Penuhi Kebutuhan Petani, Ganjar: Indonesia Butuh 3 Pabrik Pupuk Baru
loading...
A
A
A
DEMAK - Capres nomor urut 3 yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo menyebutkan, Indonesia setidaknya membutuhkan tiga pabrik pupuk baru guna memenuhi kebutuhan pada petani. Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan para petani di Desa Wilalung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).
"Soal pupuk, kita kurang lebih butuh tambah tiga pabrik pupuk lagi. Jadi, kalau sekarang kurang ya kondisinya nanti akan berbahaya untuk produksi pertanian di kemudian hari," kata Ganjar saat berdialog dengan para petani.
Ganjar menuturkan, kebutuhan tiga pabrik baru itu disesuaikan dengan luas lahan dan produksi pertanian untuk menjamin agar tidak terjadi krisis pangan ke depannya.
Ia menjelaskan, tiga pabrik pupuk baru dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani di seluruh Indonesia, baik pupuk subsidi maupun nonsubsidi.
"Kalau pabrik yang sekarang produksinya kurang, cara satu-satunya ya menambah pabrik pupuk. Kalau enggak kita akan terganggu produksi pertaniannya," ungkapnya.
Dikatakan Ganjar, dengan membuka pabrik pupuk sangat penting. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan petani, hal itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan dan investasi.
“Kalau memang kita kurang kan satu-satunya menambah pabrik, pupuk Kalau tidak pasti kita akan terganggu pada proses produksi pertaniannya. Tapi kalau enggak, akhirnya apa jatuhnya gitu," ucapnya.
"Penting kok. Dan kalau ketika potensi itu ada, kenapa kita kerjakan sendiri? Membuka lapangan kerja, membuka investasi, dan bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri," tambahnya.
Lebih jauh, saat ditanyakan kenapa tidak mengimpor pupuk untuk menutupi kekurangan pupuk yang diproduksi dalam negeri, Ganjar menyebutkan, Indonesia memiliki potensi untuk membangun pabrik baru dengan kapasitas produksi dapat dipacu dengan kebutuhan.
"Kita punya potensi untuk bangun pabrik baru. Jadi kalau kita punya pabrik sendiri bisa disesuaikan produksinya sesuai kebutuhan petani kita," tambahnya.
Lebih lanjut, terkait anggaran untuk membangun pabrik tersebut, ia menegaskan secara teknis akan dihitung. "Nanti kalau tak bisa dari BUMN, bisa kita cari dari swasta atau investor. Anggaran teknisnya nanti dihitung," pungkasnya.
"Soal pupuk, kita kurang lebih butuh tambah tiga pabrik pupuk lagi. Jadi, kalau sekarang kurang ya kondisinya nanti akan berbahaya untuk produksi pertanian di kemudian hari," kata Ganjar saat berdialog dengan para petani.
Ganjar menuturkan, kebutuhan tiga pabrik baru itu disesuaikan dengan luas lahan dan produksi pertanian untuk menjamin agar tidak terjadi krisis pangan ke depannya.
Ia menjelaskan, tiga pabrik pupuk baru dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani di seluruh Indonesia, baik pupuk subsidi maupun nonsubsidi.
"Kalau pabrik yang sekarang produksinya kurang, cara satu-satunya ya menambah pabrik pupuk. Kalau enggak kita akan terganggu produksi pertaniannya," ungkapnya.
Dikatakan Ganjar, dengan membuka pabrik pupuk sangat penting. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan petani, hal itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan dan investasi.
“Kalau memang kita kurang kan satu-satunya menambah pabrik, pupuk Kalau tidak pasti kita akan terganggu pada proses produksi pertaniannya. Tapi kalau enggak, akhirnya apa jatuhnya gitu," ucapnya.
"Penting kok. Dan kalau ketika potensi itu ada, kenapa kita kerjakan sendiri? Membuka lapangan kerja, membuka investasi, dan bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri," tambahnya.
Lebih jauh, saat ditanyakan kenapa tidak mengimpor pupuk untuk menutupi kekurangan pupuk yang diproduksi dalam negeri, Ganjar menyebutkan, Indonesia memiliki potensi untuk membangun pabrik baru dengan kapasitas produksi dapat dipacu dengan kebutuhan.
"Kita punya potensi untuk bangun pabrik baru. Jadi kalau kita punya pabrik sendiri bisa disesuaikan produksinya sesuai kebutuhan petani kita," tambahnya.
Lebih lanjut, terkait anggaran untuk membangun pabrik tersebut, ia menegaskan secara teknis akan dihitung. "Nanti kalau tak bisa dari BUMN, bisa kita cari dari swasta atau investor. Anggaran teknisnya nanti dihitung," pungkasnya.
(maf)