Dari Fakta Sejarah, Pandemi Sifatnya Sporadis dan Berulang

Senin, 03 Agustus 2020 - 13:42 WIB
loading...
Dari Fakta Sejarah, Pandemi Sifatnya Sporadis dan Berulang
Dari sekitar tahun 1700-an tercatat bahwa pandemi terus berulang antara interval 50 tahun sekali atau 11 tahun sekali terjadi pandemi flu. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Koordinator Tim Komunikasi Satgas Penanganan Covid-19 (virus Corona) sekaligus Penulis Buku Sejarah Pandemi, Arie Rukmantara mengungkapkan, belajar dari sejarah pandemi yang melanda dunia dari tahun 1700-an hingga 2020, tidak tercatat dalam arsip ada orang atau kelompok melakukan konspirasi menyebarkan virus yang menyebabkan pandemi di seluruh dunia.

(Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Dua Minggu Ini Kita Fokus Kampanye Pakai Masker)

Arie mengatakan, dari sekitar tahun 1700-an tercatat bahwa pandemi terus berulang antara interval 50 tahun sekali atau 11 tahun sekali terjadi pandemi flu. (Baca juga: PB IDI Bilang Hanya Fokus pada Ekonomi Tidak Akan Ada Artinya)

"Kita mau kasih lihat dia paling tidak dari tahun 1700-an itu ada intervalnya kelihatan paling tidak dari antara 50 tahun sekali atau 11 tahun sekali kita ketemu pandemi flu. Ini yang flu saja ya," kata Arie dalam diskusi 'Yang Terlupakan: Sejarah Pandemi Flu 1918' di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (3/8/2020).

"Jadi ada di yang paling dekat dengan kita di tahun 1957-1968, ini yang paling dekat. Tapi di 1918 yang luar biasa, karena mampu tersebar di seluruh dunia dan bisa menewaskan puluhan juta orang," jelas Arie.

Selain itu kata Arie, dalam interval 41 tahun dari 1968 hingga 2009 juga terjadi beberapa kali pandemi di belahan dunia. Sehingga kata Arie, terjadinya pandemi terus berulang.

"Dan di dalam interval 41 tahun antara 1968 sampai 2009, lalu 11 tahun kemudian kita sebenarnya juga menghadapi pandemi-pandemi yang lain. Jadi ada Ebola di tahun 2014 di Afrika, ada Mers-Cov di Saudi Arabia tahun 2012. Jadi sebenarnya, pandemi ini berulang," jelasnya.

Fakta sejarah ini tegas Arie, membuktikan pandemi bisa berulang dan bersifat sporadis. Apalagi menurutnya, tidak ada arsip sejarah yang menangkap adanya aktor atau kelompok yang melakukan konspirasi untuk menyebarkan pandemi yang tercatat dari tahun 1700 hingga 2020.

"Jadi ini yang tadi lagi agak sulit mencari orang yang mau konsisten dari 1700 sampai 2020 ya melakukan konspirasi menaruh virus di mana-mana di seluruh dunia. Karena arsip kita tidak menangkap ada satu aktor atau satu kelompok. Semuanya sporadis," tegas dia.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2540 seconds (0.1#10.140)