Hari Kemerdekaan Harus Jadi Momen Perkuat Ketahanan Nasional

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 12:01 WIB
loading...
Hari Kemerdekaan Harus Jadi Momen Perkuat Ketahanan Nasional
Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, Nasaruddin Umar. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Upaya memperjuangkan kemerdekaan di masa lalu dilakukan seluruh komponen bangsa. Karena itu, Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republlik Indonesia harus menjadi momentum bagi bangsa Indonesia memperkuat ketahanan nasional.

Di antaranya memperkuat ketahanan nasional dengan memerangi virus Corona atau Covid-19 dan "virus" radikal terorisme.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, Nasaruddin Umar mengatakan sesungguhnya prioritas upaya mengisi kemerdekaan bangsa di era Covid-19, yakni penanggulangan virus Covid-19 dan paham radikal terorisme.

“Saat ini ada dua bahaya laten yang harus kita atasi, yaitu virus Covid-19 dan radikal terorisme. Ini sama bahayanya. Sebagai warga bangsa, Covid-19 harus dan wajib kita singkirkan dengan usaha dan doa. Tapi selain itu, 'virus' radikal terorisme ini juga perlu kita singkirkan juga,” ujar Nasaruddin Umar di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.

Mengenai kesiapsiagaan nasional dan momentum 17 Agustus, Nasar menyarankan generasi muda untuk diajarkan bela negara. Dengan demikian, para pemuda itu bisa memiliki semangat bela negara di dalam dirinya.

“Dalam rangka kesiapsiagaan nasional, saya mengusulkan bela negara kepada para pemuda. Karena di Mesir sebelum sarjana S-1, harus latihan wajib militer dulu. Kalau semua anak muda kita didoktrin untuk bela negara dan mental ideologis serta dilatih secara fisik, saya kira daya tahan bangsa kita nanti pasti akan kuat,” tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu.

Pria kelahiran Bone ini menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan, masyarakat harus bekerja sama menanggulangi virus yang tengah melanda Indonesia.

“Peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk menanggulangi wabah Covid-19. Kami juga berharap kerja sama masyarakat dan pemerintah untuk memerangi atau memusuhi segala bentuk terorisme, kekerasan dan semacamnya. Kalau ini dilakukan saya kira kita akan hidup tentram sebagai warga bangsa,” tandasnya. ( )

Dia mengungkapkan untuk menanggulangi paham radikal terorisme, masyarakat harus memiliki pemahaman agama mendalam dan jangan belajar kepada guru yang tidak tepat.

Nasaruddin menegaskan harus memahami Alquran dan Hadist secara mendalam agar tidak melenceng. “Karena pemahaman agama yang melenceng bisa bahaya dalam masyarakat. Karena itu belajarlah kepada sumber yang lebih baik. Jangan Belajar kepada orang-orang yang tidak jelas keilmuannya,” tuturnya.

Menurut dia, harus ada yang bisa menjadi contoh di tengah masyakat, paling tidak dalam lingkungan untuk menjalankan agama secara toleran. Termasuk juga memiliki jiwa nasionalisme untuk membangun bangsa.

“Nasionalisme memiliki banyak bentuk, cinta produk dalam negeri misalnya, cinta pemikiran-pemikiran dalam negeri. Jangan seolah-olah pemikir barat itu benar, mutlak, atau Timur Tengah itu benar. Karena kebenaran itu universal, ada disana, ada disini. Sama juga kesalahan, ada di sana, ada di sini. Nasionalisme itu bukan hanya konsumsi produk dalam negeri, konsumsi pemikiran dalam negeri pun juga perlu,” katanya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1744 seconds (0.1#10.140)