Jimly Asshiddiqie Sebut Cinta Produk dalam Negeri Harus Terus Digaungkan

Kamis, 13 Agustus 2020 - 18:04 WIB
loading...
Jimly Asshiddiqie Sebut...
Anggota DPD dari Provinsi DKI Jakarta Jimly Asshiddiqie mengungkapkan, bahwa Indonesia sedang berada di masa yang sangat genting, di tengah Pandemi Covid-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Anggota DPD RI dari Provinsi DKI Jakarta Jimly Asshiddiqie mengungkapkan Indonesia sedang berada di masa yang sangat genting. Hal tersebut dikatakannya dalam Webinar Jimly Institute Bertajuk Dukungan Pemerintah Terhadap Pengembangan UMKM dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi Corona, Rabu (12/8/2020) malam.

"Semoga selama hidup kita tidak pernah lagi merasakan masalah sedahsyat ini," ujar Jimly Asshiddiqie. (Baca juga: Luhut Sebut Arak Bali Mampu Turunkan Angka Penderita Covid-19)

Dia mengatakan, di tengah Pandemi Covid-19, justru timbul ancaman perang dunia ketiga. Menurut mantan ketua mahkamah konstitusi (MK) ini, ancaman itu nyata. (Baca juga: Bertambah 28 Kasus, Total 1.322 WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi Covid-19)

Dirinya mengatakan, Negara seperti Rusia dan Amerika Serikat punya banyak nuklir. Selain itu, kata dia, beberapa ahli sudah memprediksi akan ada gelombang deglobalisasi, setelah itu gelombang reglobalisasi dengan struktur yang berubah juga.

"Maka Indonesia harus antisipasi, yang harus kita lakukan di era deglobalisasi adalah membuat gerakan nasional produksi dalam negeri, urusan pangan misalnya jangan lagi tergantung pada negara lain. Cinta produk dalam negeri harus terus digaungkan," ungkap mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini.

Dia melanjutkan, masifikasi produk, promosikan produk lokal, diorganisir oleh pemerintah. "Produksi dulu, jangan tanya akan dibelikah atau tidak, tapi setelah diproduksi lalu iklankan secara posmo," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga menilai dukungan dana untuk para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu penting di tengah Pandemi Covid-19. "Tapi yang paling penting adalah kreativitas dari pelaku usaha," tuturnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)