Debat Perdana: Sebuah Catatan Panelis

Kamis, 14 Desember 2023 - 11:20 WIB
loading...
Debat Perdana: Sebuah...
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto. Foto/Dok MPI/Arif Julianto
A A A
Gun Gun Heryanto
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DEBAT perdana selalu jadi pusat perhatian. Mengapa? Jelas karena hampir semua orang penasaran dengan para calon presiden yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.

Sekitar pukul 18.15 WIB, Jumat (8/12/2023) malam, tim KPU menelepon saya dan memberitahu bahwa nama saya masuk menjadi salah seorang panelis debat perdana. Mereka mengonfirmasi kesediaan.

Saya tidak serta merta mengiyakan, karena Senin-Kamis (11-15/12/2023) sudah terjadwal acara di USIM, Malaysia. Setelah tim saya mengoordinasikan untuk reschedule acara di Malaysia ke 13-15 Desember, akhirnya saya menyatakan kesediaan menjadi tim panelis debat perdana.

Menurut info KPU, proses pemilihan panelis cukup panjang. Dimulai dengan daftar sejumjah kandidat panelis dari berbagai latar belakang keilmuan dan kampus bereputasi di Indonesia. Debat perdana, tentu saja latar belakang panelis diisi keilmuan hukum, politik, komunikasi politik, HAM, dan sosial humaniora.

Tidak mudah mencari nama kandidat panelis di tengah situasi politik yang kerap menggoda para akademisi untuk partisan. Karena kalau sudah pekat berwarna, biasanya akan mendapatkan resistensi dari masing-masing tim sukses pasangan capres.

Singkat cerita terkonfirmasi 11 nama tim panelis, sebagai berikut: Mada Sukmajati - Ilmu Politik UGM, Rudi Rohi - Ilmu Politik Undana, Lita Tyesta ALW - Ilmu Hukum Tata Negara (HTN) Undip, Khairul Fahmi - Hukum Unand, Wawan Mas’udi - Ilmu Politik Fisipol UGM, Gun Gun Heryanto - Komunikasi Politik FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah, Al Makin - Studi Agama UIN Sunan Kalijaga, Susi Dwi Harijanti - HTN UNPAD, Bayu Dwi Anggono - Hukum Universitas Jember, Ahmad Taufan Damanik - Ketua Komnas HAM 2017-2020, dan Agus Riewanto (Pakar Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret Surakarta).

Tugasnya kita diminta membuat rumusan masalah sesuai bidang keilmuan masing-masing dihubungkan dengan tema dan sub tema debat yakni: pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, peningkatan pelayanan publik, penanganan disinformasi, dan kerukunan warga.

Panelis mulai dikarantina sejak Minggu-Selasa, 10-12 Desember 2023. Artinya harus puasa bicara soal debat perdana dan membatasi akses ke berbagai pihak terutama yang punya kepentingan elektoral. Untuk hal ini semua panelis menandatangani pakta integritas.

Mulai 10 Desember 2023, tim panelis bekerja. Diskusi umum soal mekanisme, review isu kontemporer, riset data, verifikasi berbagai landasan pemikiran (teori, konsep, hingga stand point penting dalam kasus nyata).

Selama dua hari, kami diskusi, berdebat panjang dalam arti sesungguhnya. Dialektika yang cukup melelahkan karena semua menyadari arti penting setiap kasus, data, diksi, dan tendensi rumusan pertanyaan bagi para pasangan calon presiden dan warga yang akan mendengarkan.

Diskusi kritis dari 11 orang yang memang berbeda latar belakang keilmuan. Saya sendiri mengajukan 4 pertanyaan setelah melakukan telaah ragam persoalan kontemporer lengkap dengan riset data yang mendukungnya.

Dari semua panelis lahirlah 72 pertanyaan. Yang repot, adalah menyortir pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi hanya 18 pertanyaan saja. Kebayang betapa tidak mudah berdebat soal ego keilmuan, prioritas isu, kepentingan tema debat perdana, serta marwah debat presiden yang harus mencakup level nasional dan global. Dengan dinamika perdebatan akademiknya kami bersepakat memilih 18 tema prioritas.

Itu pun masih harus verifikasi dan reformulasi mengingat pertimbangan: merumuskan soal yang mudah dipahami semua paslon, mudah dipahami pendengar dari berbagai kalangan, durasi setiap pertanyaan yang tidak boleh lebih dari 20 detik.

Ini tentu harus menyelaraskan antara substansi, diksi, dan durasi. Kebayang, betapa kerja kognitif untuk hal ini benar-benar tidak mudah bukan? Jadi tidak benar, tugas panelis hanya memilih dan menunjukkan pertanyaan dari fish ball yang terjadi di panggung puncak debat perdana.

