Terhalang Restu Masuk TNI, Panglima dari Bandung Selatan Ini Minta Bantuan Kiai Luluhkan Hati Ibunya
loading...
A
A
A
Sesampainya di tempat seleksi, Agus muda menjalani tes. Namun, tampaknya, saat itu Agus muda menyepelekan tes itu. Ia berpikir bahwa masuk Akabri itu mudah, berbekal pengalamannya pada tahun sebelumnya. Ia pun tidak mempersiapkan diri untuk menjalani tes.
Pada tahun itu, Agus pun gagal lolos. Bahkan ia telah gagal di seleksi awal. Ya, ia harus kembali menjalani hari-hari sebagai mahasiswa.
Tak berputus asa, setahun kemudian pada 1984, Agus untuk ketiga kalinya mengikuti seleksi calon taruna Akabri. Namun, sang ibu belum juga meridai. Siti Rohmah Latifah tetap pada keputusan bahwa anaknya tidak boleh menjadi tentara.
Kemudian, secara diam-diam, Agus muda mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi. Berbekal pengalamannya, ia telah mengetahui syarat-syarat untuk mengikuti seleksi.
Salah satu persyaratan seleksi calon taruna Akabri adalah surat izin dari orangtua. Surat itulah yang menjadi ganjalan karena ia tahu bahwa ia tidak akan diizinkan oleh orang tuanya.
"Pak, ini tanda tangan di sini," pinta Agus muda kepada ayahnya. Agus muda menyodorkan kertas kosong. Ia meminta ayahnya untuk menandatangani kertas kosong itu.
"Untuk apa ini?" tanya ayahnya.
"Untuk kuliah."
Agus muda pun mendapatkan tanda tangan dari ayahnya pada posisi yang telah ia tentukan. Kemudian, ia ketik surat izin itu dengan tanda tangan yang telah tergores di kertas itu. Ia pun mendaftarkan diri ke Kodam III Siliwangi.
Pada saat seleksi, karena telah mempersiapkannya dengan matang, Agus muda melalui seleksi dengan mudah. Sehari-hari, hal yang ia lakukan hanyalah latihan dan berdoa. Ia tidak pernah lepas dari sajadah.
Pada tahun itu, Agus pun gagal lolos. Bahkan ia telah gagal di seleksi awal. Ya, ia harus kembali menjalani hari-hari sebagai mahasiswa.
Tak berputus asa, setahun kemudian pada 1984, Agus untuk ketiga kalinya mengikuti seleksi calon taruna Akabri. Namun, sang ibu belum juga meridai. Siti Rohmah Latifah tetap pada keputusan bahwa anaknya tidak boleh menjadi tentara.
Kemudian, secara diam-diam, Agus muda mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi. Berbekal pengalamannya, ia telah mengetahui syarat-syarat untuk mengikuti seleksi.
Salah satu persyaratan seleksi calon taruna Akabri adalah surat izin dari orangtua. Surat itulah yang menjadi ganjalan karena ia tahu bahwa ia tidak akan diizinkan oleh orang tuanya.
"Pak, ini tanda tangan di sini," pinta Agus muda kepada ayahnya. Agus muda menyodorkan kertas kosong. Ia meminta ayahnya untuk menandatangani kertas kosong itu.
"Untuk apa ini?" tanya ayahnya.
"Untuk kuliah."
Agus muda pun mendapatkan tanda tangan dari ayahnya pada posisi yang telah ia tentukan. Kemudian, ia ketik surat izin itu dengan tanda tangan yang telah tergores di kertas itu. Ia pun mendaftarkan diri ke Kodam III Siliwangi.
Pada saat seleksi, karena telah mempersiapkannya dengan matang, Agus muda melalui seleksi dengan mudah. Sehari-hari, hal yang ia lakukan hanyalah latihan dan berdoa. Ia tidak pernah lepas dari sajadah.