Kemenag Gandeng Unsri Gaungkan Moderasi Beragama

Rabu, 08 Mei 2024 - 20:46 WIB
loading...
Kemenag Gandeng Unsri Gaungkan Moderasi Beragama
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno menggandeng Universitas Sriwijaya dalam menyosialisasikan moderasi beragama di Palembang, Sumatera Selatan. Foto/Kemenag
A A A
JAKARTA - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) menyebut Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan segala kekhasannya memiliki banyak sekali kearifan lokal. Bahkan, sikap inklusivisme dan prinsip keharmonisan di tengah keberagaman disemai dari daerah tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno saat menjelaskan alasan terpilihnya Universitas Sriwijaya (Unsri) sebagai tujuan Moderasi Beragama Goes to Campus, Rabu (8/5/2024).

Sebagai contoh, kata Suyitno, dahulu Kerajaan Sriwijaya di Palembang memiliki kekuasaan hingga Madagaskar, jauh lebih besar dari Nusantara. “Ini menggambarkan bahwa inklusivisme disemai dari Sumatera Selatan, lebih spesifiknya dari Palembang. Kearifan lokal banyak datang dari sini,” ujarnya.



Oleh karena itu, warga Sumsel harus bangga karena memiliki kehidupan yang heterogen tetapi tetap rukun. “Hampir setiap suku bangsa ada di Sumsel, bahkan terdapat sekitar 40 bahasa daerah yang dituturkan,” ungkapnya, Rabu (8/5/2024).

Kaban mengatakan, Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang besar tanpa anasir-anasir suku, bangsa, bahasa, dan budaya. Dari kompenen tersebut, budaya memiliki peran paling penting. Mengutip ahli antropologi dan budaya Koentjaraningrat, bahwa salah satu sistem budaya, berasal dari sisi ekonomi. Maka ekonomi lokal memiliki peran penting dalam penetrasi suatu budaya.



Menurut Suyitno, bicara Palembang, maka bicara soal pempek sebagai kearifan lokal dalam bentuk industri makanan. Penganan ini dikenal luas, bahkan hingga mancanegara yang menjadi bagian dari ekonomi lokal.

“Pempek menjadi investasi ekonomi dunia yang akan memberikan dampak serius jika dibuat internasional. From local to global, dengan bentuk local food tetapi bisa menjadi makanan internasional,” ujarnya dalam acara yang mengusung tema ‘Kearifan Budaya Lokal Perkuat Perekonomian Umat’ ini.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, instrumen moderasi beragama bisa menjembatani. Karena di antara ekosistem moderasi beragama, salah satunya bicara soal ekonomi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1491 seconds (0.1#10.140)