Memelihara Toleransi dengan Menjiwai Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan Indonesia dalam melindungi berbagai corak perbedaan kepercayaan, etnis, dan budaya di dalamnya. Beraneka ragamnya perbedaan Indonesia bisa berdampingan karena adanya toleransi yang menjembatani segala kelompok sosial.
Hal ini disampaikan Tenaga Ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menjelaskan pentingnya nilai toleransi karena terdapat banyak suku, etnis, budaya, agama, dan kepercayaan lokal di Indonesia.
"Toleransi itu tidak hanya menghormati perbedaan, tapi toleransi sudah menjadi habitualisasi bangsa. Toleransi harus menjadi cara berpikir dan bernalar semua generasi, memahami bahwa kita hidup saling berdampingan serta bersaudara. Walaupun berbeda agama atau keyakinan, kita tetap ada satu ikatan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika," kata Romo Benny di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Romo Benny menerangkan, dalam sejarah bangsa Indonesia selama berabad-abad lalu, prinsip Bhinneka Tunggal Ika itu sudah tumbuh dan bahkan menjadi ekosistem bangsa. Maka dari itu, Bhinneka Tunggal Ika harus tetap dijaga dari ancaman kepentingan-kepentingan sesaat yang menggunakan politik sebagai alat itu untuk memecah-belah.
Ia menyoroti berbagai ancaman dan gangguan berupa ideologi transnasional yang datangnya dari luar. Ideologi transnasional yang menampakkan wajahnya dengan narasi intoleransi membawa misi homogenisasi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.
"Hal ini akan mengancam Indonesia yang justru hadir untuk melindungi dan menaungi berbagai perbedaan yang ada di dalam NKRI," katanya.
Menurut Romo Benny, keragaman Indonesia adalah tanggung jawab besar bagi seluruh anak bangsa untuk menjaga keutuhannya agar bangsa ini tetap kokoh dan bersatu.
"Keragaman Indonesia sangat membanggakan kita, terbukti dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memuji Indonesia karena mampu menjaga kemajemukannya, sehingga bangsa ini tidak bisa dipecah-belah oleh ancaman politik maupun kepentingan sesaat yang membenturkan berbagai kelompok masyarakat. Kita harus bangga bahwa ancaman tersebut tidak terjadi di bumi Indonesia," ujarnya.
Hal ini disampaikan Tenaga Ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menjelaskan pentingnya nilai toleransi karena terdapat banyak suku, etnis, budaya, agama, dan kepercayaan lokal di Indonesia.
"Toleransi itu tidak hanya menghormati perbedaan, tapi toleransi sudah menjadi habitualisasi bangsa. Toleransi harus menjadi cara berpikir dan bernalar semua generasi, memahami bahwa kita hidup saling berdampingan serta bersaudara. Walaupun berbeda agama atau keyakinan, kita tetap ada satu ikatan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika," kata Romo Benny di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Romo Benny menerangkan, dalam sejarah bangsa Indonesia selama berabad-abad lalu, prinsip Bhinneka Tunggal Ika itu sudah tumbuh dan bahkan menjadi ekosistem bangsa. Maka dari itu, Bhinneka Tunggal Ika harus tetap dijaga dari ancaman kepentingan-kepentingan sesaat yang menggunakan politik sebagai alat itu untuk memecah-belah.
Ia menyoroti berbagai ancaman dan gangguan berupa ideologi transnasional yang datangnya dari luar. Ideologi transnasional yang menampakkan wajahnya dengan narasi intoleransi membawa misi homogenisasi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.
"Hal ini akan mengancam Indonesia yang justru hadir untuk melindungi dan menaungi berbagai perbedaan yang ada di dalam NKRI," katanya.
Menurut Romo Benny, keragaman Indonesia adalah tanggung jawab besar bagi seluruh anak bangsa untuk menjaga keutuhannya agar bangsa ini tetap kokoh dan bersatu.
"Keragaman Indonesia sangat membanggakan kita, terbukti dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memuji Indonesia karena mampu menjaga kemajemukannya, sehingga bangsa ini tidak bisa dipecah-belah oleh ancaman politik maupun kepentingan sesaat yang membenturkan berbagai kelompok masyarakat. Kita harus bangga bahwa ancaman tersebut tidak terjadi di bumi Indonesia," ujarnya.