Haji Difabel Pun Dimuliakan

Senin, 24 Juni 2024 - 14:48 WIB
loading...
Haji Difabel Pun Dimuliakan
Akh Muzakki, Guru Besar dan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Akh Muzakki
Guru Besar dan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya
Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi Haji 2024

JIKA Anda ditanya, adakah momen-momen penting dalam hidup yang tak terlupakan? Pasti jawabannya ada. Pasti setiap kita memiliki momen-momen terindah.

Mengapa begitu? Setiap kita memiliki sejarah hidup tersendiri. Memiliki pengalaman hidup yang khas diri sendiri. Bisa sama, tapi beda menjadi pemandangan yang sering terjadi. Karena itu, jika ada pertanyaan di atas, jawabannya sudah barang tentu pasti ada. Hanya, yang menjadi pertanyaan lanjutannya adalah apa yang membuat munculnya momen-momen terindah itu?

Mari kita berkaca dari kisah Aura. Perempuan muda yang menjadi jemaah haji Indonesia. Nama lengkapnya Putri Aura Hermawan. Aura ini adalah remaja puteri yang cukup istimewa. Kecakapannya tak hanya di dunia akademik semata, seperti yang akan dijelaskan di bawah.

Dia adalah seorang penghafal (hafidzah) al-Qur’an. Dan tidak hanya berhenti di sini, kecakapannya juga membuat banyak orang iri karenanya. Sebab, dia juga pelantun al-Qur’an yang membanggakan.

Gadis remaja berusia 21 tahun itu adalah jemaah haji asal embarkasi KNO (Kualanamu Medan). Di tempat tinggal aslanya, dia tercatat sebagai mahasiswa di kampus Universitas Negeri padang (UNP). Untuk berhaji pada tahun 1445 H/2024 M ini, dia terbang dengan manifes nomor 014 ke Arab Saudi. Dia termasuk ke dalam kloter 17. Dan, berhaji tahun ini adalah pengalaman yang sangat mengesankan baginya.

Saat diwawancarai pekerja media, yang videonya kini beredar viral, raut mukanya tampak sangat bahagia sekali. Ekspresi dari isi hati yang sedang berbunga-bunga tanpa henti. Tidak hanya wajahnya yang menjadi bukti. Bahkan cara bicaranya pun tak bisa menutupi kata hati yang dimiliki. Bicaranya pun lancar.

Haji Difabel Pun Dimuliakan

Putri Aura Hermawan (tengah) bersama MenagYaqut Cholil Qoumas.

Argumentasinya juga runtut. Bahasanya pun terstruktur sekali. Dan untaian kalimat yang keluar darinya mengandung banyak arti. Bahwa dia sedang merasakan nikmat ilahi. Pemantik rasa bahagia yang tak terperi.

“Aura sangat berterima kasih sekali kepada Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia, yang sudah memberikan pelayanan yang terbaik. Sudah mengutamakan disabilitas dan lansia. Sudah mempedulikan disabilitas dan lansia.” Itulah kutipan pernyataan kebanggaan dan apresiasi Aura kepada penyelenggara haji tahun 1445 H/2024 M ini. Penyebutan Kementerian Agama RI adalah untuk mewakili semua petugas haji. Karena Kementerian Agama RI adalah sumber kebijakan dalam penyelenggaraan haji.

Oh ya, Aura memiliki kemampuan yang berbeda dari diri pada umumnya. Dia masuk kategori difabel. Pribadi yang memiliki kecakapan yang berbeda. Bahasa Inggrisnya, different ability. Jika disingkat, akan berbunyi ‘difabel’. Aura memiliki keterbatasan penglihatan fisik. Hanya, kemampuan berbeda ini ternyata tak membuatnya kalah dibanding lainnya.

Bahkan, dia mampu mengkonversi karakter kemampuan berbedanya dengan prestasi yang terbilang tidak kecil. Sebuat saja hafizah dan qari’ah, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dua kacakapan ini merupakan hasil kerja kerasnya dalam mengkonversi kemampuan berbeda (untuk tidak mengatakan keterbatasan) ini dengan prestasi diri yang bagi banyak orang patut dikagumi.

Kalimat “mengutamakan disabilitas dan lansia” dari pernyataan Aura pada wawancara di atas jelas menunjuk kepada fakta bahwa disabilitas sangat dimuliakan. Kata “mengutamakan” dalam pernyataan itu mengandung makna bahwa haji difabel mendapatkan layanan terbaik dalam penyelenggaraan haji. Itulah pemuliaan yang telah dilakukan oleh para petugas haji Indonesia tahun ini.

Apalagi dikaitkan dengan kalimat yang dikutip sebelumnya, pemuliaan dimaksud oleh Aura sangat dirasakan sekali merata di hampir semua bidang. Ini pertanda bahwa pemuliaan dilakukan dengan serius kepada jemaah haji difabel.

