, dan dalam kasus tertentu operasional.
Kelima dan terakhir adalah produktivitas yang kita nilai berdasarkan tujuan dari manajemen yang bersangkutan. Ini memang lebih rumit tetapi parameter ini juga harus menjadi perhatian kita semua ketika produktivitas perusahaan ingin diukur secara fair.
(maf)