Ngeceng Juga Ada Etikanya (Bagian 1)
loading...
A
A
A
Ngeceng sebagai Komunikasi Antarpribadi
Dalam ilmu komunikasi, ceng-cengan merupakan kegiatan komunikasi antar pribadi yang sering disebut deadic communications. Kegiatannya berlangsung antara dua orang atau lebih secara berhadapan muka. Ciri khas dari komunikasi antara pribadi ini ialah sifatnya yang dua arah (two way traffic communication).
Dari sudut tata bahasa ngeceng adalah sejenis kata kerja. Apabila kata kerja itu dilakukan berbalas-balasan bentuknya menjadi ceng-cengan. Istilah itu definisi bebasnya, Ceng-cengan adalah merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh antar pribadi dalam satu kelompok (Darmani, 1990). Umumnya menggunakan kata-kata bernada lucu, paling tidak menurut ukuran mereka yang terlibat dalam kegiatannya baik langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi antar pribadi yang didukung oleh pengalaman yang sama, berlangsung amat efektif, dikarenakan tanggapan komunikasi dapat dengan segera, baik secara verbal dalam bentuk jawaban kata-kata maupun nonverbal dalam bentuk gerakan anggota badan.
Ceng-cengan sebagai bentuk kegiatan komunikasi juga demikan karena apabila melihat prosesnya antara pesan dan arus balik begitu cepat. Seolah-olah tidak terdapat hambatan sedikitpun di dalamnya antara komunikator dan komunikan berkomunikasi demikian lancar, itu dikarenakan adanya kesamaan pengalaman.
Kalau memperhatikan ragam kata yang dilontarkan dalam ceng-cengan, terlihat kesan diucapkan seenaknya, mungkin secara awam dapat di anggap "Seronok". Tetapi, bagi anak muda yang bisa melakukan tampaknya tingkat keragaman kata-kata itulah yang menjadi seni. Karena semakin banyak ragam kata suasananya akan semakin meriah, yang tidak kalah menarik di sini ialah latar belakang kemasyarakatan, tingkah laku ceng-cengan, serta manfaat dalam menunjang pergaulan sesama anak muda.
Ngeceng sebagai aktivitas Komunikasi pada Masyarakat Betawi.
Satu hal yang menjadi ciri khas kegiatan ceng-cengan dalam penggunaan kata-kata, yang umumnya bernada lucu itu terlibat pada saat kegiatan berlangsung yang selalu diliputi oleh suasana meriah penuh dengan gelak tawa. Begitu memasyarakatnya istilah ngeceng dalam masyarakat Betawi, dalam hal ini kalangan anak muda khususnya, namun sampai sejauh itu belum tentu dikenal oleh masyarakat lain.
Lewat berbagai tayangan drama-drama pada media baik sinetron, film, lawakan yang berlatar budaya Betawi, kerap kali dalam adegan selalu saja ada Bagian "Ceng-cengan, Ngeceng" seperti film-film yang dibintangi almarhum Benyamin S, Bokir, Anen, dll. Juga dalam Sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" juga banyak terselip Ceng-cengan dalam setiap episode.
Itulah salah satu sisi kebudayaan yang dimiliki masyarakat betawi yang cukup banyak mewarnai, masuk relung lika-liku kehidupan sosial manusia, menjadi oase untuk mengurangi ketegangan urat syaraf kita dalam berbagai aktivitas kehidupan keseharian kita, karena ketika intune ngeceng, ceng-cengan membuat gelak tawa, humor yang menyehatkan rohani kita.
Dalam ilmu komunikasi, ceng-cengan merupakan kegiatan komunikasi antar pribadi yang sering disebut deadic communications. Kegiatannya berlangsung antara dua orang atau lebih secara berhadapan muka. Ciri khas dari komunikasi antara pribadi ini ialah sifatnya yang dua arah (two way traffic communication).
Dari sudut tata bahasa ngeceng adalah sejenis kata kerja. Apabila kata kerja itu dilakukan berbalas-balasan bentuknya menjadi ceng-cengan. Istilah itu definisi bebasnya, Ceng-cengan adalah merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh antar pribadi dalam satu kelompok (Darmani, 1990). Umumnya menggunakan kata-kata bernada lucu, paling tidak menurut ukuran mereka yang terlibat dalam kegiatannya baik langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi antar pribadi yang didukung oleh pengalaman yang sama, berlangsung amat efektif, dikarenakan tanggapan komunikasi dapat dengan segera, baik secara verbal dalam bentuk jawaban kata-kata maupun nonverbal dalam bentuk gerakan anggota badan.
Ceng-cengan sebagai bentuk kegiatan komunikasi juga demikan karena apabila melihat prosesnya antara pesan dan arus balik begitu cepat. Seolah-olah tidak terdapat hambatan sedikitpun di dalamnya antara komunikator dan komunikan berkomunikasi demikian lancar, itu dikarenakan adanya kesamaan pengalaman.
Kalau memperhatikan ragam kata yang dilontarkan dalam ceng-cengan, terlihat kesan diucapkan seenaknya, mungkin secara awam dapat di anggap "Seronok". Tetapi, bagi anak muda yang bisa melakukan tampaknya tingkat keragaman kata-kata itulah yang menjadi seni. Karena semakin banyak ragam kata suasananya akan semakin meriah, yang tidak kalah menarik di sini ialah latar belakang kemasyarakatan, tingkah laku ceng-cengan, serta manfaat dalam menunjang pergaulan sesama anak muda.
Ngeceng sebagai aktivitas Komunikasi pada Masyarakat Betawi.
Satu hal yang menjadi ciri khas kegiatan ceng-cengan dalam penggunaan kata-kata, yang umumnya bernada lucu itu terlibat pada saat kegiatan berlangsung yang selalu diliputi oleh suasana meriah penuh dengan gelak tawa. Begitu memasyarakatnya istilah ngeceng dalam masyarakat Betawi, dalam hal ini kalangan anak muda khususnya, namun sampai sejauh itu belum tentu dikenal oleh masyarakat lain.
Lewat berbagai tayangan drama-drama pada media baik sinetron, film, lawakan yang berlatar budaya Betawi, kerap kali dalam adegan selalu saja ada Bagian "Ceng-cengan, Ngeceng" seperti film-film yang dibintangi almarhum Benyamin S, Bokir, Anen, dll. Juga dalam Sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" juga banyak terselip Ceng-cengan dalam setiap episode.
Itulah salah satu sisi kebudayaan yang dimiliki masyarakat betawi yang cukup banyak mewarnai, masuk relung lika-liku kehidupan sosial manusia, menjadi oase untuk mengurangi ketegangan urat syaraf kita dalam berbagai aktivitas kehidupan keseharian kita, karena ketika intune ngeceng, ceng-cengan membuat gelak tawa, humor yang menyehatkan rohani kita.