Gen Z Indonesia Against The World

Senin, 01 Juli 2024 - 21:47 WIB
loading...
A A A
Jika kita membicarakan inflasi ekonomi, tidak afdol rasanya jika kita tidak membicarakan krisis ekonomi. Pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pasar dengan mengikuti pelatihan dan kursus untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja, lalu kemudian fleksibel dan adaptif dalam karier, dalam artian siap untuk mengubah jalur karier atau mencari pekerjaan di industri yang berbeda dari latar belakang atau keterampilan yang dimiliki adalah hal yang harus dapat dilakukan oleh Gen Z.

Inflasi dan krisis ekonomi salah satunya menyebabkan Inflasi tinggi, dimana hal membuat harga kebutuhan pokok meningkat. Sebagai Gen Z, kita perlu berhemat dan menabung, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan menabung untuk masa depan dan jangka panjang. Gen Z juga dapat mulai berinvestasi dengan bijak. Karena dengan belajar tentang investasi secara baik dan bijak serta memulai investasi sejak dini untuk melindungi nilai uang mereka dari inflasi. Gen Z perlu berinvestasi lebih awal untuk masa depan yang lebih stabil.

Untuk mengatasi ini, mereka perlu belajar tentang investasi: mengambil kursus investasi dan membaca buku tentang keuangan. Jika memulai investasi, apalagi kita seorang Gen Z tentu dimulai dengan investasi kecil. Dalam artian, memulai investasi dengan jumlah kecil dan perlahan-lahan meningkatkan jumlah investasi seiring berjalannya waktu. Gen Z perlu juga perlu mengembangkan kemandirian finansial dengan mengelola keuangan dengan baik, seperti mengatur anggaran, menabung, dan berinvestasi dengan bijak. Lalu, perlu mencari penasihat keuangan. Dengan Mendapatkan bantuan dari penasihat keuangan untuk membuat rencana keuangan yang solid dan terhindar dari pengeluaran yang tidak sesuai dengan rencana dan tidak bijaksana.

Saat ini, Gen Z menghadapi pasar kerja yang sulit. Mereka perlu membangun portofolio yang kuat, mengumpulkan pengalaman kerja dan proyek yang relevan untuk memperkuat portofolio. Selanjutnya Gen Z dapat mencari kesempatan magang dan relawan, mengambil kesempatan magang dan relawan untuk mendapatkan pengalaman dan jaringan profesional.

Gen Z perlu memiliki dana darurat yang cukup. Untuk mengatasi persoalan ini, mereka perlu menetapkan dana darurat, menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan untuk dana darurat. Lalu, hal yang dirasa cukup crucial yaitu menghindari dan mengurangi hutang. Menghindari dan mengurangi hutang yang tidak perlu dan melunasi hutang yang ada sesegera mungkin agar persoalan ini tidak menjadikan sebuah persoalan baru bagi para Gen Z di kemudian hari.

Gen Z Perlu Memahami Situasi Politik

Berbicara mengenai hal ini, masih banyak Gen Z yang buta terhadap politik dan tidak mau terlibat aktif dalam proses politik. Jika mengacu pada apa yang disampaikan oleh Bertolt Brecht, Buta terburuk adalah Buta Politik. Maka dari itu, Gen Z perlu terlibat aktif dalam proses politik dengan meningkatkan kesadaran politik dengan mengikuti berita seputar politik dan memahami isu-isu yang sedang dibahas dan menjadi persoalan. Tingkat kesadaran politik Gen Z perlu diperkuat.

Dalam hal ini Gen Z perlu yang namanya pendidikan politik di sekolah. Dengan mendorong adanya pendidikan politik di sekolah dapat meningkatkan pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan politik. Tidak hanya itu, sebagai Gen Z, diskusi dan pembicaraan mengenai politik sudah sepatutnya mulai dibangun dan dijadikan sebagai kebiasaan. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi komunitas, diskusi sekolah maupun kampus, atau bahkan di lingkup forum yang kecil seperti teman-teman nongkrong. Dengan begitu, kesadaran dan partisipasi Gen Z terhadap politik tidak menjadi abai dan tentunya secara indeks juga dapat meningkat.

