Perang Dagang dan Peluang Menarik Investasi AS

Kamis, 17 Oktober 2019 - 06:01 WIB
Perang Dagang dan Peluang Menarik Investasi AS
Perang Dagang dan Peluang Menarik Investasi AS
A A A
Dave Laksono
Anggota DPR RI dari Partai Golkar

PERANG dagang antara Amerika Serikat dan China berdampak secara signifikan pada kondisi perekonomian global pada umumnya dan Indonesia secara khusus. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai dampak dan potensinya, pertama kita perlu melihat dampak langsung dan tidak langsung dari perang dagang atau tarif antara AS dan China tersebut pada negara-negara seperti Indonesia.

Perang tarif antara AS dan China saat ini adalah gejala dari serangkaian permasalahan yang sangat mendasar, yakni terkait dengan adanya ketidaksetaraan dalam globalisasi, beberapa persaingan yang tidak fair antara negara kaya ditambah persaingan geoekonomi dan politik antara kepemimpinan China dan AS serta sistem perdagangan yang berbasis pada aturan saat ini yang sudah tidak memadai lagi dalam menghadapi kebangkitan suatu negara, khususnya pada negara besar seperti China dan Amerika Serikat.

Kurangnya kebersamaan antarnegara dalam globalisasi saat ini membuat dimensi mengenai negara sedikit bergeser, yang pada akhirnya mengarah pada platform politik yang lebih nasionalistis dan proteksionis. Inilah yang kemudian menyebabkan beberapa negara merespons fenomena tersebut dengan lebih memproteksi kebijakan ekonomi negaranya, salah satunya adalah Brexit di Inggris dan kebijakan Donald Trump dalam mengamankan ekonomi negara AS.

Ketika respons terhadap gejala tersebut hadir baik itu di dalam dan di luar negeri, negara-negara seperti Indonesia, perlu memiliki arah dan respons strategis yang diperlukan untuk memperkuat ekonomi di dalam negeri, di kawasan, dan di seluruh dunia.

Dalam kasus Indonesia, nasionalisme dan proteksionisme tidak banyak terkait dengan masalah ketimpangan seperti di negara maju dan telah melekat dalam retorika politik dan kebijakan publik di Indonesia. Meski secara domestik ketimpangan itu tidak begitu kuat dan dapat memberikan banyak peluang, tidak bisa dimungkiri yang paling akan dirasa adalah daya beli masyarakat. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan sedikit mengalami hambatan dan ini kemudian akan menjadi fenomena dinamis dalam ekonomi.

Dengan kondisi tersebut, kebijakan perang dagang antara AS dan China menyebabkan terjadinya perang tarif bea masuk maupun keluar dalam perdagangan antara kedua negara. Dengan kenaikan tersebut maka secara tidak langsung proteksionisme sedang dipraktikkan. Negara-negara seperti Indonesia dan Asia Tenggara lainnya akan memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung dari perang dagang tersebut. Kedua dampak itu membawa peluang di beberapa sektor yang bisa menjadi peluang baru di pasar dalam negeri.

Sebelum menyimpulkan sektor apa yang dapat menjadi peluang tersebut, secara ringkas kita melihat apa saja kedua dampak perang dagang tersebut bagi Indonesia dan dunia. Pertama , dampak secara langsung. Perang dagang AS dan China bagi Indonesia membawa dampak cukup signifikan, yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan ketidakpastian ekonomi dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan perkiraannya dan pada Januari 2019, IMF memproyeksikan untuk pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,5% menjadi 3,3% pada 2019 (IMF Report 2019 ). Melemahnya pertumbuhan ekonomi tersebut membuat target pertumbuhan juga tidak terlalu dipacu, sehingga untuk 2020 ditargetkan sebesar 5,3% dan banyak yang menganggap kondisi ini bersifat stagnan. Dampak langsung dari perang dagang cukup membuat beberapa negara defensif karena mencoba bertahan dan berupaya untuk melihat situasi ke depan.

Kedua, dampak secara tidak langsung. Bagi Indonesia dan negara-negara lain khususnya pada kawasan ASEAN, muncul potensi relokasi investasi serta pengalihan perdagangan. Pada faktor relokasi investasi misalnya, akan ada relokasi kapasitas produksi dari perusahaan

China atau perusahaan multinasional untuk melayani pasar AS atau pasar lain yang dipengaruhi oleh tarif AS, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dampak tidak langsung tersebut muncul sebuah peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan investasi dari negara-negara AS dan China.

Bila pemerintah saat ini terfokus pada bagaimana memindahkan pabrik-pabrik dari China untuk merelokasinya ke Indonesia, khususnya pabrik yang memiliki dampak dari perang dagang dengan AS, maka perlu dipertimbangkan juga bagaimana peluang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar asal AS dalam bentuk bidang industri yang lain.

Dari sini, kita dapat melihat bahwa perang dagang yang terekspos selama ini yakni persoalan di industri seperti baja, IT, elektronik, produk tekstil. Namun, ada kepentingan bisnis yang sebenarnya masih saling bergantung dan luput terlihat di permukaan dari pertarungan antara China dan AS tersebut, yakni industri hiburan seperti olahraga dan film.

Kedua industri tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk dimanfaatkan menjadi bentuk kerja sama investasi yang perlu dikembangkan serta semakin dipermudah regulasi berkaitan dengan itu. Industri olahraga dan film dari AS dapat menjadi alternatif peluang terbaru untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Pada industri film misalnya, kebergantungan masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah perkotaan dengan film Hollywood, cukup menjadi potensi besar.

Beberapa film produksi dari AS tersebut bahkan cukup menopang bisnis bioskop-bioskop dan mendapat pemasukan cukup besar yang secara tidak langsung membantu menaikkan ekonomi. Belum lagi kerja sama antara industri film Indonesia dan Hollywood yang menghasilkan produksi film bersama dengan membawa beberapa artis dari negara kita bermain dalam film-film box office.

Sementara pada industri olahraga, potensi besar bisa didapatkan dari sini dengan banyak melakukan kerja sama dalam pengiriman atlet ataupun bertukar informasi mengenai bagaimana membuat olahraga sebagai industri. Olahraga di AS telah menjadi sebuah industri dari sisi media, cabang olahraga, dan aksesorinya. Indonesia harus memanfaatkan peluang industri olahraga ini dan untuk mewujudkannya perlu ada regulasi khusus untuk mengaturnya.

Sebagai kesimpulan dan saran, bahwa perang dagang AS-China bisa menjadi peluang serta potensi besar bagi Indonesia untuk merambah pasar AS. Caranya dengan menjadikan industri yang luput dari target pemerintah saat ini, yaitu film dan olahraga. Untuk itu, perlu kiranya saat ini pemerintah mengatur regulasi tentang itu dengan hal yang paling utama adalah mempermudah proses investasi, salah satu caranya dengan regulasi yang mendukung industri tersebut.

Hal yang lain adalah pajak bea masuk untuk industri tersebut yang perlu dilonggarkan bagi investor agar dapat secara deras masuk ke Indonesia. Dengan melihat potensi dan peluang industri di atas, perang dagang akan membawa dampak yang cukup positif bagi Indonesia.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7621 seconds (0.1#10.140)