Jagat Rindu Lare dan Sora
loading...
A
A
A
Maka, perlu sebuah apresiasi ketika seorang penyair memutuskan menulis novel, apalagi berformat trilogi. Sungguh, beberapa hal memang lebih nikmat dijabarkan dalam banyak adegan semata-mata agar esensinya menghasilkan respons yang berbeda-beda, respons yang terasa lebih lengkap.
Buku kedua ini cenderung lebih lambat alurnya dibanding yang pertama. Diceritakan bagaimana Lare kecil bisa berakhir di Caraca, bagaimana ia ditinggal begitu saja oleh orang tuanya, bagaimana ia akhirnya bertemu dengan ibu angkatnya, Lintang Bhanowati.
Diceritakan pula dari sisi Sora, bagaimana pemuda itu dianggap sebagai sosok yang sengaja menabrakkan diri kepada cinta sesaat agar dapat merasakan patah hati yang lalu jadi bahan bakar puisi-puisinya.
Penulis tampak berusaha membuat detail-detail di sana benar-benar meresap ke benak pembaca. Ia ingin menunjukkan bahwa di dunia ini, banyak keajaiban yang tak pernah terpikir sebelumnya. Tentang bagaimana dua jiwa yang terpisah jarak setengah lingkar bumi akhirnya bisa bertemu kembali.
baca juga: Upaya Mempermudah Akademisi dalam Menerbitkan Buku Pendidikan
Sebagai penyair, Usman Arrumy tentu tidak ingin melewatkan menulis puisi sebagai salah satu media penyampai cerita. Tetap saja, puisi punya keunikan tersendiri sebagai jalan yang mengantarkan sebuah pesan.
Semestanya memang berbeda, tetapi bukan berarti tidak bisa disatukan. Seperti Lare dan Sora, seperti lukisan dan puisi, segalanya akan tampak indah di mata individu yang mengagungkan cinta.
Sebenarnya tidak perlu banyak opini untuk buku ini. Saya yakin, tiap pembaca akan mendapat moral of story-nya masing-masing. Seperti tulisan di sampulnya, “Langit tak cukup luas untuk menerjemahkan rinduku,” mungkin sebuah buku belum cukup menjelaskan rasa. Akan tetapi, sebuah buku juga mampu menggambarkan luasnya jagat rindu Lare dan Sora. Sekian.
Judul buku : Lelaki Langit
Penulis : Usman Arrumy
Buku kedua ini cenderung lebih lambat alurnya dibanding yang pertama. Diceritakan bagaimana Lare kecil bisa berakhir di Caraca, bagaimana ia ditinggal begitu saja oleh orang tuanya, bagaimana ia akhirnya bertemu dengan ibu angkatnya, Lintang Bhanowati.
Diceritakan pula dari sisi Sora, bagaimana pemuda itu dianggap sebagai sosok yang sengaja menabrakkan diri kepada cinta sesaat agar dapat merasakan patah hati yang lalu jadi bahan bakar puisi-puisinya.
Penulis tampak berusaha membuat detail-detail di sana benar-benar meresap ke benak pembaca. Ia ingin menunjukkan bahwa di dunia ini, banyak keajaiban yang tak pernah terpikir sebelumnya. Tentang bagaimana dua jiwa yang terpisah jarak setengah lingkar bumi akhirnya bisa bertemu kembali.
baca juga: Upaya Mempermudah Akademisi dalam Menerbitkan Buku Pendidikan
Sebagai penyair, Usman Arrumy tentu tidak ingin melewatkan menulis puisi sebagai salah satu media penyampai cerita. Tetap saja, puisi punya keunikan tersendiri sebagai jalan yang mengantarkan sebuah pesan.
Semestanya memang berbeda, tetapi bukan berarti tidak bisa disatukan. Seperti Lare dan Sora, seperti lukisan dan puisi, segalanya akan tampak indah di mata individu yang mengagungkan cinta.
Sebenarnya tidak perlu banyak opini untuk buku ini. Saya yakin, tiap pembaca akan mendapat moral of story-nya masing-masing. Seperti tulisan di sampulnya, “Langit tak cukup luas untuk menerjemahkan rinduku,” mungkin sebuah buku belum cukup menjelaskan rasa. Akan tetapi, sebuah buku juga mampu menggambarkan luasnya jagat rindu Lare dan Sora. Sekian.
Judul buku : Lelaki Langit
Penulis : Usman Arrumy