Beri Tausiah di Istana, Ketum MUI Singgung Susahnya Jadi Bangsa Terjajah

Kamis, 01 Agustus 2024 - 21:17 WIB
loading...
Beri Tausiah di Istana,...
Ketua Umum (Ketum) MUI, KH Anwar Iskandar saat tausiah dalam Zikir dan Doa Kebangsaan HUT ke-79 Indonesia Merdeka, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2024) malam. Foto/Binti Mufarida/Dok
A A A
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), KH Anwar Iskandar mengungkapkan tentang susahnya menjadi bangsa yang terjajah. Hal ini dikatakan KH Anwar Iskandar saat tausiah dalam Zikir dan Doa Kebangsaan HUT ke-79 Indonesia Merdeka, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2024) malam.

"Malam hari ini, (Allah SWT) mentakdirkan kita dapat berkumpul di Istana Negara ini bersama dengan Bapak Presiden dan Wakil Presiden, para menteri, tokoh-tokoh agama, dan seluruh potensi bangsa yang ada untuk bersatu padu memanjakan syukur sekaligus zikir kepada Allah SWT, syukur atas karunia sangat besar yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita bangsa Indonesia ini yaitu sebuah Kemerdekaan,” kata Kiai Anwar mengawali tausiyah.

Pada kesempatan itu, KH Anwar pun mengatakan, dahulu kala para orang tua dulu merasakan betapa sedihnya, betapa susahnya menjadi bangsa terjajah, bahkan sampai harkat dan martabatnya hampir tidak ada sama sekali.

"Sebuah penghinaan yang amat sangat dahsyat sekali buat kita," tegasnya.

Dia mengatakan, para pahlawan negeri ini telah berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah, sehingga pada 17 Agustus 1945 diproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

"Tetapi kemudian para pendahulu kita telah melakukan sesuatu yang bermakna dan berarti bagi kita sebagai penerus ini puluhan tahun bahkan ratusan tahun," jelasnya.

"Mereka berjuang dengan tetesan darah dan keringat untuk merebut harga diri itu dan akhirnya sampailah pada puncak perjuangan yang sangat-sangat membahagiakan kita yaitu 17 Agustus dengan diproklamasikannya proklamasi kemerdekaan Bung Karno dan Hatta," tambahnya.

Itulah kata dia, menjadi titik awal bahwa Indonesia sebagai bangsa punya martabat di mata dunia.

"Bahwa kita akan bisa berbuat sesuatu yang lebih baik untuk menata kehidupan ini di masa-masa yang akan datang untuk generasi dari generasi ke generasi," jelasnya.

Kemerdekaan ini kata dia, didapatkan dengan pengorbanan yang sangat-sangat mahal, orang-orang penting di negeri ini, orang-orang hebat di negeri ini, orang-orang mulia di negeri ini yang akhirnya jadi pahlawan telah menghias Bumi Pertiwi ini dengan air mata dan tetesan darah.

"Sungguh harumnya darah mereka, harumnya tetesan air mata mereka, sedihnya keluarga mereka kita yakin menjadi sebuah pahala yang besar untuk mengantarkan mereka menjadi syuhada yang amal baiknya diterima di sisi Allah SWT," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2103 seconds (0.1#10.140)