Angkat Kesejahteraan Petani, Kemnaker Kucurkan Bantuan Padat Karya
loading...
A
A
A
MAGELANG - Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) mengucurkan bantuan program Padat Karya kepada 25 kelompok tani. Mereka ini tergabung dalam Paguyuban Pertanian Merbabu. Bantuan diserahkan langsung Menaker, Ida Fauziyah di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (1/9/2020).
Bantuan ini untuk membantu petani dan pekerja tani menghadapi dinamika masa pandemi Covid-19 . Ida mengatakan, program Padat Karya bertujuan menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan pemberdayaan dan berkelanjutan sehingga mampu menekan angka pengangguran dan setengah penganggur. (Baca juga: Buka Penempatan Pekerja Migran, RI Bisa Kantongi Devisa Rp3,8 T)
Ia berharap program ini bisa menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga bisa memberikan peningkatan produksi pertanian, pengentasan kemiskinan, dan penyediaan lapangan kerja.
"Program padat karya ini selain menyejahterakan petani juga bisa menjadi dorongan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional," kata Ida. (Baca juga: Orang Nganggur dan Miskin Makin Banyak, Program Padat Karya Tunai Jadi Andalan)
Data Kemnaker dan BPJAMSOSTEK menyebutkan, periode April-27 Mei 2020, sebanyak 1.757.464 pekerja formal dan informal terdampak Covid-19. Mereka sangat membutuhkan bantuan stimulan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kemnaker sendiri terus berupaya menekan angka kemiskinan dan menyejahterakan petani melalui program ini. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menghendaki program Padat Karya berbasis pertanian menjadi ujung tombak menekan angka kemiskinan, khususnya di desa.
"Pertanian mempunyai peran penting dalam pembangunan. Selain menyediakan pangan, pertanian juga menjadi sektor penggerak perekonomian, terutama di desa," ujarnya. (Baca juga: Bertambah 1.082 Orang, Jumlah Suspek Covid-19 Menjadi 81.757 Orang)
Lebih lanjut Ida mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merumuskan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja yang disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Data BPS sejak 2015-2019 menyebutkan TPT menurun 0,9 % poin.
Ida menjelaskan, struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada 2019 masih didominasi 3 lapangan pekerjaan utama. Pertanian 27,3%, perdagangan sebesar 18,81%, dan industri pengolahan sebesar 14,96%.
Namun Ida mengingatkan, pemberdayaan masyarakat penganggur yang kena PHK dan dirumahkan akibat Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri. Harus bersinergi dengan para stakeholder. "Kegiatan padat karya ini diharapkan dapat mempunyai efek ganda yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja yang lebih permanen," tandasnya.
Bantuan ini untuk membantu petani dan pekerja tani menghadapi dinamika masa pandemi Covid-19 . Ida mengatakan, program Padat Karya bertujuan menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan pemberdayaan dan berkelanjutan sehingga mampu menekan angka pengangguran dan setengah penganggur. (Baca juga: Buka Penempatan Pekerja Migran, RI Bisa Kantongi Devisa Rp3,8 T)
Ia berharap program ini bisa menyentuh langsung kebutuhan publik sehingga bisa memberikan peningkatan produksi pertanian, pengentasan kemiskinan, dan penyediaan lapangan kerja.
"Program padat karya ini selain menyejahterakan petani juga bisa menjadi dorongan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional," kata Ida. (Baca juga: Orang Nganggur dan Miskin Makin Banyak, Program Padat Karya Tunai Jadi Andalan)
Data Kemnaker dan BPJAMSOSTEK menyebutkan, periode April-27 Mei 2020, sebanyak 1.757.464 pekerja formal dan informal terdampak Covid-19. Mereka sangat membutuhkan bantuan stimulan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kemnaker sendiri terus berupaya menekan angka kemiskinan dan menyejahterakan petani melalui program ini. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menghendaki program Padat Karya berbasis pertanian menjadi ujung tombak menekan angka kemiskinan, khususnya di desa.
"Pertanian mempunyai peran penting dalam pembangunan. Selain menyediakan pangan, pertanian juga menjadi sektor penggerak perekonomian, terutama di desa," ujarnya. (Baca juga: Bertambah 1.082 Orang, Jumlah Suspek Covid-19 Menjadi 81.757 Orang)
Lebih lanjut Ida mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merumuskan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja yang disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Data BPS sejak 2015-2019 menyebutkan TPT menurun 0,9 % poin.
Ida menjelaskan, struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada 2019 masih didominasi 3 lapangan pekerjaan utama. Pertanian 27,3%, perdagangan sebesar 18,81%, dan industri pengolahan sebesar 14,96%.
Namun Ida mengingatkan, pemberdayaan masyarakat penganggur yang kena PHK dan dirumahkan akibat Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri. Harus bersinergi dengan para stakeholder. "Kegiatan padat karya ini diharapkan dapat mempunyai efek ganda yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja yang lebih permanen," tandasnya.
(poe)