Antisipasi Corona, Sekolah di Zona Hijau Tak Bisa Langsung Dibuka

Rabu, 12 Agustus 2020 - 17:28 WIB
loading...
Antisipasi Corona, Sekolah...
Baru beberapa hari ini sejumlah sekolah di zona kuning dan hijau sudah dibuka kembali namun justru muncul klaster virus Corona (Covid-19) di sekolah. Foto/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
JAKARTA - Baru beberapa hari ini sekolah di zona kuning dan hijau sudah dibuka kembali namun justru muncul klaster virus Corona (Covid-19) di sekolah.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara (Jubir) Pemerintah sekaligus Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengingatkan, tidak serta merta wilayah zona hijau atau kuning langsung bisa membuka sekolah.

(Baca juga: Update Kasus Corona: 130.718 Positif, 85.798 Sembuh, 5.903 Meninggal)

Wiku menjelaskan, pembukaan sekolah untuk tatap muka saat ini mulai dicoba dibuka untuk daerah hijau dan kemudian kuning atau zona dengan tingkat penularan tidak terdampak serta dengan penularan tingkat penularan atau peningkatan kasusnya rendah.

Namun kata Wiku, potensi peningkatan penularan kasus Covid-19 di sekolah tinggi. (Baca juga: Sistem Ganjil Genap Selama 24 Jam Picu Kontroversi)

"Ternyata tadi dikatakan sudah mulai ada klaster gitu ya dari sekolah. Sebenarnya perlu diperhatikan dalam membuka suatu aktivitas sosial ekonomi khususnya sekolah," kata Wiku dalam diskusi secara virtual 'Budaya Baru Agar Pandemi Berlalu' di Kominfo, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

"Sekolah ini dampak sosialnya sebenarnya relatif rendah. Tapi potensi peningkatan penularan kasusnya tinggi," tambahnya.

Sehingga, tegas Wiku dalam membuka sekolah harus ada tahapan-tahapannya. “Jadi harusnya kalau kita mau melakukan ada tahapan yang sudah sudah berkali-kali kita sampaikan," jelasnya.

"Pertama harus dilakukan prakondisi, yang kedua harus dilakukan timing yang tepat, yang ketiga dilakukan prioritas mana dulu. Yang keempat hubungan atau koordinasi pusat dan daerah, Satgas pusat dan daerah. Dan yang kelima monitoring evaluasi," sambungnya.

Jadi, kata Wiku pembukaan sekolah harus dipastikan sekolahnya siap dari pengelolaan sekolah.

"Pengelolaan sekolah ini berarti gurunya, fasilitasnya semua siap. Dari orang tua murid juga harus ada persetujuan dari orang tua murid. Kemudian juga pastikan bahwa transportasi menuju sekolah itu juga dipastikan tidak terjadi kerumunan atau berdekatan sehingga tidak terjaga jaga jarak itu. Dan juga persiapan dari siswa itu sejak di rumah," ungkapnya.

Wiku mengatakan, semua komponen itu harus disiapkan dan dilakukan simulasi. "Kalau semuanya sudah siap semuanya, baru dilakukan sekolah itu dibuka. Dan bertahap, mungkin mulai dari 30% dulu jadi bertahap mungkin kelasnya dulu juga dibagi-bagi," ujarnya.

"Jadi tidak serta merta zona hijau dan kuning boleh tatap muka langsung dibuka, nggak bisa seperti itu. Harus dilakukan simulasi, harus dicek dulu para orang tua dan seterusnya setuju atau tidak," tegasnya.

Jika tidak disiapkan terlebih dahulu maka akan berpotensi muncul klaster baru. "Kalau enggak, ini adalah salah satu contoh karena kalau tidak disiplin pasti timbul klaster. Dan jangan terus diberikan timbul klaster justru kita harus mengingatkan kembali," kata Wiku.

Wiku pun meminta pemerintah daerah untuk mengkondisikan dalam pembukaan sekolah di wilayahnya. "Semua pihak yang ingin membuka putusannya ada di mana? Keputusan pengambilan keputusan paling kecil ada di kabupaten kota. Dia yang harus mengambil keputusan, dari mana? Dari melakukan simulasi itu tadi mengkondisikan masyarakatnya, enggak bisa serta-merta satu arah," jelasnya.

"Kita ini lagi belajar moga-moga klaster yang ada ini bagian dari pembelajaran kita semuanya di Indonesia. Jangan setiap daerah mau belajar sendiri-sendiri, berbahaya sekali. Anak-anaknya adalah aset bangsa dan kita harus melakukan adjustment untuk kualitas pendidikan yang tetap baik. Tapi jangan beri risiko mereka dengan sesuatu yang berbahaya untuk keselamatan mereka," tegas Wiku.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)