Pendaratan 178 Prajurit Kopassus saat Operasi Naga Berantakan, LB Moerdani Balikkan Keadaaan Ringkus 500 Pasukan Musuh
loading...
A
A
A
Upaya Belanda menangkap Benny tak berhasil dan terus gagal hingga akhirnya gencatan senjata antara Pasukan Naga dan Marinir Belanda disepakati. Pada 17 Agustus 1962 Benny bersama pasukannya dijamu makan di Markas Marinir Belanda di Merauke.
Saat itu, Benny terkejut mengetahui jaketnya terpampang di dinding Markas Marinir Belanda. Jaket hasil sitaan dalam pertempuran Sungai Kumbai milik Benny tersebut bahkan dijadikan sasaran lempar pisau. Di situlah baru diketahui betapa kesalnya tentara elite Belanda terhadap Kapten Benny.
Keberanian Benny Moerdani di medan operasi diakui Jan Willem de Leeuw, tentara Belanda yang pertama kali bertemu di Irian Barat. Jan bercerita tentang betapa beraninya Benny Moerdani sebagai komandan tentara Indonesia saat itu.
"Selain profesional sebagai tentara, Benny juga sebagai seorang negosiator ulung,” tutur Jan.
Keberhasilannya dalam operasi ini menarik perhatian Presiden Soekarno yang kemudian menganugerahi kenaikan pangkat luar biasa dan tanda kehormatan bintang sakti kepada Benny dan pasukannya. Bintang Sakti merupakan tanda kehormatan yang diberikan pemerintah untuk menghormati keberanian dan ketabahan tekad seorang prajurit yang melebihi panggilan kewajiban dalam operasi militer.
Pada Hari Pahlawan 10 November 1962, Kapten Benny Moerdani yang mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor saat ditugaskan sebagai inspektur upacara dalam peresmian Taman Makan Pahlawan Trikora di Merauke. Dari seluruh Pasukan Naga yang diterjunkan, delapan gugur karena jatuh ke tanah, seorang terbunuh penduduk setempat, seorang gugur karena sakit, dan tujuh orang lainnya hilang.
Dalam kondisi kekurangan anggota seperti itu, Pasukan Naga mampu meringkus 500 orang pasukan Belanda yang harus didatangkan dari Biak untuk mempertahankan Merauke.
Lihat Juga: 7 Letjen TNI AD Bertugas di Mabes TNI, Nomor 4 Gabungkan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1993
Saat itu, Benny terkejut mengetahui jaketnya terpampang di dinding Markas Marinir Belanda. Jaket hasil sitaan dalam pertempuran Sungai Kumbai milik Benny tersebut bahkan dijadikan sasaran lempar pisau. Di situlah baru diketahui betapa kesalnya tentara elite Belanda terhadap Kapten Benny.
Keberanian Benny Moerdani di medan operasi diakui Jan Willem de Leeuw, tentara Belanda yang pertama kali bertemu di Irian Barat. Jan bercerita tentang betapa beraninya Benny Moerdani sebagai komandan tentara Indonesia saat itu.
"Selain profesional sebagai tentara, Benny juga sebagai seorang negosiator ulung,” tutur Jan.
Keberhasilannya dalam operasi ini menarik perhatian Presiden Soekarno yang kemudian menganugerahi kenaikan pangkat luar biasa dan tanda kehormatan bintang sakti kepada Benny dan pasukannya. Bintang Sakti merupakan tanda kehormatan yang diberikan pemerintah untuk menghormati keberanian dan ketabahan tekad seorang prajurit yang melebihi panggilan kewajiban dalam operasi militer.
Baca Juga
Pada Hari Pahlawan 10 November 1962, Kapten Benny Moerdani yang mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor saat ditugaskan sebagai inspektur upacara dalam peresmian Taman Makan Pahlawan Trikora di Merauke. Dari seluruh Pasukan Naga yang diterjunkan, delapan gugur karena jatuh ke tanah, seorang terbunuh penduduk setempat, seorang gugur karena sakit, dan tujuh orang lainnya hilang.
Dalam kondisi kekurangan anggota seperti itu, Pasukan Naga mampu meringkus 500 orang pasukan Belanda yang harus didatangkan dari Biak untuk mempertahankan Merauke.
Lihat Juga: 7 Letjen TNI AD Bertugas di Mabes TNI, Nomor 4 Gabungkan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1993
(kri)