Kapal BHO untuk Perkuat Pertahanan Laut

Selasa, 15 Oktober 2024 - 05:07 WIB
loading...
A A A
Dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional, maupun nasional yang sangat cepat dan kompleks, serta perkembangan teknologi menuntut fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan ketangguhan luar biasa dari TNI AL untuk mampu bernavigasi pada kondisi yang penuh tantangan. Bernavigasi pada kondisi penuh tantangan ini mensyaratkan peran Pushidrosal.

Sementara itu, Kristiyono Kristiyono dkk dalam ā€˜Peran Nyata Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut dalam Penanggulangan Bencanaā€™ā€™ yang dimuat dalam jurna idu.ac.id/ memaparkan, Pushidrosal bertugas untuk melaksanakan pembinaan hidro-oseanografi dalam rangka mendukung kepentingan TNI maupun kepentingan sipil, serta menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut.

Dipaparkan, Undang-Undang No 34 tahun 2004 tentang TNI menyebutkan bahwa tugas pokok operasi militer selain perang di antaranya adalah membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Selaras dengan tugas yang diberikan konstitusi kepada TNI, maka Pushidrosal juga mengemban fungsi untuk penanggulangan bencana, baik bencana alam, bencana non alam, dan membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).

Musibah KRI Nanggala-402 Jangan Terulang

Hari Rabu, 21 April 2021 menjadi hari berkabung bagi TNI AL, khususnya jajaran Satuan Kapal Selam. Betapa tidak, sekitar pukul 03.00 Wita mereka menerima kabar bahwa KRI Nanggala (402) hilang kontak saat sedang melakukan latihan di perairan utara Bali. Hilangnya alutsista buatan Jerman pada 1979 itu berujung duka setelah kapal selam dipastikan tenggelam. 53 orang awak Hiu Kencana yang dipimpin Kolonel Harry Setyawan pun dinyatakan gugur dalam tugas.

baca juga: Prabowo Ingin Jumlah Kapal Perang TNI AL yang Dimodernisasi Bertambah

Dalam pencarian kapal hilang, Indonesia melibatkan kapal milik Angkatan Laut China, yakni Tug Nantuo-195, Rescue Yong Xing Dao-863 dan Tan Suo 2.ug Nantuo-195 dan Xing Dao-863. Masing-masing kapal memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Untuk Tan Suo 2 memiliki kemampuan scientific salvage. Salvage sendiri adalah kemampuan mengangkat benda dari bawah air. Kapal tersebut juga bisa membawa submachical, para expert oceanografi maupun hidrografi. Selain kapal milik China, turut dilibatkan pula MV Swift Rescue milik Singapura.

Tak kalah penting adalah peran KRI Rigel (933). Kapal milik Pushidrosal itu berhasil melakukan pemindaian dengan menggunakan multibeam sonar dan magnetometer, sehingga menghasilkan citra bawah air lebih detail. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kala itu, memastikan citra yang diperoleh KRI Rigel dikonfirmasi sebagai bagian dariKRI Nanggala (402).

Secara detail, bagian kapal selam yang ditemukan berupa kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selang timbul, serta bagian kapal lain termasuk baju keselamatan awak. Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, Panglima TNI menyatakan KRI Nanggala (402)telah tenggelam dan seluruh awaknya gugur.

Berdasar penelusuran, kapal BHO tercatat berperang penting dalam peran search and rescue (SAR) beberapa peristiwa penting di Tanah Air. Peran dimaksud antara lain membantu pencarian jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat, pada Januari 2007; pencarian pesawat Boeing 737 MAX 8 PK-LQP milik Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang (29/10/2018); dan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (09/01/2021).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1119 seconds (0.1#10.140)