Ganjar Disayangi Rakyat karena Pemimpin yang Mendengarkan, Mengapa Pemimpin Harus Terbuka dan Tak Antikritik?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Capres 2024 Ganjar Pranowo dikenal sebagai pemimpin yang terbuka, sehingga disayangi oleh masyarakat Indonesia. Kepribadiannya yang supel dan sederhana membuat dia mudah dekat dengan masyarakat.
Karena kepribadiannya tersebut, Ganjar ketika menjadi Gubernur Jawa Tengah mudah mendapatkan masukan atau kritik terbuka yang disampaikan langsung masyarakat.
Slogan “Tuanku ya Rakyat, Jabatan Cuma Mandat” menjadi patokan Ganjar tetap bersikap sebagai pemimpin yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Melalui slogan tersebut, pascadilantik sebagai Gubernur Jawa Tengah pada 2013, Ganjar menyampaikan pesan penting tentang inklusivitas dan keadilan untuk membebaskan masyarakat dari polarisasi politik.
Dengan pendekatan ini, rakyat tidak lagi dianggap sebagai objek melainkan subjek yang berhak menentukan arah pembangunan. Ini mengubah wajah demokrasi, menyuarakan pentingnya partisipasi publik dalam proses pembangunan, bukan hanya dalam pemilihan umum.
Melalui deklarasi sebagai pelayan rakyat, Ganjar ketika menjadi gubernur telah membawa perubahan signifikan di Jawa Tengah. Dia mengubah pandangan masyarakat tentang posisi dan peran mereka dalam pemerintahan, sehingga mengangkat martabat mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
Dengan demikian, Ganjar berhasil mengubah paradigma dalam pembangunan, mendorong transformasi tidak hanya dalam infrastruktur tetapi juga dalam mentalitas dan martabat masyarakat di mana masyarakat bisa berkontribusi dalam setiap kebijakan pemerintah.
Ganjar juga menekankan pentingnya penggunaan media sosial bagi pemimpin modern dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Menurut dia, medsos menjadi ruang efektif untuk mendengar dan merespons keluhan serta kritik masyarakat.
Selain itu, Ganjar aktif memanfaatkan medsos untuk mempromosikan program-programnya, terutama dalam mendukung para pelaku UMKM melalui program Lapak Ganjar. Dia percaya digitalisasi dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi pelaku UMKM untuk berkembang dan mendapatkan akses baru dalam dunia digital.
Dengan pendekatan ini, Ganjar terlihat sebagai pemimpin yang peduli dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, serta proaktif dalam memanfaatkan teknologi untuk kepentingan publik.
Dalam konteks ini, pemimpin tidak boleh antikritik dan harus terbuka dengan masyarakat. Tidak ada jarak yang jauh (gap) antara pemerintah dan masyarakat.
Pangi mengatakan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat menentukan peluang Ganjar. Presiden Jokowi diketahui memiliki kemiripan dengan karakter Ganjar sebagai sosok yang merakyat dan sederhana, serta tidak berjarak jauh dengan persoalan-persoalan masyarakat yang ada saat ini.
Perlu diketahui, berdasarkan Survei LSI pada Juli 2023, 81,9 persen masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Jelas, hal ini dapat menjadi peluang Ganjar sebagai sosok presiden yang sederhana dan dekat dengan rakyat di masa yang akan datang.
Pemimpin itu juga harus menjadi sosok yang tidak antikritik. Dia harus terbuka dengan setiap aspirasi yang datangnya dari masyarakat. Apalagi kritikan dari masyarakat merupakan bagian dari perbaikan atau pembangunan yang harus dilakukan oleh pemimpin dan timnya.
Ganjar melalui berbagai platform media sosialnya dikenal sangat responsif terhadap keluhan maupun kritik yang disampaikan masyarakat. Dengan tanggap, dia selalu melakukan disposisi kepada timnya agar kritikan atau keluhan masyarakat segera dikerjakan oleh timnya. Hal inilah yang menjadikan Ganjar sebagai pemimpin yang terbuka dan tidak antikritik.
