Luhut Sebut Arak Bali Mampu Turunkan Angka Penderita COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan arak bali mampu menurunkan angka penderita COVID-19 di Pulau Dewata. Hal itu berdasarkan pengakuan dari Gubernur Bali I Wayan Koster yang menyebut penggunaan kearifan lokal itu mampu menekan orang terpapar virus corona.
"Gubernurnya mengatakan ada herbal daerah, meminum arak dari mereka. Entah benar entah tidak, yang penting (angka COVID-19 ) kelihatan turun. Saya dukung saja lah, jadi itu kearifan sosial masing-masing," kata Luhut saat menghadiri Rakornas Apindo 2020 secara virtual, Kamis (13/8/2020).
Dia menilai pernyataan itu dapat dibuktikan dengan tidak adanya lonjakan kasus COVID-19 saat pihaknya membuka kembali kawasan itu untuk pariwisata pada 31 Juli 2020 lalu. "Sekarang kami sudah buka (pariwisata) Bali dan Banyuwangi. Kami bersyukur, ternyata setelah dua pekan angka COVID-19 di Bali menurun," ujarnya.( )
Luhut menambahkan kejadian serupa juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur, yang mana wilayah itu sempat menjadi episentrum penyebaran COVID-19 di Tanah Air, kini berangsur pulih. Dirinya mendapat informasi dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang sempat mempromosikan jus herbal berbahan dasar buah manggis untuk penanganan pasien.
"Ibu Risma di Surabaya. Beliau membuat jus dari herbal manggis dan sebagainya, dan ribuan yang sembuh," katanya.
Menurut Luhut, kejadian di luar logika itu memang kerap terjadi di Indonesia, sehingga tak perlu dicemaskan. "Ini menjadi yang tidak dihitung oleh orang asing, bahwa di Indonesia banyak hal-hal yang aneh. Bahkan disebutkan kita membohongi. Tapi kearifan lokal kan suka-suka dia," ujarnya.( )
"Gubernurnya mengatakan ada herbal daerah, meminum arak dari mereka. Entah benar entah tidak, yang penting (angka COVID-19 ) kelihatan turun. Saya dukung saja lah, jadi itu kearifan sosial masing-masing," kata Luhut saat menghadiri Rakornas Apindo 2020 secara virtual, Kamis (13/8/2020).
Dia menilai pernyataan itu dapat dibuktikan dengan tidak adanya lonjakan kasus COVID-19 saat pihaknya membuka kembali kawasan itu untuk pariwisata pada 31 Juli 2020 lalu. "Sekarang kami sudah buka (pariwisata) Bali dan Banyuwangi. Kami bersyukur, ternyata setelah dua pekan angka COVID-19 di Bali menurun," ujarnya.( )
Luhut menambahkan kejadian serupa juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur, yang mana wilayah itu sempat menjadi episentrum penyebaran COVID-19 di Tanah Air, kini berangsur pulih. Dirinya mendapat informasi dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang sempat mempromosikan jus herbal berbahan dasar buah manggis untuk penanganan pasien.
"Ibu Risma di Surabaya. Beliau membuat jus dari herbal manggis dan sebagainya, dan ribuan yang sembuh," katanya.
Menurut Luhut, kejadian di luar logika itu memang kerap terjadi di Indonesia, sehingga tak perlu dicemaskan. "Ini menjadi yang tidak dihitung oleh orang asing, bahwa di Indonesia banyak hal-hal yang aneh. Bahkan disebutkan kita membohongi. Tapi kearifan lokal kan suka-suka dia," ujarnya.( )
(abd)