Kemudian, kita baru saja melewati proses pemilihan elektoral atau Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Februari 2024 lalu. Dalam hal ini Gen Z dapat mulai berpartisipasi dalam pemilu dengan menggunakan hak pilih mereka dan terlibat dalam kampanye politik, serta mengawal segala kebijakan dan proses kepemimpinan dalam 5 tahun yang akan datang siapa pun presiden dan wakil presidennya yang terpilih.

Gen Z juga perlu memahami mengenai pengaruh ekonomi–politik dan bagaimana mengatasinya. Seperti yang sudah di katakan sebelumnya, mereka perlu mengawasi kebijakan publik, mengikuti perkembangan kebijakan publik dan memberikan masukan atau kritikan melalui jalur yang tersedia. Gen Z juga perlu mendukung dan mendorong transparansi dan akuntabilitas di pemerintahan melalui partisipasi aktif dalam organisasi masyarakat sipil agar hal seperti penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, atau tindakan destruktif lainnya yang merugikan bagi masyarakat dapat diminimalisir atau dihindari. Oleh karena itu, Gen Z perlu berperan dalam melawan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan tindakan destruktif lainnya dengan cara melaporkan tindakan korupsi misalnya, kepada pihak berwenang dan mendukung inisiatif anti–korupsi. Gen Z juga harus mendukung hukum dan keadilan, dengan mendorong penegakan hukum yang adil dan transparan.

Pada salah satu pembahasan diatas, kita sudah membahas mengenai perkembangan teknologi. Dalam bahasan kali ini perkembangan teknologi juga berperan penting terhadap proses politik. Bagaimana tidak, Gen Z dapat menggunakan teknologi untuk melawan penyalahgunaan politik melalui cara-cara seperti, menyebarkan Informasi dengan benar, menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang benar dan mendukung transparansi, menggunakan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat, dan mendorong partisipasi dalam proses politik.

Jadi Inisiator dan Berani Hadapi Krisis Iklim

Dalam menghadapi krisis iklim penggunaan teknologi tidak dapat dipungkiri. Gen Z dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan kesadaran tentang perubahan iklim. Kampanye mengenai lingkungan di media sosial, membuat kampanye lingkungan di platform media sosial untuk meningkatkan kesadaran. Mengedukasi teman-teman mereka tentang solusi berkelanjutan dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi dampak lingkungan. Gen Z memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan melalui cara-cara seperti terlibat dalam aksi lingkungan seperti pembersihan pantai, penanaman pohon, dan pengurangan limbah plastik, membeli produk ramah lingkungan dan mendukung perusahaan yang memiliki praktik berkelanjutan.

Gen Z juga perlu mengatasi hambatan politik dan ekonomi dalam upaya lingkungan. Untuk mengatasi ini, mereka perlu mengadvokasi kebijakan lingkungan dengan cara melakukan lobbying atau negosiasi dengan pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi kebijakan yang lebih berkelanjutan dan mencari pendanaan untuk proyek lingkungan melalui crowdfunding atau hibah.

Gen Z perlu terlibat aktif dalam pengambilan keputusan lingkungan. Mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi lingkungan dan mendorong perubahan dari dalam dan berkolaborasi dengan generasi lain untuk mencapai tujuan lingkungan bersama. Hal mengenai iklim ini akan menemui tantangan, namun bukan berarti para Gen Z tidak dapat menyelesaikannya. Gen Z dapat melakukan peningkatan kesadaran tentang krisis iklim. Mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kampanye kesadaran di sekolah, kampus, komunitas, ataupun lingkup terkecil seperti teman nongkrong untuk meningkatkan partisipasi dan menjadikannya sebagai pembicaraan sehari-hari, karena kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi?

Generasi Z menghadapi tantangan yang kompleks dalam era modern ini, dari perkembangan teknologi, inflasi ekonomi, buta politik, hingga krisis iklim. Namun, dengan kesadaran yang tinggi dan keterampilan yang dimiliki, mereka dapat mengambil langkah konkret untuk mengatasi tantangan ini. Dengan meningkatkan literasi digital, keterampilan keuangan, keterlibatan politik, dan aksi lingkungan, Gen Z dapat membentuk masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan generasi yang akan datang. Tantangan ini memang besar, tetapi dengan tekad dan kolaborasi, Gen Z dapat menghadapinya dan membawa perubahan positif dalam dunia yang mereka warisi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)
pixels