Lalu, apa lagi yang membuat Aura begitu terkesan dengan layanan haji? “Masya Allah, Aura juga kemarin mendapatkan [layanan] di pesawat kelas bisnis. Itu momen-momen yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam hidup. Pertama dalam hidup dan sangat memorable banget untuk Aura.”

Pernyataan ini penting dikutip karena semua jemaah haji regular dilayani dengan penerbangan pada kelas ekonomi. Tak ada yang mendapatkan pelayanan di kelas bisnis, walaupun mereka punya kelebihan harta untuk menambah biaya layanan upgrade. Tapi, Aura sebagai jemaah difabel justeru mendapatkan layanan khusus: kelas bisnis.

Maka, sangat wajar jika Aura lalu memiliki simpulan yang bagus atas layanan haji yang diterimanya. ”Saya senang sekali, di sini diterima dengan baik, dilayani dengan baik. Semua kebutuhan tercukupi. Transportasi dan konsumsi sangat terjamin. Semuanyalah pokoknya.”

Begitu perasaan yang diungkapkan Aura yang sedang berbunga hati itu. Dengan senyum yang selalu mengembang di bibir, perempuan muda itu memberikan apresiasinya yang tinggi terhadap layanan haji yang dia terima selama musim haji 1445 H/2024 M itu dengan menunjuk ke hampir semua bidang layanan yang tertunaikan.

Diundangnya Aura untuk bertemu dengan Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qoumas di Sektor 3 Mekkah, Kamis (20/06/2024), melengkapi kesempurnaan rasa bahagia yang dialaminya. Ya, dalam kunjungan resmi Menteri Agama RI itu, tak semua mendapatkan kehormatan untuk bertemu dan berdiskusi.

Menteri Agama memilih Sektor 3 sebagai salah satu destinasi kunjungan kepada jemaah selama penyelenggaraan ibadah haji tahun 11445 H/2024 M itu. Aura adalah salah satu jemaah haji yang mujur. “Alhamdulillah hari ini Aura mendapatkan undangan dari Kementerian Agama RI untuk bertemu dengan beliau di ruangan kepala sektor 3 Mekkah in,” ujar Aura menjelaskan rasa syukurnya untuk bisa diundang dan bertemu dengan Menteri Agama RI yang sekaligus menjadi Amirul hajj Indonesia itu.

Apa arti itu semua? Jelas tergambar, Menteri Agama RI itu sangat memberi atensi besar kepada jemaah haji difabel. Menteri Agama RI itu ingin memuliakan jemaah haji difabel. Tentu Menteri yang akrab dipanggil Gus Men itu juga memuliakan jemaah haji pada umumnya, termasuk lansia.

Karena layanan utama adalah prioritas dalam tugas dan pekerjaan penyelenggaraan haji. Hanya, diundangnnya Aura ke pertemuan khusus bersama Gus Men dalam lawatan resmi ke tempat hunian haji selama di Makkah jelas menunjukkan bahwa jemaah haji difabel sangat dimuliakan.

Menunjuk kisah yang dialami oleh Aura dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M di atas, ingatan kita lalu mengembara ke kandungan substansial dari ayat al-Qur’an dalam Surat ‘Abasa. Kata ‘abasa sebagai nama Surat itu sendiri memiliki padanan kata “bermuka masam”.

Dan Surat itu mengingatkan kepada kita semua untuk memuliakan kaum difabel. Bermuka masam saja tidak boleh. Apalagi hingga melakukan tindakan diskriminatif kepada mereka. Atas alasan apapun yang ada. Atas situasi apapun yang mengemuka.

Karena itu, memuliakan kaum difabel adalah perintah agama. Bukan sekadar keharusan kemanusiaan. Panggilan kemanusiaan memang sudah pasti. Tapi panggilan agama semakin menyempurnakan kewajiban kemanusiaan itu. Karena, semua itu adalah kemuliaan. Apalagi, praktik kemuliaan itu ditunaikan pada saat kaum difabel itu menjadi tamu Allah. Menjalankan rangkaian ibadah haji di Arab Saudi.

Tentu, memuliakan jemaah haji difabel bukan saja panggilan kemanusiaan, melainkan juga panggilan agama. Ini artinya, memuliakan jemaah haji difabel adalah kesempurnaan praktik diri.

Jemaah haji difabel adalah kemuliaan. Dan kemuliaan juga milik jemaah haji difabel. Maka, jangan pernah gelisah. Siapapun Anda. Jika memang harus memiliki kecakapan berbeda. Yakinlah bukan hanya nilai kemanusiaan yang memanggil kita semua untuk memuliakan. Agama pun juga menyeru lahirnya praktik pemuliaan kepada engkau yang berbeda kemampuan.

Layanan petugas haji yang dirasakan gadis bernama Aura di atas adalah contoh baik yang penting untuk diviralkan. Agar menjadi teladan kesempurnaan layanan. Oleh siapa saja yang sedang mengemban amanah dan kewenangan publik yang diterimakan.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0714 seconds (0.1#10.140)
pixels