Kisah Inspiratif Mohammad Masruchin, Sosok Purnawirawan TNI yang Jadi Hafiz dengan Belajar di Pos Satpam
loading...
A
A
A
Saat mengabdi menjaga keamanan pondok, Masruchin sering melihat para santri muda yang sudah hafal Al Quran. Nah, dari sinilah hatinya tergerak untuk ikut belajar menghafal Al Quran.
Setelah membulatkan tekad, Masruchin lantas mengutarakan niatnya kepada para guru pembimbing di pondok tersebut. Mendapat respons bagus, ia disarankan untuk mendaftar sebagai calon hafiz.
Layaknya seorang calon hafiz, Masruchin mengikuti berbagai tahapan yang ditentukan. Meski berbaur bersama santri yang usianya sama dengan anak-anaknya, ia tetap semangat menjalani prosesnya.
Selain setor hafalan kepada para pembimbing, Masruchin memiliki kiat lain untuk meningkatkan hafalannya. Jadi, sambil berjaga di Pos Satpam, ia juga terus membaca kitab suci umat Islam tersebut.
Pada pos kerjanya, Masruchin menyediakan sebuah Al Quran kecil. Seiring waktu, hafalannya terus bertambah, hingga akhirnya ia berhasil menuntaskannya dalam kurun sekitar 5 tahun.
Pasca wisuda, Masruchin juga mendapatkan hadiah tak terduga dari pihak pondok pesantren. Dalam hal ini, ia diberikan kesempatan agar bisa pergi ke Tanah Suci dalam bentuk umrah.
"Masyaallah, saya itu benar-benar beruntung bisa menunaikan ibadah umrah dan menjalankan ibadah langsung di depan Ka'bah. Ini benar-benar hidayah tak terduga bagi saya," pungkas Masruchin.
Terlepas dari statusnya yang sudah menjadi hafiz, Masruchin tetap menjalani pengabdiannya sebagai staf keamanan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran. Selain itu, ia juga mengamalkan ilmunya dengan menjadi guru mengaji di sebuah TPQ di desanya.
Melihat kisah Mohammad Masruchin di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu. Tak perlu minder dengan usia, semua tetap bisa dilakukan asalkan dengan niat dan semangat yang baik.
Lihat Juga: TNI Bentuk Satgas Tindak Prajurit Terlibat Judi Online, Narkoba, Penyelundupan, dan Korupsi
Setelah membulatkan tekad, Masruchin lantas mengutarakan niatnya kepada para guru pembimbing di pondok tersebut. Mendapat respons bagus, ia disarankan untuk mendaftar sebagai calon hafiz.
Layaknya seorang calon hafiz, Masruchin mengikuti berbagai tahapan yang ditentukan. Meski berbaur bersama santri yang usianya sama dengan anak-anaknya, ia tetap semangat menjalani prosesnya.
Selain setor hafalan kepada para pembimbing, Masruchin memiliki kiat lain untuk meningkatkan hafalannya. Jadi, sambil berjaga di Pos Satpam, ia juga terus membaca kitab suci umat Islam tersebut.
Pada pos kerjanya, Masruchin menyediakan sebuah Al Quran kecil. Seiring waktu, hafalannya terus bertambah, hingga akhirnya ia berhasil menuntaskannya dalam kurun sekitar 5 tahun.
Pasca wisuda, Masruchin juga mendapatkan hadiah tak terduga dari pihak pondok pesantren. Dalam hal ini, ia diberikan kesempatan agar bisa pergi ke Tanah Suci dalam bentuk umrah.
"Masyaallah, saya itu benar-benar beruntung bisa menunaikan ibadah umrah dan menjalankan ibadah langsung di depan Ka'bah. Ini benar-benar hidayah tak terduga bagi saya," pungkas Masruchin.
Terlepas dari statusnya yang sudah menjadi hafiz, Masruchin tetap menjalani pengabdiannya sebagai staf keamanan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran. Selain itu, ia juga mengamalkan ilmunya dengan menjadi guru mengaji di sebuah TPQ di desanya.
Melihat kisah Mohammad Masruchin di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar sesuatu. Tak perlu minder dengan usia, semua tetap bisa dilakukan asalkan dengan niat dan semangat yang baik.
Lihat Juga: TNI Bentuk Satgas Tindak Prajurit Terlibat Judi Online, Narkoba, Penyelundupan, dan Korupsi
(okt)