Alasan Hasan Nasbi Jawab Dimasak Aja soal Teror Kepala Babi
loading...

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengungkapkan alasannya mengenai pernyataan dimasak aja yang diucapkannya terkait teror kepala babi ke jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana (Cica). Foto/Dok SindoNews
A
A
A
JAKARTA - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengungkapkan alasannya mengenai pernyataan dimasak aja yang diucapkannya terkait teror kepala babi ke jurnalis Tempo Francisca Christy Rosana (Cica) pada Rabu, 20 Maret 2025. Alasannya, untuk mengecilkan pihak peneror, bukan mengecilkan kebebasan pers.
“Justru, ya, respons yang benar itu menurut saya adalah respons seperti yang disampaikan oleh si Francisca itu di cuitan X-nya dia. Justru, respon yang benar itu adalah respons seperti si Francisca itu dengan mengecilkan si peneror," kata Hasan kepada awak media, Sabtu (22/3/2025).
Hasan kembali menegaskan bahwa dirinya justru menyempurnakan respons dari Cica terhadap teror kepala babi tersebut yang diunggahnya melalui akun X agar peneror mengirimkan daging babi secara utuh dan bukan hanya kepala saja. "Jadi kalau dia mengecilkan seperti itu artinya KPI si peneror nggak kesampaian. Bisa stres tuh si peneror kalau direspon dengan cara seperti itu. Nah, KPI nggak kesampaian kan?” tuturnya.
“Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responsnya Si cica itu aja. Ya kalau sudah dikecilkan kayak gitu kan sekalian aja dikecilkan si penerornya dengan cara dimasak kan? Dan si Si Cica itu makan babi kan? Jadi bukan pelecehan itu," jelasnya.
Hasan pun meminta awak media untuk melihat akun X Cica yang justru menanggapi dengan bercanda. "Coba kamu lihat deh X-nya si Cica, menurut saya itu respons yang benar kayak gitu. Jadi kan saya meneruskan itu, kan itu saya sampaikan kemarin. Lho, buktinya dia menangkapinya bercanda aja gitu. Jadi sekarang itu si peneror itu pasti KPI-nya menebar ketakutan. Terus kita besar-besarkan ketakutannya, ya tercapai dong target dia kalau kita besar-besarkan ketakutannya," jelas Hasan.
"Saya menyempurnakan respons itu ya, sekalian aja kan? Kalau orang kirim itu sebagai teror, ternyata bahan makanan dia dimasak ajalah. Peneror kan pasti stres kalau bahan kiriman dia dimasak kan gitu. Kira-kira begitu. Jadi saya bingung kenapa marah-marah, tetapi kirim ajalah namanya orang kan," tambahnya.
Hasan kembali menegaskan bahwa pemerintah menjunjung tinggi kebebasan pers. Apalagi, kebebasan pers dilindungi oleh undang-undang. "Ya kan kalau pemerintah. Soal kebebasan pers itu pemerintah nggak pakai teori lagi. Tapi kan sudah pembuktian. Nggak ada yang dilarang bikin berita."
"Jadi kalau bagi pemerintah itu sudah bukti nyata. Jadi bukan teori lagi gitu lho. Jadi tuduhan-tuduhan semacam itu nggak masuk akal.Tuduhan mengekang kebebasan pers itu nggak masuk akal. Buktinya semua orang boleh ngomong kok," tambahnya.
Hasan mengungkapkan bahwa tidak ada imbauan atau pembahasan khusus dari Presiden Prabowo Subianto. "Tidak ada pembahasan soal ini. Karena memang enggak ada masalah kan? Tidak masalah dari sisi kebebasan pers nggak ada masalah. Jadi tidak ada pembahasan soal ini," pungkasnya.
“Justru, ya, respons yang benar itu menurut saya adalah respons seperti yang disampaikan oleh si Francisca itu di cuitan X-nya dia. Justru, respon yang benar itu adalah respons seperti si Francisca itu dengan mengecilkan si peneror," kata Hasan kepada awak media, Sabtu (22/3/2025).
Hasan kembali menegaskan bahwa dirinya justru menyempurnakan respons dari Cica terhadap teror kepala babi tersebut yang diunggahnya melalui akun X agar peneror mengirimkan daging babi secara utuh dan bukan hanya kepala saja. "Jadi kalau dia mengecilkan seperti itu artinya KPI si peneror nggak kesampaian. Bisa stres tuh si peneror kalau direspon dengan cara seperti itu. Nah, KPI nggak kesampaian kan?” tuturnya.
“Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responsnya Si cica itu aja. Ya kalau sudah dikecilkan kayak gitu kan sekalian aja dikecilkan si penerornya dengan cara dimasak kan? Dan si Si Cica itu makan babi kan? Jadi bukan pelecehan itu," jelasnya.
Hasan pun meminta awak media untuk melihat akun X Cica yang justru menanggapi dengan bercanda. "Coba kamu lihat deh X-nya si Cica, menurut saya itu respons yang benar kayak gitu. Jadi kan saya meneruskan itu, kan itu saya sampaikan kemarin. Lho, buktinya dia menangkapinya bercanda aja gitu. Jadi sekarang itu si peneror itu pasti KPI-nya menebar ketakutan. Terus kita besar-besarkan ketakutannya, ya tercapai dong target dia kalau kita besar-besarkan ketakutannya," jelas Hasan.
"Saya menyempurnakan respons itu ya, sekalian aja kan? Kalau orang kirim itu sebagai teror, ternyata bahan makanan dia dimasak ajalah. Peneror kan pasti stres kalau bahan kiriman dia dimasak kan gitu. Kira-kira begitu. Jadi saya bingung kenapa marah-marah, tetapi kirim ajalah namanya orang kan," tambahnya.
Hasan kembali menegaskan bahwa pemerintah menjunjung tinggi kebebasan pers. Apalagi, kebebasan pers dilindungi oleh undang-undang. "Ya kan kalau pemerintah. Soal kebebasan pers itu pemerintah nggak pakai teori lagi. Tapi kan sudah pembuktian. Nggak ada yang dilarang bikin berita."
"Jadi kalau bagi pemerintah itu sudah bukti nyata. Jadi bukan teori lagi gitu lho. Jadi tuduhan-tuduhan semacam itu nggak masuk akal.Tuduhan mengekang kebebasan pers itu nggak masuk akal. Buktinya semua orang boleh ngomong kok," tambahnya.
Hasan mengungkapkan bahwa tidak ada imbauan atau pembahasan khusus dari Presiden Prabowo Subianto. "Tidak ada pembahasan soal ini. Karena memang enggak ada masalah kan? Tidak masalah dari sisi kebebasan pers nggak ada masalah. Jadi tidak ada pembahasan soal ini," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :