Ini Pesan Para Tokoh Agama di Indonesia Usai Rekapitulasi Suara Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai menyampaikan pesan usai hasil pengumuman rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pihak-pihak terkait diharapkan menyikapi hasil rekapitulasi suara itu dengan arif dan bijaksana.
Forum Peduli Indonesia Damai dideklarasikan oleh sejumlah tokoh agama pada Jumat (22/3/2024). Mereka antara lain Waketum MUI KH Marsudi Syuhud, Sekum PGI Jacky Manuputty, Ketum PHDI Majyen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tanaya, Ketua Permabudhi Judha Hartono, dan Ketum Matakin Budi Tanuwibowo.
KH Marsudi Syuhud mengatakan, hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024 harus dilihat dengan rahmat dan kasih sayang. Dengan begitu, dunia akan bersinar dengan kedamaian, dipenuhi oleh kegembiraan, kesenangan dan memiliki kondisi yang menyenangkan. Apabila ada yang belum menerima hasil tersebut diharapkan dapat menyelesaikannya melalui Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sedangkan bagi pihak yang menerima hasil tersebut dapat memihak kepada semuanya tanpa melihat permusuhan," kata Kiai Marsudi dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2024).
Hal yang sama disampaikan Xueshi Budi Tanuwibowo. Menurutnya, bagi pihak-pihak yang belum bisa menerima hasil tersebut dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan koridor konstitusi. Selain itu, langkah-langkah tersebut juga dilakukan dengan kepala dingin, hati tenang sehingga, seluruh rakyat Indonesia mendapatkan kedamaian.
Menurutnya, upaya pemilu dan pilpres dilakukan untuk mencari wakil rakyat dan pemimpin 5 tahun ke depan yang sesuai dengan keinginan rakyat. Oleh karena itu, keinginan itu jangan sampai dikotori oleh tindakan-tindakan yang tidak baik.
"Maka dari itu, dari Forum Peduli Indonesia damai ini, sudah 6 kali menyerukan agar kita semua tetap dalam koridor persatuan dan keharmonisan bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tanaya menyampaikan apresiasinya bagi seluruh elemen bangsa yang telah berpartisipasi dalam Pemilu 2024. "Termasuk kelompok-kelompok masyarakat yang mengawal proses demokrasi, mengoreksi ketidakbenaran yang ditemukan, ini semua memberikan harapan bagi perjalanan bangsa ke depan," ucapnya.
Ia mengajak seluruh pihak untuk terus memperjuangkan bangsa Indonesia dalam persahabatan dan persatuan.
Judha Hartono menambahkan, siapa pun yang terpilih dapat menjaga dan menjalankan Pancasila, Undang-Undang 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Ia menghimbau agar hasil pengumuman rekapitulasi suara oleh KPU bisa disikapi dengan saling menghargai dan menghormati.
Azisoko Harmoko dari Sekretariat Forum Peduli Indonesia Damai menyerukan agar adanya rekonsiliasi nasional. Ia juga mengajak semua pihak untuk terus mengawal proses ini dengan aman, damai, tertib dan menjunjung tinggi sesama bangsa.
Adapun Jacky Manuputty menyampaikan, proses demokrasi tidak semudah membalikan telapang tangan. Menurutnya, dalam proses demokrasi ini pada hakikatnya adalah belajar. Karena itu, apabila dalam proses demokrasi ini terdapat kekurangan dan mungkin pelanggaran, serta dianggap pelanggaran secara konstitusional, maka hal itu harus dijadikan pembelajaran.
"Agar ini diwariskan semakin baik lagi bagi generasi yang akan datang. Semoga yang dibangun itu bisa menjadi bangsa yang lebih mapan dalam berdemokrasi," tuturnya.
Imam Pituduh mengatakan, para tokoh agama dan umatnya diharapkan dapat menjalankan kehidupan yang tidak keluar dari nilai-nilai moral dan etika.Hal itu juga harus disertai dengan nilai-nilai agama untuk menunjukkan kehidupan yang bermoral.
"Untuk menunjukkan hidup bermoral dan berikan kemaslahatan bangsa dan negara, kita kejar kedamaian dan keadilan apapun harganya," tuturnya.
Forum Peduli Indonesia Damai dideklarasikan oleh sejumlah tokoh agama pada Jumat (22/3/2024). Mereka antara lain Waketum MUI KH Marsudi Syuhud, Sekum PGI Jacky Manuputty, Ketum PHDI Majyen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tanaya, Ketua Permabudhi Judha Hartono, dan Ketum Matakin Budi Tanuwibowo.
KH Marsudi Syuhud mengatakan, hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024 harus dilihat dengan rahmat dan kasih sayang. Dengan begitu, dunia akan bersinar dengan kedamaian, dipenuhi oleh kegembiraan, kesenangan dan memiliki kondisi yang menyenangkan. Apabila ada yang belum menerima hasil tersebut diharapkan dapat menyelesaikannya melalui Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sedangkan bagi pihak yang menerima hasil tersebut dapat memihak kepada semuanya tanpa melihat permusuhan," kata Kiai Marsudi dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2024).
Hal yang sama disampaikan Xueshi Budi Tanuwibowo. Menurutnya, bagi pihak-pihak yang belum bisa menerima hasil tersebut dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan koridor konstitusi. Selain itu, langkah-langkah tersebut juga dilakukan dengan kepala dingin, hati tenang sehingga, seluruh rakyat Indonesia mendapatkan kedamaian.
Menurutnya, upaya pemilu dan pilpres dilakukan untuk mencari wakil rakyat dan pemimpin 5 tahun ke depan yang sesuai dengan keinginan rakyat. Oleh karena itu, keinginan itu jangan sampai dikotori oleh tindakan-tindakan yang tidak baik.
"Maka dari itu, dari Forum Peduli Indonesia damai ini, sudah 6 kali menyerukan agar kita semua tetap dalam koridor persatuan dan keharmonisan bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tanaya menyampaikan apresiasinya bagi seluruh elemen bangsa yang telah berpartisipasi dalam Pemilu 2024. "Termasuk kelompok-kelompok masyarakat yang mengawal proses demokrasi, mengoreksi ketidakbenaran yang ditemukan, ini semua memberikan harapan bagi perjalanan bangsa ke depan," ucapnya.
Ia mengajak seluruh pihak untuk terus memperjuangkan bangsa Indonesia dalam persahabatan dan persatuan.
Judha Hartono menambahkan, siapa pun yang terpilih dapat menjaga dan menjalankan Pancasila, Undang-Undang 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Ia menghimbau agar hasil pengumuman rekapitulasi suara oleh KPU bisa disikapi dengan saling menghargai dan menghormati.
Azisoko Harmoko dari Sekretariat Forum Peduli Indonesia Damai menyerukan agar adanya rekonsiliasi nasional. Ia juga mengajak semua pihak untuk terus mengawal proses ini dengan aman, damai, tertib dan menjunjung tinggi sesama bangsa.
Adapun Jacky Manuputty menyampaikan, proses demokrasi tidak semudah membalikan telapang tangan. Menurutnya, dalam proses demokrasi ini pada hakikatnya adalah belajar. Karena itu, apabila dalam proses demokrasi ini terdapat kekurangan dan mungkin pelanggaran, serta dianggap pelanggaran secara konstitusional, maka hal itu harus dijadikan pembelajaran.
"Agar ini diwariskan semakin baik lagi bagi generasi yang akan datang. Semoga yang dibangun itu bisa menjadi bangsa yang lebih mapan dalam berdemokrasi," tuturnya.
Imam Pituduh mengatakan, para tokoh agama dan umatnya diharapkan dapat menjalankan kehidupan yang tidak keluar dari nilai-nilai moral dan etika.Hal itu juga harus disertai dengan nilai-nilai agama untuk menunjukkan kehidupan yang bermoral.
"Untuk menunjukkan hidup bermoral dan berikan kemaslahatan bangsa dan negara, kita kejar kedamaian dan keadilan apapun harganya," tuturnya.
(abd)