Prabowo Ingin Politik Anggaran Pertahanan Tepat Guna dan Efisien
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, Menhan Prabowo Subianto menekankan agar anggaran pertahanan untuk penguatan dan modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista). (Baca juga: Jokowi: Belanja Pertahanan Harus Diubah Menjadi Investasi Pertahanan)
"Pak Prabowo ingin memastikan politik anggaran kita itu punya empat prinsip. Pertama, tentu adalah tepat guna, efisien, ekonomis. Kedua, tentu memperhatikan aspek geopolitik dan geostrategis," kata Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Untuk itu, kata Dahnil, Prabowo kerap melakukan kunjungan ke luar negeri. Menurut Dahnil, kunjungan Prabowo ke luar negeri untuk melakukan diplomasi pertahanan sekaligus menjaga hubungan yang baik dengan negara yang memiliki alutsista mumpuni. (Baca juga: Anggaran Kemhan Paling Besar, Jokowi: Jangan Ada Mark Up Lagi)
"Misal ke Iran. Kan beli senjata itu tidak seperti beli mobil di dealer atau beli tivi. Tapi butuh kesepakatan butuh clearance G to G sekarang. Apalagi bisnis senjata itu membelinya walau business to business tetap saja nanti clearance nya G to G. Atau government and government," ungkapnya. (Baca juga: Menhan Prabowo Ajak Bangun Sistem Pertahanan yang Kuat)
Dari keseluruhan peningkatan sistem pertahanan maka dibutuhkan upaya diplomasi yang terus menerus. Sehingga, jika ada pihak-pihak yang mengritik Prabowo hanya jalan-jalan ke luar negeri, dia setuju dengan Presiden Jokowi bahwa pihak-pihak tersebut tidak memiliki pemahaman yang baik tentang sistem pertahanan. "Jadi kritik yang sebut Pak Prabowo jalan-jalan ini bukti bahwa ada masalah dengan literasi pertahanan para politisi kita," kata dia.
"Pak Prabowo ingin memastikan politik anggaran kita itu punya empat prinsip. Pertama, tentu adalah tepat guna, efisien, ekonomis. Kedua, tentu memperhatikan aspek geopolitik dan geostrategis," kata Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Untuk itu, kata Dahnil, Prabowo kerap melakukan kunjungan ke luar negeri. Menurut Dahnil, kunjungan Prabowo ke luar negeri untuk melakukan diplomasi pertahanan sekaligus menjaga hubungan yang baik dengan negara yang memiliki alutsista mumpuni. (Baca juga: Anggaran Kemhan Paling Besar, Jokowi: Jangan Ada Mark Up Lagi)
"Misal ke Iran. Kan beli senjata itu tidak seperti beli mobil di dealer atau beli tivi. Tapi butuh kesepakatan butuh clearance G to G sekarang. Apalagi bisnis senjata itu membelinya walau business to business tetap saja nanti clearance nya G to G. Atau government and government," ungkapnya. (Baca juga: Menhan Prabowo Ajak Bangun Sistem Pertahanan yang Kuat)
Dari keseluruhan peningkatan sistem pertahanan maka dibutuhkan upaya diplomasi yang terus menerus. Sehingga, jika ada pihak-pihak yang mengritik Prabowo hanya jalan-jalan ke luar negeri, dia setuju dengan Presiden Jokowi bahwa pihak-pihak tersebut tidak memiliki pemahaman yang baik tentang sistem pertahanan. "Jadi kritik yang sebut Pak Prabowo jalan-jalan ini bukti bahwa ada masalah dengan literasi pertahanan para politisi kita," kata dia.
(cip)