Tantangan Kabinet Indonesia Maju

Kamis, 24 Oktober 2019 - 06:18 WIB
Tantangan Kabinet Indonesia Maju
Tantangan Kabinet Indonesia Maju
A A A
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meng­umum­kan susunan kabinetnya kemarin. Ada 34 menteri yang dilantik dan ditugasi untuk me­nem­pati se­jumlah kementerian. Menteri yang akan membantu Jokowi 53% berasal dari kalangan profesional dan sisanya 47% berasal dari partai politik. Nama yang diusung pun sangat op­timistis, yakni Kabinet Indonesia Maju.
Optimisme mengiringi pelantikan menteri baru ini. Sejumlah nama baru, terutama menteri dari kalangan profesional, dinilai punya kapasitas mumpuni. Diharapkan kinerja Kabinet Indonesia Maju, se­ba­gaimana namanya, benar-benar dapat membawa In­donesia lebih maju di segala bidang di tengah kerasnya tantangan yang ada. Kabinet Indonesia Maju diharapkan membuat pen­capaian yang melebihi yang dicapai Kabinet Kerja di periode pertama Jokowi.Ada banyak fakta menarik dalam penunjukan menteri untuk mengisi formasi kabinet kali ini. Salah satunya dipilihnya Pra­bowo Subianto sebagai menteri pertahanan. Ini me­mun­cul­kan diskusi seru di media massa maupun di media sosial ber­hubung Prabowo yang merupakan ketua umum Partai Gerindra adalah rival Jokowi dalam dua kali pelaksanaan pemilihan pre­siden.Fakta menarik lain, ada tiga partai politik parlemen yang kadernya tidak terakomodasi dalam kabinet. Mereka adalah PKS, Demokrat, dan PAN. Apakah ketiga partai itu lantas akan menjadi oposisi sejati pemerintah di parlemen atau hanya opisisi “seolah-olah”? Kita akan melihatnya nanti.Terlepas dari banyaknya kejutan dan kon­troversi atas pe­mi­lih­an menteri ini, sangat penting me­ne­ro­pong sejauh mana ka­binet baru ini mampu membantu Jokowi dalam mewujudkan visi misi dan melunasi sejumlah janji po­li­tik­nya.Apalagi tantangan yang dihadapi ke depan sangat tidak ri­ngan. Di bidang ekonomi, tantangan terbesar adalah bagaimana me­ning­kat­kan per­tum­buhan ekonomi dari hanya rata-rata 5% selama pe­riode pertama Jokowi menjadi 7%.Ada optimisme akan masa de­pan cerah eko­nomi dengan melihat komposisi menteri yang di­pi­lih. Meskipun pos kementerian bidang eko­no­mi ini tidak se­pe­nuh­nya diisi figur profesional, terpilihnya kem­bali Sri Mulyani sebagai menteri keuangan dan munculnya Erick Thohir sebagai menteri BUMN setidaknya memberi angin segar.Jokowi akan me­ning­gal­kan catatan baik jika periode keduanya ini mampu mem­bang­kitkan ekonomi Indonesia yang bermuara pada menurunnya angka penduduk miskin dan makin me­ra­ta­nya kesejahteraan.Hal yang juga menjadi tantangan adalah sektor hukum dan HAM. Di bidang keamanan, ketahanan Indonesia diuji sebagai bangsa dengan makin menguatnya radikalisme yang tak jarang memicu munculnya aksi terorisme. Saatnya pemerintah me­mi­liki pendekatan yang efektif dalam meredam aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.Pemerintah juga perlu terus meng­intensifkan dialog dengan berbagai elemen demi menjaga ke­ma­je­mukan dan menjaga keutuhan NKRI dalam bingkai Bhi­n­ne­ka Tung­gal Ika. Korupsi sebagai kejahatan luar biasa juga menjadi pe­ker­jaan rumah besar bagi Jokowi dan kabinetnya.Pekerjaan ma­kin berat di tengah menguatnya pesimisme publik. Di akhir pe­rio­de pertama sebagai presiden, Jokowi justru menyetujui revisi UU Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) yang oleh sebagian kalangan dinilai me­le­mahkan KPK. Semua permasalahan di bidang hukum dan ke­amanan ini menjadi tan­tangan Mahfud MD yang di­percaya se­bagai menteri koor­di­nator bidang politik hukum dan ke­amanan (menko pol­hukam) untuk diselesaikan.Di periode keduanya, Jokowi mencanangkan akan fokus pada pe­ngembangan sumber daya manusia (SDM). Pemilihan CEO GoJek Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan ke­bu­da­yaan tentu bagian dari upaya membenahi dan meningkatkan kua­litas generasi muda melalui pendidikan.Nadiem yang dikenal ber­tangan dingin dalam membangun dan membesarkan GoJek kini ditantang menyiapkan SDM-SDM yang siap terjun langsung ke dunia kerja. Terkait ini Presiden Jokowi sendiri berpesan lang­sung ke Nadiem agar tercipta link anda match antara pen­didikan dan in­dustri. Dengan begitu angkatan muda tidak sulit lagi men­cari pe­ker­jaan sehingga pengangguran berkurang.Usia Kabinet Indonesia Maju baru hitungan hari. Selepas pe­ngumuman kabinet, kita melihat ada figur menteri yang ke­ah­lian­nya tepat dengan pos yang ditempatinya, tetapi ada pula yang tidak. Mengenai banyaknya figur anggota partai yang diangkat menjadi menteri di kementerian strategis, ada yang menanggapi pesimistis, tetapi ada juga yang optimistis. Semua pihak tentu berhak ber­pendapat. Namun tidak tepat jika pe­nilaian dilakukan sekarang. Be­ri­kan waktu kepada para menteri ini untuk bekerja.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3347 seconds (0.1#10.140)