Bahaya Zoonosis Mengintai, Waspadai Kesehatan Hewan Kurban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu syarat berkurban adalah hewan yang akan dikurbankan wajib sehat. Karena itu, sang pengurban harus benar-benar memperhatikan hewan kurban nya. Apalagi, setiap saat bahaya zoonosis senantiasa mengintai hewan-hewan kurban.
Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), terus mensosialisasikan agar masyarakat peduli dengan kesehatan hewan kurban. Kampanye itu gencar disuarakan sejak 6 Juli lalu bertepatan dengan peringatan Hari Zoonosis Sedunia.
Zoonosis sendiri adalah salah satu penyakit menular yang 75% di antaranya dapat berpindah dari hewan ke manusia. Karena itu, jika tidak waspada dalam membeli hewan kurban, tentu akan mengancam kesehatan dan keselamatan orang lain yang mengonsumi daging herwan kurban itu.
Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita pun meminta masyarakat untuk memakan makanan yang berasal dari ternak yang aman, sehat, utuh, dan halal. (Baca: Periksa Daging Kurban, 200 Petugas Dikerahkan ke TPH Jaktim)
“Selain pangan yang dikonsumsi mengandung nilai gizi tinggi, kita juga harus dapat memberikan ketenteraman batin kepada konsumen, serta memastikan apa yang mereka konsumsi itu layak dan aman dari penyakit," ujar Ketut.
Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB mengatakan bahwa masyarakat memang perlu sadar dan paham akan adanya potensi penyakit zoonosis di dalam pangan asal hewan. Pasalnya, pangan asal hewan dapat menjadi pembawa mikroorganisme patogen penyakit hewan atau Foodborne Zoonosis.
Oleh karena itu, unsur kehati-hatian dalam membeli pangan yang berasal dari hewan itu sangat dibutuhkan. Termasuk, salah satunya yang harus diperhatikan adalah tas belanja.
“Sebaiknya dari rumah kita sudah mempersiapkan dan membawa beberapa kantong belanja, memisahkan antara daging, buah, dan sayuran agar tidak terkontaminasi virus," jelasnya.
Selain itu, menurut Denny, masyarakat juga perlu menambahkan ice bag ke barang-barang yang dibelinya seperti ikan, daging, dan sejenisnya. Hal ini agar ketika sampai di rumah kondisi bahan pangan itu tetap segar.
"Dengan membiasakan melakukan ini, maka kita sedang berusaha membentuk pola hidup yang higienis," ucapnya. Dia menegaskan, hewan kurban yang sedang sakit jangan pernah untuk disembelih, apalagi dikonsumsi dagingnya.
Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), terus mensosialisasikan agar masyarakat peduli dengan kesehatan hewan kurban. Kampanye itu gencar disuarakan sejak 6 Juli lalu bertepatan dengan peringatan Hari Zoonosis Sedunia.
Zoonosis sendiri adalah salah satu penyakit menular yang 75% di antaranya dapat berpindah dari hewan ke manusia. Karena itu, jika tidak waspada dalam membeli hewan kurban, tentu akan mengancam kesehatan dan keselamatan orang lain yang mengonsumi daging herwan kurban itu.
Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita pun meminta masyarakat untuk memakan makanan yang berasal dari ternak yang aman, sehat, utuh, dan halal. (Baca: Periksa Daging Kurban, 200 Petugas Dikerahkan ke TPH Jaktim)
“Selain pangan yang dikonsumsi mengandung nilai gizi tinggi, kita juga harus dapat memberikan ketenteraman batin kepada konsumen, serta memastikan apa yang mereka konsumsi itu layak dan aman dari penyakit," ujar Ketut.
Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB mengatakan bahwa masyarakat memang perlu sadar dan paham akan adanya potensi penyakit zoonosis di dalam pangan asal hewan. Pasalnya, pangan asal hewan dapat menjadi pembawa mikroorganisme patogen penyakit hewan atau Foodborne Zoonosis.
Oleh karena itu, unsur kehati-hatian dalam membeli pangan yang berasal dari hewan itu sangat dibutuhkan. Termasuk, salah satunya yang harus diperhatikan adalah tas belanja.
“Sebaiknya dari rumah kita sudah mempersiapkan dan membawa beberapa kantong belanja, memisahkan antara daging, buah, dan sayuran agar tidak terkontaminasi virus," jelasnya.
Selain itu, menurut Denny, masyarakat juga perlu menambahkan ice bag ke barang-barang yang dibelinya seperti ikan, daging, dan sejenisnya. Hal ini agar ketika sampai di rumah kondisi bahan pangan itu tetap segar.
"Dengan membiasakan melakukan ini, maka kita sedang berusaha membentuk pola hidup yang higienis," ucapnya. Dia menegaskan, hewan kurban yang sedang sakit jangan pernah untuk disembelih, apalagi dikonsumsi dagingnya.