Tantangan Kabinet Indonesia Maju
A
A
A
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan susunan kabinetnya kemarin. Ada 34 menteri yang dilantik dan ditugasi untuk menempati sejumlah kementerian. Menteri yang akan membantu Jokowi 53% berasal dari kalangan profesional dan sisanya 47% berasal dari partai politik. Nama yang diusung pun sangat optimistis, yakni Kabinet Indonesia Maju.
Optimisme mengiringi pelantikan menteri baru ini. Sejumlah nama baru, terutama menteri dari kalangan profesional, dinilai punya kapasitas mumpuni. Diharapkan kinerja Kabinet Indonesia Maju, sebagaimana namanya, benar-benar dapat membawa Indonesia lebih maju di segala bidang di tengah kerasnya tantangan yang ada. Kabinet Indonesia Maju diharapkan membuat pencapaian yang melebihi yang dicapai Kabinet Kerja di periode pertama Jokowi.Ada banyak fakta menarik dalam penunjukan menteri untuk mengisi formasi kabinet kali ini. Salah satunya dipilihnya Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan. Ini memunculkan diskusi seru di media massa maupun di media sosial berhubung Prabowo yang merupakan ketua umum Partai Gerindra adalah rival Jokowi dalam dua kali pelaksanaan pemilihan presiden.Fakta menarik lain, ada tiga partai politik parlemen yang kadernya tidak terakomodasi dalam kabinet. Mereka adalah PKS, Demokrat, dan PAN. Apakah ketiga partai itu lantas akan menjadi oposisi sejati pemerintah di parlemen atau hanya opisisi “seolah-olah”? Kita akan melihatnya nanti.Terlepas dari banyaknya kejutan dan kontroversi atas pemilihan menteri ini, sangat penting meneropong sejauh mana kabinet baru ini mampu membantu Jokowi dalam mewujudkan visi misi dan melunasi sejumlah janji politiknya.Apalagi tantangan yang dihadapi ke depan sangat tidak ringan. Di bidang ekonomi, tantangan terbesar adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari hanya rata-rata 5% selama periode pertama Jokowi menjadi 7%.Ada optimisme akan masa depan cerah ekonomi dengan melihat komposisi menteri yang dipilih. Meskipun pos kementerian bidang ekonomi ini tidak sepenuhnya diisi figur profesional, terpilihnya kembali Sri Mulyani sebagai menteri keuangan dan munculnya Erick Thohir sebagai menteri BUMN setidaknya memberi angin segar.Jokowi akan meninggalkan catatan baik jika periode keduanya ini mampu membangkitkan ekonomi Indonesia yang bermuara pada menurunnya angka penduduk miskin dan makin meratanya kesejahteraan.Hal yang juga menjadi tantangan adalah sektor hukum dan HAM. Di bidang keamanan, ketahanan Indonesia diuji sebagai bangsa dengan makin menguatnya radikalisme yang tak jarang memicu munculnya aksi terorisme. Saatnya pemerintah memiliki pendekatan yang efektif dalam meredam aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.Pemerintah juga perlu terus mengintensifkan dialog dengan berbagai elemen demi menjaga kemajemukan dan menjaga keutuhan NKRI dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Korupsi sebagai kejahatan luar biasa juga menjadi pekerjaan rumah besar bagi Jokowi dan kabinetnya.Pekerjaan makin berat di tengah menguatnya pesimisme publik. Di akhir periode pertama sebagai presiden, Jokowi justru menyetujui revisi UU Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) yang oleh sebagian kalangan dinilai melemahkan KPK. Semua permasalahan di bidang hukum dan keamanan ini menjadi tantangan Mahfud MD yang dipercaya sebagai menteri koordinator bidang politik hukum dan keamanan (menko polhukam) untuk diselesaikan.Di periode keduanya, Jokowi mencanangkan akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pemilihan CEO GoJek Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan tentu bagian dari upaya membenahi dan meningkatkan kualitas generasi muda melalui pendidikan.Nadiem yang dikenal bertangan dingin dalam membangun dan membesarkan GoJek kini ditantang menyiapkan SDM-SDM yang siap terjun langsung ke dunia kerja. Terkait ini Presiden Jokowi sendiri berpesan langsung ke Nadiem agar tercipta link anda match antara pendidikan dan industri. Dengan begitu angkatan muda tidak sulit lagi mencari pekerjaan sehingga pengangguran berkurang.Usia Kabinet Indonesia Maju baru hitungan hari. Selepas pengumuman kabinet, kita melihat ada figur menteri yang keahliannya tepat dengan pos yang ditempatinya, tetapi ada pula yang tidak. Mengenai banyaknya figur anggota partai yang diangkat menjadi menteri di kementerian strategis, ada yang menanggapi pesimistis, tetapi ada juga yang optimistis. Semua pihak tentu berhak berpendapat. Namun tidak tepat jika penilaian dilakukan sekarang. Berikan waktu kepada para menteri ini untuk bekerja.
