Apa yang Diharapkan Indonesia Bergabung dengan OECD?
loading...
A
A
A
baca juga: Daftar Negara Anggota OECD, Ada Israel hingga Indonesia
Harapan besar Indonesia dengan bergabung dalam OECD sebenarnya wajar mengingatkan peran strategis yang bisa dimainkan. Dengan referensi kebijakan dan standar luas di berbagai sektor yang dimiliki OECD, proses aksesi Indonesia diharapkan mampu mendukung reformasi struktural yang berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung penyempurnaan kebijakan dan regulasi sesuai referensi yang unggul.
Selanjutnya, penyesuaian standar dan kebijakan juga akan berpengaruh pada peningkatan tingkat kepercayaan global, peningkatan perdagangan dan investasi, terutama terhadap kolaborasi teknologi dan inovasi, membuka akses pasar bagi ekspor dalam negeri, meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan infrastruktur.
Kerja sama internasional, terutama dengan OECD, bisa menjadi salah satu sektor yang memainkan peranan penting dalam memberikan peta jalan yang komprehensif guna mendorong terwujudnya transisi dan transformasi ekonomi menuju Visi Indonesia Emas 2045. Sebagai upaya jangka menengah, Indonesia saat ini berfokus pada peningkatan produktivitas dan daya saing internasional untuk mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi nasional ke depan agar mampu keluar darimiddle-income trap seperti yang dilakukan Korea Selatan.
Saat ini Indonesia masuk dalamcritical part, periode krisis masuk dalam negara dari USD5.000 di akhirtahun depan, untuk mencapai negara pendapatan di atas USD10.000. Untuk ke luar dari jebakan pendapatan kelas menengah, ekonomi perlu tumbuh minimal 6-7% hingga 20 tahun mendatang. Karena itu, fokus jangka menengah Indonesia adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing internasional agar memiliki PDB yang lebih tinggi.
‘’Waktu kita tidak banyak. Diperkirakan 10 tahun dan untuk 10 tahun itu bersamaan dengan adanya bonus demografi. Dan bersamaan dengan itu fungsi dari pada investasi danmultilateral trademenjadi penting. Artinya kita membuka akses terhadap pasar di 38 negara OECD dan juga kita menggunakanbest practicestandar yang sama,” ungkap Menko Airlangga.
Disebutkan, keanggotaan Indonesia pada OECD akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi Indonesia, diperlukan untuk meningkatkan kecepatan dan skala transformasi ekonomi untuk mencapai tujuan strategis nasional. Indonesia juga memerlukan sarana dan pendekatan baru untuk memandu para pembuat kebijakan untuk bergerak maju, terutama dengan menyelaraskan diri dengan tolok ukur internasional.
Institusi dan pembuat kebijakan di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proses keanggotaan OECD -dalam hal memperkuat penyusunan kebijakan berbasis bukti dan analisis, khususnya pada reformasi lingkungan, sosial dan tata kelola. Selain itu kebijakan nasional Indonesia akan mampu beradaptasi dengan perubahan struktural yang ada, seperti dekarbonisasi, digitalisasi, teknologi, dan masalah demografi.
baca juga: Indonesia Resmi Jadi Anggota OECD, Negara Pertama di ASEAN
Sebaliknya bagi OECD, bergabungnya Indonesia akan memberikan jangkauan global yang lebih luas, khususnya pada kawasan Asia Tenggara. Dengan proyeksi sebagai lima besar perekonomian dunia pada 2045, Indonesia merupakan mitra strategis dalam memperkuat standar dan praktik terbaik OECD. Kemitraan dengan Indonesia juga untuk memastikan bahwa no one should be left behind, sejalan dengan misi kunjungan Presiden Joko Widodo ke Afrika minggu ini guna menjalin kemitraan dan peluang kerja sama.
Harapan besar Indonesia dengan bergabung dalam OECD sebenarnya wajar mengingatkan peran strategis yang bisa dimainkan. Dengan referensi kebijakan dan standar luas di berbagai sektor yang dimiliki OECD, proses aksesi Indonesia diharapkan mampu mendukung reformasi struktural yang berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung penyempurnaan kebijakan dan regulasi sesuai referensi yang unggul.
Selanjutnya, penyesuaian standar dan kebijakan juga akan berpengaruh pada peningkatan tingkat kepercayaan global, peningkatan perdagangan dan investasi, terutama terhadap kolaborasi teknologi dan inovasi, membuka akses pasar bagi ekspor dalam negeri, meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan infrastruktur.
Kerja sama internasional, terutama dengan OECD, bisa menjadi salah satu sektor yang memainkan peranan penting dalam memberikan peta jalan yang komprehensif guna mendorong terwujudnya transisi dan transformasi ekonomi menuju Visi Indonesia Emas 2045. Sebagai upaya jangka menengah, Indonesia saat ini berfokus pada peningkatan produktivitas dan daya saing internasional untuk mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi nasional ke depan agar mampu keluar darimiddle-income trap seperti yang dilakukan Korea Selatan.
Saat ini Indonesia masuk dalamcritical part, periode krisis masuk dalam negara dari USD5.000 di akhirtahun depan, untuk mencapai negara pendapatan di atas USD10.000. Untuk ke luar dari jebakan pendapatan kelas menengah, ekonomi perlu tumbuh minimal 6-7% hingga 20 tahun mendatang. Karena itu, fokus jangka menengah Indonesia adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing internasional agar memiliki PDB yang lebih tinggi.
‘’Waktu kita tidak banyak. Diperkirakan 10 tahun dan untuk 10 tahun itu bersamaan dengan adanya bonus demografi. Dan bersamaan dengan itu fungsi dari pada investasi danmultilateral trademenjadi penting. Artinya kita membuka akses terhadap pasar di 38 negara OECD dan juga kita menggunakanbest practicestandar yang sama,” ungkap Menko Airlangga.
Disebutkan, keanggotaan Indonesia pada OECD akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi Indonesia, diperlukan untuk meningkatkan kecepatan dan skala transformasi ekonomi untuk mencapai tujuan strategis nasional. Indonesia juga memerlukan sarana dan pendekatan baru untuk memandu para pembuat kebijakan untuk bergerak maju, terutama dengan menyelaraskan diri dengan tolok ukur internasional.
Institusi dan pembuat kebijakan di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proses keanggotaan OECD -dalam hal memperkuat penyusunan kebijakan berbasis bukti dan analisis, khususnya pada reformasi lingkungan, sosial dan tata kelola. Selain itu kebijakan nasional Indonesia akan mampu beradaptasi dengan perubahan struktural yang ada, seperti dekarbonisasi, digitalisasi, teknologi, dan masalah demografi.
baca juga: Indonesia Resmi Jadi Anggota OECD, Negara Pertama di ASEAN
Sebaliknya bagi OECD, bergabungnya Indonesia akan memberikan jangkauan global yang lebih luas, khususnya pada kawasan Asia Tenggara. Dengan proyeksi sebagai lima besar perekonomian dunia pada 2045, Indonesia merupakan mitra strategis dalam memperkuat standar dan praktik terbaik OECD. Kemitraan dengan Indonesia juga untuk memastikan bahwa no one should be left behind, sejalan dengan misi kunjungan Presiden Joko Widodo ke Afrika minggu ini guna menjalin kemitraan dan peluang kerja sama.