Terhalang Restu Masuk TNI, Panglima dari Bandung Selatan Ini Minta Bantuan Kiai Luluhkan Hati Ibunya
loading...
A
A
A
Tak satu pun waktu yang ia sia-siakan. Bahkan, ia menyempatkan diri untuk berkonsultasi ke dokter mengenai kesehatannya. Ia pun menjalankan amalan-amalan yang diberikan oleh gurunya, KH Hasan Basri.
Selama menjadi mahasiswa, Agus muda kerap belajar agama dan berkonsultasi dengan Kiai Hasan Basri di pesantren di Cigondewah. Kiai Hasan Basri memang memiliki hubungan yang erat sejak lama dengan keluarga Ahmad Mustofa, ayahanda Agus Rohman.
Agus muda kerap menceritakan keinginannya untuk menjadi tentara. Kiai Hasan Basri memahami betul keinginan Agus muda. Ia melihat bahwa jalan Agus ada pada ranah militer. Ia yakin bahwa Agus dapat sukses di dunia militer. Bangku perkuliahan bukanlah dunianya, bukanlah jalan bagi Agus untuk meraih sukses.
Saat akan berangkat ke Magelang untuk menjalani tes tahap akhir, Agus bingung karena ia belum mendapat restu dari ibunya. Hal itu ia sampaikan kepada gurunya Kiai Hasan Basri.
Akhirnya, Kiai Hasan Basri menyuruh Agus muda untuk memanggil Ibunya. Kiai pun berbicara dengan Siti Rohmah Latifah mengenai keinginan Agus muda untuk menjadi tentara.
"Agus teh memang jalannya di tentara. Itu sudah jadi takdirnya. Bu Haji mah doain saja sekarang mah, biar saya yang awasi. Hidup mati mah di tangan Allah," kata Kiai Hasan Basri.
Kiai Hasan Basri menunjukkan bukti-bukti bahwa Agus muda akan sukses berkarier di tentara. Akhirnya, pikiran Siti Rohmah Latifah pun berubah. Meski saat keberangkatan ke seleksi calon taruna ia tidak mengantarkan anaknya ke tempat seleksi, ia tetap meridai anaknya menjadi tentara. Benar saja, rida ibu telah menjadi kunci.
Tak main-main, Agus Rohman menduduki jabatan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III di puncak karier militernya. Lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1988 ini juga pernah tercatat menjadi Ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain itu, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat 15 Agustus 1963 ini juga pernah menduduki sejumlah jabatan penting seperti Danrem 061/Surya Kencana, Kasdivif 1/Kostrad, Kadisjasad, Pangdivif 1/Kostrad, dan Pangdam XVI/Pattimura.
Selama menjadi mahasiswa, Agus muda kerap belajar agama dan berkonsultasi dengan Kiai Hasan Basri di pesantren di Cigondewah. Kiai Hasan Basri memang memiliki hubungan yang erat sejak lama dengan keluarga Ahmad Mustofa, ayahanda Agus Rohman.
Agus muda kerap menceritakan keinginannya untuk menjadi tentara. Kiai Hasan Basri memahami betul keinginan Agus muda. Ia melihat bahwa jalan Agus ada pada ranah militer. Ia yakin bahwa Agus dapat sukses di dunia militer. Bangku perkuliahan bukanlah dunianya, bukanlah jalan bagi Agus untuk meraih sukses.
Saat akan berangkat ke Magelang untuk menjalani tes tahap akhir, Agus bingung karena ia belum mendapat restu dari ibunya. Hal itu ia sampaikan kepada gurunya Kiai Hasan Basri.
Akhirnya, Kiai Hasan Basri menyuruh Agus muda untuk memanggil Ibunya. Kiai pun berbicara dengan Siti Rohmah Latifah mengenai keinginan Agus muda untuk menjadi tentara.
"Agus teh memang jalannya di tentara. Itu sudah jadi takdirnya. Bu Haji mah doain saja sekarang mah, biar saya yang awasi. Hidup mati mah di tangan Allah," kata Kiai Hasan Basri.
Kiai Hasan Basri menunjukkan bukti-bukti bahwa Agus muda akan sukses berkarier di tentara. Akhirnya, pikiran Siti Rohmah Latifah pun berubah. Meski saat keberangkatan ke seleksi calon taruna ia tidak mengantarkan anaknya ke tempat seleksi, ia tetap meridai anaknya menjadi tentara. Benar saja, rida ibu telah menjadi kunci.
Tak main-main, Agus Rohman menduduki jabatan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III di puncak karier militernya. Lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1988 ini juga pernah tercatat menjadi Ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga
Selain itu, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat 15 Agustus 1963 ini juga pernah menduduki sejumlah jabatan penting seperti Danrem 061/Surya Kencana, Kasdivif 1/Kostrad, Kadisjasad, Pangdivif 1/Kostrad, dan Pangdam XVI/Pattimura.