Aksi Kejahatan Marak melalui Pelabuhan Tikus, Pengamat: Masalah Serius yang Perlu Segera Diatasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelabuhan bagi Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia sangat dibutuhkan. Mirisnya, saat ini masih banyak pelabuhan tikus yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan.
Penyelundupan masih kerap terjadi di Indonesia ditengarai karena banyaknya pelabuhan tikus tersebut. Sehinggapemerintah perlu segera mengambil tindakan menutup pelabuhan tikus dan memperbaiki pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
Pengamat maritim dari Ikatan Alumni Lemhanas Strategic Center (IKAL SC) Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, masifnya keberadaan pelabuhan tikus di Indonesia merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi. Terlebih situasi ini sudah berlangsung lama, bahkan lebih lama dari usia republik ini.
"Kita harus sepakat bahwa Pelabuhan tikus merupakan ancaman bagi keamanan nasional dan perekonomian Bangsa Indonesia," jelas Capt. Marcellus Hakeng dalam keterangannya dikutip Kamis (31/8/2023).
Capt Hakeng menjelaskan, pelabuhan tikus merupakan pelabuhan yang tidak dikelola dengan baik dan tidak memenuhi standar nasional dan internasional.
Baca Juga: Ada Seribuan Pelabuhan Tikus Jadi Ladang Penyelundupan, Luhut: Itu yang Kita Tobat-tobat
Pelabuhan-pelabuhan tikus sering digunakan untuk kegiatan ilegal, seperti penyelundupan barang, perdagangan manusia, dan juga perdagangan narkoba. Jadi, segala kegiatan yang ada di pelabuhan itu tentu saja merugikan negara.
"Pemerintah perlu mengambil tindakan segera untuk menutup pelabuhan tikus dan memperbaiki pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Pemerintah perlu berinvestasi dalam infrastruktur, pelatihan, dan penegakan hukum untuk memastikan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia aman dan terjamin," tegasnya.
Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 3.000 lebih pelabuhan di Indonesia, akan tetapi hanya sebagian kecil yang sudah dikelola dengan baik. Sisanya masih membutuhkan peran serta pemerintah guna memperbaiki tata kelolanya.
"Kita mempunyai sekitar 6.000 pulau yang berpenghuni, tapi kita hanya memiliki sekitar 3.000 pelabuhan yang beroperasi secara resmi. Berarti masih ada tiga ribuan pulau berpenghuni yang sampai detik ini mengandalkan pelabuhan tikus sebagai satu-satunya alternatif keluar masuknya orang atau barang di wilayahnya," paparnya.
Penyelundupan masih kerap terjadi di Indonesia ditengarai karena banyaknya pelabuhan tikus tersebut. Sehinggapemerintah perlu segera mengambil tindakan menutup pelabuhan tikus dan memperbaiki pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
Pengamat maritim dari Ikatan Alumni Lemhanas Strategic Center (IKAL SC) Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, masifnya keberadaan pelabuhan tikus di Indonesia merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi. Terlebih situasi ini sudah berlangsung lama, bahkan lebih lama dari usia republik ini.
"Kita harus sepakat bahwa Pelabuhan tikus merupakan ancaman bagi keamanan nasional dan perekonomian Bangsa Indonesia," jelas Capt. Marcellus Hakeng dalam keterangannya dikutip Kamis (31/8/2023).
Capt Hakeng menjelaskan, pelabuhan tikus merupakan pelabuhan yang tidak dikelola dengan baik dan tidak memenuhi standar nasional dan internasional.
Baca Juga: Ada Seribuan Pelabuhan Tikus Jadi Ladang Penyelundupan, Luhut: Itu yang Kita Tobat-tobat
Pelabuhan-pelabuhan tikus sering digunakan untuk kegiatan ilegal, seperti penyelundupan barang, perdagangan manusia, dan juga perdagangan narkoba. Jadi, segala kegiatan yang ada di pelabuhan itu tentu saja merugikan negara.
"Pemerintah perlu mengambil tindakan segera untuk menutup pelabuhan tikus dan memperbaiki pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Pemerintah perlu berinvestasi dalam infrastruktur, pelatihan, dan penegakan hukum untuk memastikan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia aman dan terjamin," tegasnya.
Saat ini, kata dia, terdapat sekitar 3.000 lebih pelabuhan di Indonesia, akan tetapi hanya sebagian kecil yang sudah dikelola dengan baik. Sisanya masih membutuhkan peran serta pemerintah guna memperbaiki tata kelolanya.
"Kita mempunyai sekitar 6.000 pulau yang berpenghuni, tapi kita hanya memiliki sekitar 3.000 pelabuhan yang beroperasi secara resmi. Berarti masih ada tiga ribuan pulau berpenghuni yang sampai detik ini mengandalkan pelabuhan tikus sebagai satu-satunya alternatif keluar masuknya orang atau barang di wilayahnya," paparnya.