Tribute to Akbar Tandjung, Penghormatan untuk Maestro Aktivis Indonesia
loading...
A
A
A
Lebih lanjut Bursah mengatakan bahwa Akbar banyak mempengaruhi pandangan generasi muda dalam konteks memoderasi pemikiran anak-anak muda untuk memajukan demokrasi dan faham kebangsaan. Karena itu, ia mendirikan Institute Akbar Tandjung.
Pesertanya berasal dari anak-anak muda Kelompok Cipayung. Ini membuktikan bahwa Akbar aktor sekaligus maestro yang tak henti-hentinya membimbing dan mengkader adik-adiknya.
Melihat peran Akbar ini, kami pastikan, ia salah satu tokoh yang mempengaruhi jalannya sejarah mahasiswa dan kepemudaan, setidaknya 50 tahun terakhir, sejak deklarasi Kelompok Cipayung 1972, terutama pengembangan pemikiran kebangsaan dan demokrasi di kalangan generasi muda. "Kami memilih Akbar sebagai Maestro bukan saja karena keterkenalannya, keramahannya, dan kedermawannya saja," ujarnya.
Ketua Panitia Angelius Wake Kako menyampaikan, Akbar Tandjung menjadi inspirasi semua anak muda khususnya mahasiswa dalam pengerakan. Bahkan, Akbar dinilai telah memberikan perhatian dan dukungan yang besar dalam kaderisasi para aktivis nasional.
Angelo yang juga merupakan anggota DPD dari Dapil NTT, mengakui pengalaman pribadinya terkait dukungan yang diberikan oleh Akbar Tandjung sebagai seorang senior. Dia mengungkapkan bahwa saat menjadi Ketua PMKRI Cabang Ende pada awal 2013, Akbar Tandjung mengunjungi Ende dan memberikan wejangan kepada para aktivis muda, termasuk dirinya.
“Pak Akbar memberikan peneguhan bahwa sebagai pemimpin organisasi di daerah, kita memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin nasional seperti rekan-rekan aktivis di Ibu Kota Jakarta,” kata Angelo.
Angelo juga menyampaikan bahwa perhatian dan dukungan dari Akbar Tandjung masih dirasakannya ketika menjabat sebagai Ketua PMKRI tingkat nasional pada periode 2016-2018. "Akhirnya, saya sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menjadi Ketua Panitia 'Tribute to Akbar Tandjung'. Ini merupakan kesempatan bagi saya secara pribadi untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada beliau," ungkap Angelo.
Acara tersebut dihadiri oleh para Aktivis Cipayung Nasional dan mantan Ketua Umum, antara lain politikus senior Theo Sambuaga, Muhammad Qodari, Ahmad Doli Kurnia, Willem Wandik, Melki Laka Lena, Anas Urbaningrum, Taufik Hidayat, Paulus Januar, Aminuddin Ma'ruf, Twedy Noviadi Ginting, Arief Rosyid, Kartika Nur Rakhman, Chrisman Damanik, Sahat MP Sinurat, Karman BM, Theo Cosner Tambunan, Aminullah Siagian, Munawar Khalil, Mutahdin Sabilli, Ahmad Nawawi, serta para Ketum Cipayung Plus.
Lihat Juga: Istirahat usai Terima Hasil Pilkada Jakarta, RIDO: Tak Ada Kata Akhir Dalam Pengabdian pada Bangsa
Pesertanya berasal dari anak-anak muda Kelompok Cipayung. Ini membuktikan bahwa Akbar aktor sekaligus maestro yang tak henti-hentinya membimbing dan mengkader adik-adiknya.
Melihat peran Akbar ini, kami pastikan, ia salah satu tokoh yang mempengaruhi jalannya sejarah mahasiswa dan kepemudaan, setidaknya 50 tahun terakhir, sejak deklarasi Kelompok Cipayung 1972, terutama pengembangan pemikiran kebangsaan dan demokrasi di kalangan generasi muda. "Kami memilih Akbar sebagai Maestro bukan saja karena keterkenalannya, keramahannya, dan kedermawannya saja," ujarnya.
Ketua Panitia Angelius Wake Kako menyampaikan, Akbar Tandjung menjadi inspirasi semua anak muda khususnya mahasiswa dalam pengerakan. Bahkan, Akbar dinilai telah memberikan perhatian dan dukungan yang besar dalam kaderisasi para aktivis nasional.
Angelo yang juga merupakan anggota DPD dari Dapil NTT, mengakui pengalaman pribadinya terkait dukungan yang diberikan oleh Akbar Tandjung sebagai seorang senior. Dia mengungkapkan bahwa saat menjadi Ketua PMKRI Cabang Ende pada awal 2013, Akbar Tandjung mengunjungi Ende dan memberikan wejangan kepada para aktivis muda, termasuk dirinya.
“Pak Akbar memberikan peneguhan bahwa sebagai pemimpin organisasi di daerah, kita memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin nasional seperti rekan-rekan aktivis di Ibu Kota Jakarta,” kata Angelo.
Angelo juga menyampaikan bahwa perhatian dan dukungan dari Akbar Tandjung masih dirasakannya ketika menjabat sebagai Ketua PMKRI tingkat nasional pada periode 2016-2018. "Akhirnya, saya sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menjadi Ketua Panitia 'Tribute to Akbar Tandjung'. Ini merupakan kesempatan bagi saya secara pribadi untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada beliau," ungkap Angelo.
Acara tersebut dihadiri oleh para Aktivis Cipayung Nasional dan mantan Ketua Umum, antara lain politikus senior Theo Sambuaga, Muhammad Qodari, Ahmad Doli Kurnia, Willem Wandik, Melki Laka Lena, Anas Urbaningrum, Taufik Hidayat, Paulus Januar, Aminuddin Ma'ruf, Twedy Noviadi Ginting, Arief Rosyid, Kartika Nur Rakhman, Chrisman Damanik, Sahat MP Sinurat, Karman BM, Theo Cosner Tambunan, Aminullah Siagian, Munawar Khalil, Mutahdin Sabilli, Ahmad Nawawi, serta para Ketum Cipayung Plus.
Lihat Juga: Istirahat usai Terima Hasil Pilkada Jakarta, RIDO: Tak Ada Kata Akhir Dalam Pengabdian pada Bangsa
(abd)