Tim Hukum Nasional AMIN: Prabowo-Gibran Dulang Suara karena Intervensi Bansos
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Hukum Nasional (THN) Anies-Muhaimin (AMIN) menilai mendulangnya suara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilatarbelakangi adanya intervensi pembagian bantuan sosial (bansos) yang masif. THN AMIN menyinggung kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turut membagikan bansos.
Anggota THN AMIN, Bambang Widjojanto mengatakan penyaluran bansos yang luar biasa terjadi ketika Jokowi melakukan kunjungan. Bambang pun menyinggung lokasi Jawa Tengah yang kerap dikunjungi Jokowi. “Kunjungan Pak Jokowi di Jawa Tengah ada lebih dari 15 dan di daerah itu bansosnya luar biasa,” ungkap Bambang, Rabu (27/3/2024).
Hal itu, kata Bambang, juga selaras dengan keterlibatan atau pengerahan aparatur yang juga luar biasa. Sehingga menurutnya perolehan angka yang didapatkan Prabowo-Gibran menjadi mendulang. “Berdasarkan riset ini dapat ditentukan bahwa intervensi bansos, penggunaan aparat negara itu memengaruhi peningkatan suara,” sambungnya.
Bambang lantas memberikan contoh bagaimana skema penyaluran bansos dan intevensi bisa memengaruhi suara. Ia pun memberikan tiga contoh survei yang dilakukan dari tiga kali pemilu ke belakang yang diikuti Prabowo.
Bambang menyinggung perolehan suara Prabowo di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara yang pada 2014 mendapatkan angka 21,91%. Pada 2019 angka Prabowo justru jeblok di bawah 10%, namun pada 2024 angka itu menaik signifikan hingga 75,93%. “Artinya terjadi kenaikan 66,38%,” ungkap dia.
Menurut Bambang, perolehan angka Prabowo saat ini bukan semata-mata lantaran pemilih telah memilih calon terbaiknya. Namun semata-mata karena masifnya dugaan intervensi.
“Kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih di dalam memilih calon terbaiknya, tetapi ada intervensi yang luar biasa terhadap bansos, dari bansos, kunjungan-kunjungan dan sebagian aparatur serta presiden sendiri,” ungkapnya.
Anggota THN AMIN, Bambang Widjojanto mengatakan penyaluran bansos yang luar biasa terjadi ketika Jokowi melakukan kunjungan. Bambang pun menyinggung lokasi Jawa Tengah yang kerap dikunjungi Jokowi. “Kunjungan Pak Jokowi di Jawa Tengah ada lebih dari 15 dan di daerah itu bansosnya luar biasa,” ungkap Bambang, Rabu (27/3/2024).
Hal itu, kata Bambang, juga selaras dengan keterlibatan atau pengerahan aparatur yang juga luar biasa. Sehingga menurutnya perolehan angka yang didapatkan Prabowo-Gibran menjadi mendulang. “Berdasarkan riset ini dapat ditentukan bahwa intervensi bansos, penggunaan aparat negara itu memengaruhi peningkatan suara,” sambungnya.
Bambang lantas memberikan contoh bagaimana skema penyaluran bansos dan intevensi bisa memengaruhi suara. Ia pun memberikan tiga contoh survei yang dilakukan dari tiga kali pemilu ke belakang yang diikuti Prabowo.
Bambang menyinggung perolehan suara Prabowo di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara yang pada 2014 mendapatkan angka 21,91%. Pada 2019 angka Prabowo justru jeblok di bawah 10%, namun pada 2024 angka itu menaik signifikan hingga 75,93%. “Artinya terjadi kenaikan 66,38%,” ungkap dia.
Menurut Bambang, perolehan angka Prabowo saat ini bukan semata-mata lantaran pemilih telah memilih calon terbaiknya. Namun semata-mata karena masifnya dugaan intervensi.
“Kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih di dalam memilih calon terbaiknya, tetapi ada intervensi yang luar biasa terhadap bansos, dari bansos, kunjungan-kunjungan dan sebagian aparatur serta presiden sendiri,” ungkapnya.
(cip)