Sekjen Perindo Beberkan Temuan Kejanggalan Sirekap yang Bisa Rugikan Partai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Perindo , Ahmad Rofiq menyampaikan bahwa temuan-temuan kejanggalan aplikasi sistem rekapitulasi suara (Sirekap) bisa merugikan banyak partai.
Hal itu karena ada satu hal yang mengagetkan saat proses perhitungan oleh internal Partai Perindo dari mulai mengunduh Sirekap hingga temuan terkait form C1 atau C-hasil.
"Pertama saya sampaikan memang di dalam proses perhitungan yang dilakukan di internal Partai Perindo, ketika harus mengunduh aplikasi di Sirekap banyak sekali temuan-temuan yang terkait dengan C1 yang blank dan ini sesuatu yang mengagetkan," ujar Rofiq dalam program Sindo Prime, Selasa (27/2/2024).
"Karena kita tahu bahwa pemilu hari ini itu dalam konteks pembiayaannya sangat mahal sekali, sangat mahal, sangat besar puluhan triliun," imbuhnya.
Menurut Rofiq, dalam konteks pembiayaan yang juga diambil dari APBN 2024 ini mestinya IT yang digunakan tidak perlu ada kendala karena dengan pembiayaan yang tinggi pasti sistemnya juga sempurna.
"Nah ini adalah temuan yang yang menurut saya mengejutkan dan kita bisa berasumsi bahwa di dalam perhitungan ini ada sesuatu yang tersengaja dalam konteks ini," papar Rofiq.
Rofiq juga menyoroti ketika basis Sirekap ini tidak bisa dipertanggungjawabkan atau tidak ada satu hal yang sifatnya transparan, maka di dalam perhitungan yang sifatnya berjenjang ini akan mendatangkan masalah baru.
"Proses curi-mencuri, proses pemindahan suara pengalihan berbagai macam permainan yang ada di dalam perhitungan di tingkat bawah itu, sangat mungkin terjadi dan ini sangat merugikan partai," tegas Rofiq.
Kemudian temuan yang kedua adalah masyarakat hari ini, ketika ingin melihat perkembangan dan hasil perhitungan suara itu kan KPU telah memberikan informasi melalui Sirekap. Menurutnya, jika Sirekap ini saja tidak bisa dipertanggungjawabkan bagaimana masyarakat itu akan menilai bahwa pemilu ini berjalan dengan secara jujur dan adil.
"Justru saya melihat ini akan menjadi delegitimasi terhadap sebuah hasil pemilu yang ada hari ini dan kita tahu bahwa pemilu hari ini apa kalau boleh kita perbandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya tingkat kecurangannya sangat luar biasa," paparnya.
"Bahkan sangat brutal dalam konteks pelaksanaan, nah tentu ini juga tidak ditunjang dengan apa kemampuan penyelenggara untuk menjamin bahwa pemilu ini bisa membuat semua orang akan tenang," sambung Rofiq.
Hal itu datang karena segala informasi yang disajikan tidak tampak memberikan sebuah hasil yang sangat transparan dan kita tahu bahwa dengan adanya pengakuan dari KPU bahwa sirekap ini ada beberapa kesalahan-kesalahan, tentu ini menunjukkan adanya ketidakprofesionalan yang itu tentu saja merugikan partai-partai politik.
"Dan ini sudah menjadi pergunjingan publik, tidak hanya internal partai tetapi masyarakat juga sangat resah dengan keberadaan sirekap hari ini," pungkasnya.
Hal itu karena ada satu hal yang mengagetkan saat proses perhitungan oleh internal Partai Perindo dari mulai mengunduh Sirekap hingga temuan terkait form C1 atau C-hasil.
"Pertama saya sampaikan memang di dalam proses perhitungan yang dilakukan di internal Partai Perindo, ketika harus mengunduh aplikasi di Sirekap banyak sekali temuan-temuan yang terkait dengan C1 yang blank dan ini sesuatu yang mengagetkan," ujar Rofiq dalam program Sindo Prime, Selasa (27/2/2024).
"Karena kita tahu bahwa pemilu hari ini itu dalam konteks pembiayaannya sangat mahal sekali, sangat mahal, sangat besar puluhan triliun," imbuhnya.
Menurut Rofiq, dalam konteks pembiayaan yang juga diambil dari APBN 2024 ini mestinya IT yang digunakan tidak perlu ada kendala karena dengan pembiayaan yang tinggi pasti sistemnya juga sempurna.
"Nah ini adalah temuan yang yang menurut saya mengejutkan dan kita bisa berasumsi bahwa di dalam perhitungan ini ada sesuatu yang tersengaja dalam konteks ini," papar Rofiq.
Rofiq juga menyoroti ketika basis Sirekap ini tidak bisa dipertanggungjawabkan atau tidak ada satu hal yang sifatnya transparan, maka di dalam perhitungan yang sifatnya berjenjang ini akan mendatangkan masalah baru.
"Proses curi-mencuri, proses pemindahan suara pengalihan berbagai macam permainan yang ada di dalam perhitungan di tingkat bawah itu, sangat mungkin terjadi dan ini sangat merugikan partai," tegas Rofiq.
Kemudian temuan yang kedua adalah masyarakat hari ini, ketika ingin melihat perkembangan dan hasil perhitungan suara itu kan KPU telah memberikan informasi melalui Sirekap. Menurutnya, jika Sirekap ini saja tidak bisa dipertanggungjawabkan bagaimana masyarakat itu akan menilai bahwa pemilu ini berjalan dengan secara jujur dan adil.
"Justru saya melihat ini akan menjadi delegitimasi terhadap sebuah hasil pemilu yang ada hari ini dan kita tahu bahwa pemilu hari ini apa kalau boleh kita perbandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya tingkat kecurangannya sangat luar biasa," paparnya.
"Bahkan sangat brutal dalam konteks pelaksanaan, nah tentu ini juga tidak ditunjang dengan apa kemampuan penyelenggara untuk menjamin bahwa pemilu ini bisa membuat semua orang akan tenang," sambung Rofiq.
Hal itu datang karena segala informasi yang disajikan tidak tampak memberikan sebuah hasil yang sangat transparan dan kita tahu bahwa dengan adanya pengakuan dari KPU bahwa sirekap ini ada beberapa kesalahan-kesalahan, tentu ini menunjukkan adanya ketidakprofesionalan yang itu tentu saja merugikan partai-partai politik.
"Dan ini sudah menjadi pergunjingan publik, tidak hanya internal partai tetapi masyarakat juga sangat resah dengan keberadaan sirekap hari ini," pungkasnya.
(kri)