Sampai di hari H, 12 Desember 2023 pukul 19.00 WIB merupakan puncak acara debat perdana. Semua pasangan calon datang dan bersiap berdebat. Terlihat semua pasangan telah menyiapkan fisik, mental, dan pengetahuan karena mereka tahu persis ini adalah momen penting yang akan dilihat banyak orang.

Ada 6 segmen. Segmen 1 adalah pemaparan visi dan misi. Segmen 2 dan 3 pasangan calon menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh panelis. Segmen 4 dan 5 interaksi dan dialektika antarpasangan. Segmen 6 pernyataan tertutup masing-masing capres.

Dari segmen tersebut pertanyaan yang dirumuskan panelis disampaikan kepada para capres di segmen 2 dan 3. Tentu bukan hal mudah memilah banyak keinginan untuk ditanyakan pada para capres. Makanya substansi persoalan dengan basis dan isu kontemporer dirumuskan para panelis.

Mulai dari isu HAM di Papua, kasus Rempang, intervensi cabang kekuasaan lainnya pada independensi kehakiman, pelemahan KPK, putusan pengadilan dan penyitaan aset, penguatan tatakelola partai politik, komitmen pada kebebasan sipil, partisipasi politik, pencegahan disinformasi, ekosistem digital yang inklusif, menjaga keberagaman, dan komitmen pada kelompok rentan perempuan, anak, disabilitas, dan minoritas.

Tentu, tak semua pertanyaan dari 18 soal bisa keluar di dua segmen karena dipilih secara random saat debat berlangsung. Hal ini untuk menjaga kesetaraan, kerahasiaan, serta keadilan untuk semua capres yang berdebat.

Bersyukur semua pertanyaan yang keluar mewakili isu utama di setiap sub tema. Hal ini sudah kami antisipasi mengingat kami melakukan pembobotan hampir setara untuk 18 soal yang kami serahkan ke KPU. Sekilas seperti mudah.

Tapi percayalah, di balik pertanyaan yang disampaikan oleh moderator selama 20 detik untuk setiap pertanyaan terdapat data, analisa, review isu yang mendalam yang memiliki deskripsi panjangnya berdasarkan diskusi sengit karena kami meyakini setiap diksi dan kalimat dalam setiap pertanyaan mewakili integritas dan kapasitas para panelis sebagai ilmuwan.

Jalannya debat secara keseluruhan menurut saya jauh lebih baik dari debat perdana di Pilpres 2019. Pertama, format dibuat model town hall meeting di KPU. Sehingga lebih kondusif dari sisi interaksi.

Kedua, di segmen ke-2 dan ke-3 saat menjawab pertanyaan panelis, para capres sudah mulai banyak berbeda dalam menyikapi beragam isu yang ditanyakan. Ketiga, di segmen ke-4 dan Ke-5 para capres sudah semakin nampak berani berbeda dan berdialektika.

Kedua segmen ini tidak kita temukan di debat capres perdana 2019, makanya saat itu muncul kritik tajam dan KPU memperbaikinya di debat kedua. Keempat di segmen ke-6 pun posisi politik capres nampak terasa berbeda. Meski tentu saja tidak bisa membandingkan proses debat model Amerika dengan Indonesia.

Dalam banyak hal kultur debat Indonesia masih terasa budaya konteks tinggi (high context culture). Serangan tajam kerap masih di bungkus dengan diksi lebih aman, tidak to the point dan manajemen privasi komunikasi.

Semoga aja debat capres ke depan para panelis bisa bertanya langsung untuk mempertajam visi, misi, dan program para capres/cawapres. Debat capres tentu tak hanya berlangsung di panggung. Melainkan juga terjadi di ragam kanal warga. Para pendukung ikutan gegap gempita dengan ragam cara mereka.

Siapa yang disasar? Tentu kelompok pemilih bimbang dan atau mereka yang belum menentukan pilihan. Merujuk ke data Kompas, pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) masih 28 persenan. Artinya masih mungkin memberi kemenangan pada siapa pun pasangan yang bertarung bukan?

Jadi, apakah debat akan berpengaruh menjadi insentif elektoral? Mari kita lihat perkembanganya sampai 4 kali debat lainnya selesai. Semoga aja debat perdana bisa memberi perspektif siapa yang paling layak membawa Indonesia lebih baik. Tetap berpikir, bergerak, dan bermanfaat.

Kuala Lumpur, 13 Desember 2023.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0848 seconds (0.1#10.140)