Bulan Merdeka untuk Merayakan Buku Pendidikan Pancasila
loading...
A
A
A
Pekik Nur Sasongko
Pecinta Pendidikan Pancasila, tinggal di Klaten
KURIKULUMMerdeka sudah disahkan pada 2022 oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim . Hingga medio 2023 ada noktah kejanggalan dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila . Pasalnya, nama mata pelajaran tersebut masih dilabeli ”Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” di kover buku teks utama yang dikeluarkan Kemendikbudristek.
baca juga: Denny JA Kenang Momen Pendidikan Pancasila Pecahkan Rekor Dunia
Berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, nama mata pelajaran ini adalah Pendidikan Pancasila. Nama ini konsisten dengan sebagian besar dokumen negara tentang Kurikulum Merdeka. Sebagai contoh, pada Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 yang mengatur Capaian Pembelajaran.
Pada dokumen yang menjadi rujukan guru seantero negeri ini dengan jelas tertulis nama mata pelajaran Pendidikan Pancasila, bukan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang merupakan penyebutan di Kurikulum 2013. Karena beda nama, apakah menjadi persoalan yang sedemikian serius bagi para guru? Harusnya memang tidak.
Namun, pada kenyataannya buku teks utama dengan judul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diluncurkan pada Juni 2021 untuk kelas I, IV, VII, dan X. Sementara itu, kelas II, V, VIII, dan XI diluncurkan pada Oktober 2021. Waktu penerbitan buku tersebut terlihat pada halaman copyright buku, halaman kata pengantar, dan prakata. Artinya, waktu penerbitan buku ini berjarak sekitar satu tahun dengan pengesahan Capaian Pembelajaran pada Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 yang tertanggal 7 Juni 2022.
Karena beda waktu, apakah ini menjadi persoalan serius bagi guru Pendidikan Pancasila? Bagi guru-guru yang memiliki daya kritis luar biasa, tentu ini menjadi persoalan. Pasalnya, buku yang digunakannya secara logika haruslah dikeluarkan setelah Capaian Pembelajaran tersebut disahkan. Artinya, buku mengikuti Capaian Pembelajaran terkini.
Namun, jika ternyata Capaian Pembelajaran yang digunakan buku tersebut sudah sesuai dengan Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 guru-guru dan pecinta pendidikan tentu akan dengan mudah melupakannya. Bagaimanapun keduanya sama-sama dikeluarkan oleh Kemendikbudristek.
Tentu dibutuhkan energi dan kemampuan yang luar biasa untuk bisa membuat pernyataan sebuah buku sesuai atau tidak sesuai dengan Capaian Pembelajaran. Pandangan awam penulis kritis menemukan sekelumit ketidaksesuaian antara buku teks utama dengan Capaian Pembelajaran yang berlaku.
Sebagai contoh pada buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X dan XI halaman 9 tertulis Capaian Pembelajaran yang sama untuk elemen Pancasila, sebagai berikut. ”Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila, mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global, mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Pecinta Pendidikan Pancasila, tinggal di Klaten
KURIKULUMMerdeka sudah disahkan pada 2022 oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim . Hingga medio 2023 ada noktah kejanggalan dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila . Pasalnya, nama mata pelajaran tersebut masih dilabeli ”Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” di kover buku teks utama yang dikeluarkan Kemendikbudristek.
baca juga: Denny JA Kenang Momen Pendidikan Pancasila Pecahkan Rekor Dunia
Berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, nama mata pelajaran ini adalah Pendidikan Pancasila. Nama ini konsisten dengan sebagian besar dokumen negara tentang Kurikulum Merdeka. Sebagai contoh, pada Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 yang mengatur Capaian Pembelajaran.
Pada dokumen yang menjadi rujukan guru seantero negeri ini dengan jelas tertulis nama mata pelajaran Pendidikan Pancasila, bukan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang merupakan penyebutan di Kurikulum 2013. Karena beda nama, apakah menjadi persoalan yang sedemikian serius bagi para guru? Harusnya memang tidak.
Namun, pada kenyataannya buku teks utama dengan judul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diluncurkan pada Juni 2021 untuk kelas I, IV, VII, dan X. Sementara itu, kelas II, V, VIII, dan XI diluncurkan pada Oktober 2021. Waktu penerbitan buku tersebut terlihat pada halaman copyright buku, halaman kata pengantar, dan prakata. Artinya, waktu penerbitan buku ini berjarak sekitar satu tahun dengan pengesahan Capaian Pembelajaran pada Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 yang tertanggal 7 Juni 2022.
Karena beda waktu, apakah ini menjadi persoalan serius bagi guru Pendidikan Pancasila? Bagi guru-guru yang memiliki daya kritis luar biasa, tentu ini menjadi persoalan. Pasalnya, buku yang digunakannya secara logika haruslah dikeluarkan setelah Capaian Pembelajaran tersebut disahkan. Artinya, buku mengikuti Capaian Pembelajaran terkini.
Namun, jika ternyata Capaian Pembelajaran yang digunakan buku tersebut sudah sesuai dengan Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 guru-guru dan pecinta pendidikan tentu akan dengan mudah melupakannya. Bagaimanapun keduanya sama-sama dikeluarkan oleh Kemendikbudristek.
Tentu dibutuhkan energi dan kemampuan yang luar biasa untuk bisa membuat pernyataan sebuah buku sesuai atau tidak sesuai dengan Capaian Pembelajaran. Pandangan awam penulis kritis menemukan sekelumit ketidaksesuaian antara buku teks utama dengan Capaian Pembelajaran yang berlaku.
Sebagai contoh pada buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X dan XI halaman 9 tertulis Capaian Pembelajaran yang sama untuk elemen Pancasila, sebagai berikut. ”Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila, mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global, mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.