Optimisme mengiringi pelantikan menteri baru ini. Sejumlah nama baru, terutama menteri dari kalangan profesional, dinilai punya kapasitas mumpuni. Diharapkan kinerja Kabinet Indonesia Maju, sebagaimana namanya, benar-benar dapat membawa Indonesia lebih maju di segala bidang di tengah kerasnya tantangan yang ada. Kabinet Indonesia Maju diharapkan membuat pencapaian yang melebihi yang dicapai Kabinet Kerja di periode pertama Jokowi.Ada banyak fakta menarik dalam penunjukan menteri untuk mengisi formasi kabinet kali ini. Salah satunya dipilihnya Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan. Ini memunculkan diskusi seru di media massa maupun di media sosial berhubung Prabowo yang merupakan ketua umum Partai Gerindra adalah rival Jokowi dalam dua kali pelaksanaan pemilihan presiden.Fakta menarik lain, ada tiga partai politik parlemen yang kadernya tidak terakomodasi dalam kabinet. Mereka adalah PKS, Demokrat, dan PAN. Apakah ketiga partai itu lantas akan menjadi oposisi sejati pemerintah di parlemen atau hanya opisisi “seolah-olah”? Kita akan melihatnya nanti.Terlepas dari banyaknya kejutan dan kontroversi atas pemilihan menteri ini, sangat penting meneropong sejauh mana kabinet baru ini mampu membantu Jokowi dalam mewujudkan visi misi dan melunasi sejumlah janji politiknya.Apalagi tantangan yang dihadapi ke depan sangat tidak ringan. Di bidang ekonomi, tantangan terbesar adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari hanya rata-rata 5% selama periode pertama Jokowi menjadi 7%.Ada optimisme akan masa depan cerah ekonomi dengan melihat komposisi menteri yang dipilih. Meskipun pos kementerian bidang ekonomi ini tidak sepenuhnya diisi figur profesional, terpilihnya kembali Sri Mulyani sebagai menteri keuangan dan munculnya Erick Thohir sebagai menteri BUMN setidaknya memberi angin segar.Jokowi akan meninggalkan catatan baik jika periode keduanya ini mampu membangkitkan ekonomi Indonesia yang bermuara pada menurunnya angka penduduk miskin dan makin meratanya kesejahteraan.Hal yang juga menjadi tantangan adalah sektor hukum dan HAM. Di bidang keamanan, ketahanan Indonesia diuji sebagai bangsa dengan makin menguatnya radikalisme yang tak jarang memicu munculnya aksi terorisme. Saatnya pemerintah memiliki pendekatan yang efektif dalam meredam aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.Pemerintah juga perlu terus mengintensifkan dialog dengan berbagai elemen demi menjaga kemajemukan dan menjaga keutuhan NKRI dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Korupsi sebagai kejahatan luar biasa juga menjadi pekerjaan rumah besar bagi Jokowi dan kabinetnya.Pekerjaan makin berat di tengah menguatnya pesimisme publik. Di akhir periode pertama sebagai presiden, Jokowi justru menyetujui revisi UU Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) yang oleh sebagian kalangan dinilai melemahkan KPK. Semua permasalahan di bidang hukum dan keamanan ini menjadi tantangan Mahfud MD yang dipercaya sebagai menteri koordinator bidang politik hukum dan keamanan (menko polhukam) untuk diselesaikan.Di periode keduanya, Jokowi mencanangkan akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pemilihan CEO GoJek Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan tentu bagian dari upaya membenahi dan meningkatkan kualitas generasi muda melalui pendidikan.Nadiem yang dikenal bertangan dingin dalam membangun dan membesarkan GoJek kini ditantang menyiapkan SDM-SDM yang siap terjun langsung ke dunia kerja. Terkait ini Presiden Jokowi sendiri berpesan langsung ke Nadiem agar tercipta link anda match antara pendidikan dan industri. Dengan begitu angkatan muda tidak sulit lagi mencari pekerjaan sehingga pengangguran berkurang.Usia Kabinet Indonesia Maju baru hitungan hari. Selepas pengumuman kabinet, kita melihat ada figur menteri yang keahliannya tepat dengan pos yang ditempatinya, tetapi ada pula yang tidak. Mengenai banyaknya figur anggota partai yang diangkat menjadi menteri di kementerian strategis, ada yang menanggapi pesimistis, tetapi ada juga yang optimistis. Semua pihak tentu berhak berpendapat. Namun tidak tepat jika penilaian dilakukan sekarang. Berikan waktu kepada para menteri ini untuk bekerja.
(nag)