Waka BRIN Tinjau Uji Coba Final Alat Bantu Navigasi Nelayan Tradisional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Kepala (Waka) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian meninjau uji coba alat bantu navigasi bagi nelayan tradisional. Uji coba final Automatic Identification System (AIS) kelas B dengan versi terbaru MF23 tersebut dilakukan di Kawasan Sains BRIN di Ancol, Jakarta Utara.
Hasil riset para perekayasa dari Pusat Riset Elektronika berhasil menambahkan berbagai fitur baru sebagai keunggulan dibandingkan produk luar. Inovasi para periset BRIN juga telah diujicoba sebelumnya di atas kapal-kapal nelayan Kepulauan Seribu oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta bekerjasama dengan Distrik Navigasi Pelabuhan Tanjung Priok.
“Terbukti AIS kelas B versi MF23 sangat andal di dalam pengendalian lalu lintas kapal sekaligus menjamin keselamatan bernavigasi para nelayan tradisional,” ujar Octavian, Rabu (18/10/2023).
Mantan Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengatakan, AIS tersebut sangat dibutuhkan untuk mengendalikan para nelayan tradisional terutama saat melintas di alur pelayaran yang sangat padat dengan kapal besar dan saat melintas di Traffic Separation Scheme (TSS) seperti di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok.
”AIS versi ini mampu memancarkan sinyal unik sesuai data register yang nantinya diterbitkan oleh otoritas pelabuhan pada semua pemerintah daerah,” katanya.
Keunggulan lainnya adalah kemampuan menuntun para nelayan untuk bisa langsung menuju lokasi kumpulan ikan. Nelayan dapat menghemat waktu dan tidak perlu mondar-mandir menghabiskan BBM mencari lokasi ikan di laut. Uji coba menemukan lokasi kumpulan ikan berhasil dilakukan di perairan sebelah Utara Pulau Bali.
”Cukup dengan DC 12 volt mampu menyalakan perangkat AIS berikut 1 antenna GPS, dan 1 antenna VHF pada kisaran harga yang cukup terjangkau. Display AIS juga dapat ditampilkan pada HP biasa menggunakan aplikasi bluetooth sehingga sangat mempermudah para nelayan,” ujarnya.
Selain menguntungkan para nelayan tradisional, maka AIS produksi BRIN juga mendukung penerapan Permenhub RI Nomor 18 Tahun 2022 yang mewajibkan semua kapal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia untuk memasang dan mengaktifkan AIS.
Dalam kesempatan tersebut, Waka BRIN juga memberikan arahan kepada para periset untuk berinovasi mengembangkan teknologi baru AIS beacon yang dapat dipasang pada life jacket agar memudahkan pencarian korban saat misi SAR.
Hasil riset para perekayasa dari Pusat Riset Elektronika berhasil menambahkan berbagai fitur baru sebagai keunggulan dibandingkan produk luar. Inovasi para periset BRIN juga telah diujicoba sebelumnya di atas kapal-kapal nelayan Kepulauan Seribu oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta bekerjasama dengan Distrik Navigasi Pelabuhan Tanjung Priok.
“Terbukti AIS kelas B versi MF23 sangat andal di dalam pengendalian lalu lintas kapal sekaligus menjamin keselamatan bernavigasi para nelayan tradisional,” ujar Octavian, Rabu (18/10/2023).
Mantan Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengatakan, AIS tersebut sangat dibutuhkan untuk mengendalikan para nelayan tradisional terutama saat melintas di alur pelayaran yang sangat padat dengan kapal besar dan saat melintas di Traffic Separation Scheme (TSS) seperti di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok.
”AIS versi ini mampu memancarkan sinyal unik sesuai data register yang nantinya diterbitkan oleh otoritas pelabuhan pada semua pemerintah daerah,” katanya.
Keunggulan lainnya adalah kemampuan menuntun para nelayan untuk bisa langsung menuju lokasi kumpulan ikan. Nelayan dapat menghemat waktu dan tidak perlu mondar-mandir menghabiskan BBM mencari lokasi ikan di laut. Uji coba menemukan lokasi kumpulan ikan berhasil dilakukan di perairan sebelah Utara Pulau Bali.
”Cukup dengan DC 12 volt mampu menyalakan perangkat AIS berikut 1 antenna GPS, dan 1 antenna VHF pada kisaran harga yang cukup terjangkau. Display AIS juga dapat ditampilkan pada HP biasa menggunakan aplikasi bluetooth sehingga sangat mempermudah para nelayan,” ujarnya.
Selain menguntungkan para nelayan tradisional, maka AIS produksi BRIN juga mendukung penerapan Permenhub RI Nomor 18 Tahun 2022 yang mewajibkan semua kapal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia untuk memasang dan mengaktifkan AIS.
Dalam kesempatan tersebut, Waka BRIN juga memberikan arahan kepada para periset untuk berinovasi mengembangkan teknologi baru AIS beacon yang dapat dipasang pada life jacket agar memudahkan pencarian korban saat misi SAR.
(cip)