Kemenag Gandeng Unsri Gaungkan Moderasi Beragama
loading...
A
A
A
“Kita bisa mengangkat beberapa potensi kearifan lokal, terutama dikontekstualisasi dengan persoalan ekonomi. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi zakat yang besar. Kedua hal itu bisa dianggap sebagai sebuah potensi untuk pemberdayaan ekonomi umat. Maka Baznas perlu menjadi pendamping untuk memperkuat pergerakan ekonomi tersebut,” tandasnya.
Dekan FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) Al Fitri mengapresiasi kerja sama antara Badan Litbang dan Diklat Kemenag dengan Unsri. Kampus tersebut menjadi lokasi pertama Moderasi Beragama Goes Campus di luar Pulau Jawa.
“Kami bangga menjadi kampus pertama di luar Jawa yang menjadi tujuan Moderasi Beragama Goes to Campus. Moderasi beragama membantu dalam membentuk keragaman dalam keharmonisan,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut ditampilkan prasasti Talang Tuo yang mengajarkan beberapa abad yang lalu masyarakat Palembang telah menerapkan prinsip keharmonisan di tengah keberagaman.
“Banyak bukti sejarah yang ditinggalkan Kerajaan Sriwijaya sebagai simbol kehidupan yang damai di tengah kemajemukan. Terdapat dua prinsip yang membangun hal tersebut, yaitu keluwesan dan keuletan. Keluwesan inilah yang kini dikenal sebagai moderasi beragama,” tuturnya.
Terakhir, Al Fitri berharap kerja sama tidak sebatas kegiatan ini saja. “Acara ini menjadi manisfestasi dari kolaborasi antarkementerian, sehingga diharapkan dapat berkelanjutan,” pungkasnya.
Kegiatan yang diselenggarakan Badan Litbang dan Diklat Kemenag melalui Balai Litbang Agama Jakarta dihadiri Direktur Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsri Husni Thamrin, Ketua FKUB Provinsi Sumsel KH Mal’an Abdullah, Dekan FISIP Universitas Sriwijaya El Fitri.
Dekan FISIP Universitas Sriwijaya (Unsri) Al Fitri mengapresiasi kerja sama antara Badan Litbang dan Diklat Kemenag dengan Unsri. Kampus tersebut menjadi lokasi pertama Moderasi Beragama Goes Campus di luar Pulau Jawa.
“Kami bangga menjadi kampus pertama di luar Jawa yang menjadi tujuan Moderasi Beragama Goes to Campus. Moderasi beragama membantu dalam membentuk keragaman dalam keharmonisan,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut ditampilkan prasasti Talang Tuo yang mengajarkan beberapa abad yang lalu masyarakat Palembang telah menerapkan prinsip keharmonisan di tengah keberagaman.
“Banyak bukti sejarah yang ditinggalkan Kerajaan Sriwijaya sebagai simbol kehidupan yang damai di tengah kemajemukan. Terdapat dua prinsip yang membangun hal tersebut, yaitu keluwesan dan keuletan. Keluwesan inilah yang kini dikenal sebagai moderasi beragama,” tuturnya.
Terakhir, Al Fitri berharap kerja sama tidak sebatas kegiatan ini saja. “Acara ini menjadi manisfestasi dari kolaborasi antarkementerian, sehingga diharapkan dapat berkelanjutan,” pungkasnya.
Kegiatan yang diselenggarakan Badan Litbang dan Diklat Kemenag melalui Balai Litbang Agama Jakarta dihadiri Direktur Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsri Husni Thamrin, Ketua FKUB Provinsi Sumsel KH Mal’an Abdullah, Dekan FISIP Universitas Sriwijaya El Fitri.
(cip)