PB IDI: Hanya Fokus pada Ekonomi Tidak Akan Ada Artinya

Senin, 03 Agustus 2020 - 12:08 WIB
loading...
PB IDI: Hanya Fokus...
Penerapan protokol kesehatan di dalam KA. PB IDI mengingatkan penerapa protokol kesehatan secata ketat adalah satu-satunya cara membendung penyebaran virus Corona sebelum tersedianya vaksin. Foto: SINDOnews/Eko Purwanto
A A A
JAKARTA - Jumlah kasus positif Covid-19 terus meningkat. Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zaenal Abidin mengatakan peningkatan itu bisa ditafsirkan dari dua sisi.

Positifnya, kemungkinan kemampuan pelacakan dan pemeriksaan sudah bagus. Hanya, perlu juga diingat kemungkinan negatifnya. “Beriringan dengan itu, protokol kesehatan yang selama ini didengung-dengungkan menjadi longgar di tengah masyarakat. Kita tidak tahu yang dominan,” ujarnya kepada SINDOnews, Minggu (2/8/2020).

(Baca: Positif Covid-19 Terus Naik, Epidemiolog: Tak Akan Turun Kecuali Ada Vaksin)

Lepas dari perdebatan itu, masalah yang dihadapi fasilitas kesehatan dan tenaga medis sekarang adalah banyaknya kasus yang harus masuk ke rumah sakit. Dia mengungkapkan mendengar informasi jika banyak rumah sakit sudah penuh.

“Sebetulnya para dokter dan tenaga kesehatan karena memang tugasnya itu akan dikerjakan. Tentu ada batasan tertentu. Mereka akan jenuh, tidak mampu lagi melaksanakannya,” tuturnya.

Melihat situasi kasus positif yang semakin banyak, ada usulan untuk menjadi semua rumah sakit untuk perawatan Covid-19. Namun, mantan Ketua Umum PB IDI itu tidak setuju.

“Itu tidak strategis karena bisa jadi di sana ada pasien lain yang juga membutuhkan perawatan dan dikhawatirkan mereka tertular Covid-19. Pasien-pasien wabah itu harus dirawat di rumah sakit tersendiri,” tuturnya.

(Baca: Tidak Tahu Sebabnya, Jokowi Sebut Masyarakat Semakin Khawatir Covid-19)

Jumlah kasus positif di Indonesia memang belum sebanyak di Amerika Serikat dan Brazil. Namun, melihat tren kenaikan rasanya perlu diwaspadai dan dicegah agar Indonesia tidak mengalami situasi seperti di kedua negara itu.

Italia, Perancis, dan Spanyol pernah mengalami situasi dimana fasilitas dan tenaga kesehatan kewalahan menangani pasien Covid-19. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin itu mengkhawatirkan keadaan itu terjadi di Tanah Air.

“Itu memungkinkan (terjadi). Kalau ada vaksin ditemukan tentu kita lebih enak. Karena tidak ada, satu-satu jalan yang harus diperbaiki itu pencegahan dengan memperketat protokol kesehatan,” ucapnya.

Pemerintah sendiri menggaungkan menjalankan dua sekaligus: membuka aktivitas ekonomi dan menangani Covid-19. “Walaupun kita main dua kaki, kaki sebelah tetap harus kokoh. Kalau tidak roboh dua-duanya. Tidak ada artinya ekonomi tinggi, (tapi) semua terkapar,” pungkasnya.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Marak Dokter Cabul,...
Marak Dokter Cabul, Penyalahgunaan Kekuasaaan hingga Krisis Etika Jadi Faktor
Mitigasi Inklusif Kolaboratif...
Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Non Alam Pandemi
3 Orang Jadi Tersangka,...
3 Orang Jadi Tersangka, Kasus Pengadaan APD Covid-19 Rugikan Negara Rp319 Miliar
SBY Lapor ke Jokowi...
SBY Lapor ke Jokowi Jadi Penasihat Khusus Aliansi Sedunia Membasmi Malaria
Wamenkes Sebut Indonesia...
Wamenkes Sebut Indonesia Masih Kekurangan 120.000 Dokter Umum
WHO Sebut Tren Kerja...
WHO Sebut Tren Kerja Jarak Jauh Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Pekerja
Sejumlah Menteri Dijadwalkan...
Sejumlah Menteri Dijadwalkan Hadiri Indonesia Re International Conference 2024
KPK Sebut Bansos Presiden...
KPK Sebut Bansos Presiden yang Dikorupsi Sebanyak 6 Juta Paket
KPK Usut Dugaan Korupsi...
KPK Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Bansos 2020, Jokowi: Silakan Diproses
Rekomendasi
Pramugari Wings Air...
Pramugari Wings Air Laporkan Anggota DPRD Sumut ke Polisi Buntut Cekcok di Pesawat
Belum Setahun Sudah...
Belum Setahun Sudah 3 Kali Ganti Pelatih, Begini Kata Jonatan Christie
Hingga Akhir Maret 2025,...
Hingga Akhir Maret 2025, MUF Catatkan Pembiayaan Baru Rp5,7 Triliun
Berita Terkini
Ikatan Wartawan Hukum...
Ikatan Wartawan Hukum Desak Hakim Tak Batasi Peliputan Sidang Hasto Kristiyanto
5 jam yang lalu
Kemhan: Pembelian Pesawat...
Kemhan: Pembelian Pesawat Tempur Canggih F-15EX Tunggu Kemenkeu
5 jam yang lalu
Hasto Tertawa Usai Jalani...
Hasto Tertawa Usai Jalani Sidang Perdana: Masih Belajar sebagai Terdakwa
5 jam yang lalu
Pesan Mardiono saat...
Pesan Mardiono saat Hadiri Pelantikan Gubernur Papua Pegunungan dan Bangka Belitung
6 jam yang lalu
Kejagung: Djuyamto Sempat...
Kejagung: Djuyamto Sempat Titip Tas Berisi HP dan Uang Dolar ke Satpam Pengadilan
7 jam yang lalu
Polemik Ijazah Jokowi,...
Polemik Ijazah Jokowi, Sekjen GibranKu Bakal Bentuk Tim Advokasi
7 jam yang lalu
Infografis
Harga Emas Diramal akan...
Harga Emas Diramal akan Tembus Rp2,1 Juta per Gram
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved