Tingkatkan Kepedulian Sesama dengan Semangat Idul Adha
loading...
A
A
A
Selain itu Baharuddin menuturkan dalam aturan agama ada lima hal yang disebut, yakni "hifdzun nafs" atau memelihara jiwa. Kemudia "hifdzun nasl", yakni menjaga keturunan. Lalu "hafdzul maal" memelihara harta.
Berikutnya juga yang keempat yaitu "hafdzul aql", atau memelihara akal. Terakhir adalah "hifdzud diin", yang artinya memelihara agama.
“Istilahnya membina orang-orang yang kapasitas agamanya masih lemah, jug apara para Ustaz yang setengah-setengah. Tentunya hal ini harus dibina terus hingga mereka punya kapasitas yang betul-betul bisa menjelaskan agama itu secara utuh dan komprehensif,” ungkapnya.( )
Baharuddin menyampaikan bahwa karena masyarakat di Indonesia ini sangat multikultur. Masing-masing dari memiliki komunitas. Seperti Nahdatul Ulama (NU) dengan masyarakatnya, Muhammadiyah dengan masyarakatnya dan lain sebagainya.
Kemudian, Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) memunculkan ide gugus tugas 20 ormas lintas keagamaan yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) dan juga 14 ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).
“Tentunya ini hal yang sangat luar biasa. Jumlah masyarakat mereka itu sekitar 150 juta jika ditotal. Kalau hal ini bisa dikembangkan dengan baik ke depan, tentunya masalah terorisme, radikalisme dan sebagainya ini akan mudah teratasi,” ujarnya.
Dia menuturkan, hal ini harus dipupuk dan harus dikembangkan agar jangan sampai kita nanti mengambil inisiatif sendiri telalu cepat tapi hasilnya malah menimbulkan konflik seperti yang terjadi di luar
Menurut dia, persoalan-persoalan masyarakat ini sebenarnya mudah diselesaikan ketika ada kebersamaan. Karena menurutnya masyarakat yang orientasi berpikirnya kurang pas itu akan mudah diluruskan dan diperbaiki ketika dilakukan pembinaan oleh orang yang disegani oleh yang bersangkutan.
Berikutnya juga yang keempat yaitu "hafdzul aql", atau memelihara akal. Terakhir adalah "hifdzud diin", yang artinya memelihara agama.
“Istilahnya membina orang-orang yang kapasitas agamanya masih lemah, jug apara para Ustaz yang setengah-setengah. Tentunya hal ini harus dibina terus hingga mereka punya kapasitas yang betul-betul bisa menjelaskan agama itu secara utuh dan komprehensif,” ungkapnya.( )
Baharuddin menyampaikan bahwa karena masyarakat di Indonesia ini sangat multikultur. Masing-masing dari memiliki komunitas. Seperti Nahdatul Ulama (NU) dengan masyarakatnya, Muhammadiyah dengan masyarakatnya dan lain sebagainya.
Kemudian, Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) memunculkan ide gugus tugas 20 ormas lintas keagamaan yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) dan juga 14 ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).
“Tentunya ini hal yang sangat luar biasa. Jumlah masyarakat mereka itu sekitar 150 juta jika ditotal. Kalau hal ini bisa dikembangkan dengan baik ke depan, tentunya masalah terorisme, radikalisme dan sebagainya ini akan mudah teratasi,” ujarnya.
Dia menuturkan, hal ini harus dipupuk dan harus dikembangkan agar jangan sampai kita nanti mengambil inisiatif sendiri telalu cepat tapi hasilnya malah menimbulkan konflik seperti yang terjadi di luar
Menurut dia, persoalan-persoalan masyarakat ini sebenarnya mudah diselesaikan ketika ada kebersamaan. Karena menurutnya masyarakat yang orientasi berpikirnya kurang pas itu akan mudah diluruskan dan diperbaiki ketika dilakukan pembinaan oleh orang yang disegani oleh yang bersangkutan.
(dam)