Ini Tiga Makna Merdeka di Tengah Pandemi bagi Gus Nabil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaannya ke-75 pada 17 Agutus 2020 besok. Banyak harapan disampaikan sejumlah tokoh dalam memaknai HUT RI tahun ini.
Seperti disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen . Menurut wakil rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, ada tiga harapan besar dalam HUT RI ke-75 ini. Pertama, merdeka dari kesenjangan. Ia mengatakan, dalam kurun waktu 75 tahun Indonesia merdeka, masih terasa kesenjangan ekonomi, politik, sosial dan pendidikan. Bidang ekonomi sebagian besar masih dikuasai segelintir elite, yang menghegemoni kekuasaan dengan kekuatan finansial. Bahkan, jarak antara si kaya dan si miskin makin jauh, apalagi di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
"Di bidang sosial dan pendidikan juga sama, masih ada kesenjangan dalam fasilitas bagi saudara-saudara kita di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Juga, pentingnya perhatian dan dukungan pemerintah dalam pendidikan pesantren," kata Gus Nabil, sapaan akrab Muchammad Nabil Haroen, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (16/8/2020). ( )
Kedua, merdeka dari oligarki serta mafia ekonomi dan kesehatan. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, perdebatan terkait dengan mafia ekonomi dan kesehatan semakin meruncing. Kebijakan-kebijakan diambil sebagian terasa untuk kepentingan oligarki dengan meminggirkan peran rakyat kecil. Selain itu, adanya mafia-mafia di bidang ekonomi dan kesehatan, yang selama ini menghambat perbaikan sistem untuk transformasi Indonesia.
"Maka dari itu, mari jadikan Indonesia sebagai negara untuk semua. Kelompok yang memegang kendali ekonomi dan kekuasaan, seharusnya mengayomi dan mengangkat rakyat kita, serta para pengusaha muda," ujarnya.
Ketiga, merdeka untuk melahirkan pemimpin di tengah pandemi. Nabil menjelaskan, pepatah kuno menyebut bahwa pemimpin hebat lahir di tengah krisis. Karena itu, pandemi COVID-19 harus jadi semangat bersama untuk bergotong-royong, saling bantu, serta melahirkan pemimpin besar yang bervisi global dengan nilai-nilai Pancasila dan keindonesiaan.( )
Seperti disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen . Menurut wakil rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, ada tiga harapan besar dalam HUT RI ke-75 ini. Pertama, merdeka dari kesenjangan. Ia mengatakan, dalam kurun waktu 75 tahun Indonesia merdeka, masih terasa kesenjangan ekonomi, politik, sosial dan pendidikan. Bidang ekonomi sebagian besar masih dikuasai segelintir elite, yang menghegemoni kekuasaan dengan kekuatan finansial. Bahkan, jarak antara si kaya dan si miskin makin jauh, apalagi di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
"Di bidang sosial dan pendidikan juga sama, masih ada kesenjangan dalam fasilitas bagi saudara-saudara kita di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Juga, pentingnya perhatian dan dukungan pemerintah dalam pendidikan pesantren," kata Gus Nabil, sapaan akrab Muchammad Nabil Haroen, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (16/8/2020). ( )
Kedua, merdeka dari oligarki serta mafia ekonomi dan kesehatan. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, perdebatan terkait dengan mafia ekonomi dan kesehatan semakin meruncing. Kebijakan-kebijakan diambil sebagian terasa untuk kepentingan oligarki dengan meminggirkan peran rakyat kecil. Selain itu, adanya mafia-mafia di bidang ekonomi dan kesehatan, yang selama ini menghambat perbaikan sistem untuk transformasi Indonesia.
"Maka dari itu, mari jadikan Indonesia sebagai negara untuk semua. Kelompok yang memegang kendali ekonomi dan kekuasaan, seharusnya mengayomi dan mengangkat rakyat kita, serta para pengusaha muda," ujarnya.
Ketiga, merdeka untuk melahirkan pemimpin di tengah pandemi. Nabil menjelaskan, pepatah kuno menyebut bahwa pemimpin hebat lahir di tengah krisis. Karena itu, pandemi COVID-19 harus jadi semangat bersama untuk bergotong-royong, saling bantu, serta melahirkan pemimpin besar yang bervisi global dengan nilai-nilai Pancasila dan keindonesiaan.( )
(abd)