Karena kepribadiannya tersebut, Ganjar ketika menjadi Gubernur Jawa Tengah mudah mendapatkan masukan atau kritik terbuka yang disampaikan langsung masyarakat.
Slogan “Tuanku ya Rakyat, Jabatan Cuma Mandat” menjadi patokan Ganjar tetap bersikap sebagai pemimpin yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Melalui slogan tersebut, pascadilantik sebagai Gubernur Jawa Tengah pada 2013, Ganjar menyampaikan pesan penting tentang inklusivitas dan keadilan untuk membebaskan masyarakat dari polarisasi politik.
Dengan pendekatan ini, rakyat tidak lagi dianggap sebagai objek melainkan subjek yang berhak menentukan arah pembangunan. Ini mengubah wajah demokrasi, menyuarakan pentingnya partisipasi publik dalam proses pembangunan, bukan hanya dalam pemilihan umum.
Melalui deklarasi sebagai pelayan rakyat, Ganjar ketika menjadi gubernur telah membawa perubahan signifikan di Jawa Tengah. Dia mengubah pandangan masyarakat tentang posisi dan peran mereka dalam pemerintahan, sehingga mengangkat martabat mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
Dengan demikian, Ganjar berhasil mengubah paradigma dalam pembangunan, mendorong transformasi tidak hanya dalam infrastruktur tetapi juga dalam mentalitas dan martabat masyarakat di mana masyarakat bisa berkontribusi dalam setiap kebijakan pemerintah.
Ganjar juga menekankan pentingnya penggunaan media sosial bagi pemimpin modern dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Menurut dia, medsos menjadi ruang efektif untuk mendengar dan merespons keluhan serta kritik masyarakat.
Selain itu, Ganjar aktif memanfaatkan medsos untuk mempromosikan program-programnya, terutama dalam mendukung para pelaku UMKM melalui program Lapak Ganjar. Dia percaya digitalisasi dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi pelaku UMKM untuk berkembang dan mendapatkan akses baru dalam dunia digital.
Dengan pendekatan ini, Ganjar terlihat sebagai pemimpin yang peduli dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, serta proaktif dalam memanfaatkan teknologi untuk kepentingan publik.
Pengamat: Pemimpin Harus Perhatian, Dekat Rakyat, dan Mengatasi Persoalan Mendesak
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menuturkan pada 2024 masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang perhatian, dekat dengan rakyat, dan mampu mengatasi berbagai persoalan-persoalan mendesak.Dalam konteks ini, pemimpin tidak boleh antikritik dan harus terbuka dengan masyarakat. Tidak ada jarak yang jauh (gap) antara pemerintah dan masyarakat.
Pangi mengatakan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat menentukan peluang Ganjar. Presiden Jokowi diketahui memiliki kemiripan dengan karakter Ganjar sebagai sosok yang merakyat dan sederhana, serta tidak berjarak jauh dengan persoalan-persoalan masyarakat yang ada saat ini.
Perlu diketahui, berdasarkan Survei LSI pada Juli 2023, 81,9 persen masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Jelas, hal ini dapat menjadi peluang Ganjar sebagai sosok presiden yang sederhana dan dekat dengan rakyat di masa yang akan datang.
Pemimpin itu juga harus menjadi sosok yang tidak antikritik. Dia harus terbuka dengan setiap aspirasi yang datangnya dari masyarakat. Apalagi kritikan dari masyarakat merupakan bagian dari perbaikan atau pembangunan yang harus dilakukan oleh pemimpin dan timnya.
Ganjar melalui berbagai platform media sosialnya dikenal sangat responsif terhadap keluhan maupun kritik yang disampaikan masyarakat. Dengan tanggap, dia selalu melakukan disposisi kepada timnya agar kritikan atau keluhan masyarakat segera dikerjakan oleh timnya. Hal inilah yang menjadikan Ganjar sebagai pemimpin yang terbuka dan tidak antikritik.
(jon)