Mantan Ketum Perti: Kemerdekaan Itu Merangkul Perbedaan dan Menolak Intoleransi

Minggu, 20 Agustus 2023 - 19:55 WIB
loading...
Mantan Ketum Perti:...
Mantan Ketua Umum DPP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) KH Anwar Sanusi. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Jalan berliku telah dilalui oleh para pendiri bangsa dalam mengantarkan Indonesia pada kemerdekaan . Merdeka dalam berpikir dan bersikap menjadi buah manis yang kini bisa dinikmati oleh semua putra-putri Indonesia. Karena itu seluruh anak bangsa selayaknya dapat memaknai kemerdekaan dengan semangat kebersamaan yang merangkul semua perbedaan.

Mantan Ketua Umum DPP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) KH Anwar Sanusi menjelaskan, HUT ke-78 RI yang dirayakan saat ini adalah untuk mengingat lepasnya Indonesia dari penjajahan negara asing. Jika mengacu kepada asal katanya, merdeka berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mahardhika.

"Mahardhika itu artinya merdeka, telah bebas dari pengaruh dan intervensi pihak lain. Kalau bagi Indonesia, merdeka artinya sudah bebas dari pengaruh pihak asing yang pernah menjajah kita," ujar Anwar Sanusi di Jakarta, Minggu (20/8/2023).



Ia menjelaskan, menghayati semangat kemerdekaan yang menjadi hak bagi seluruh manusia di muka bumi, tidak bisa lepas dari sifat keterbukaan yang dapat merangkul semua. Hal ini sering juga disebut dengan toleransi, yang menjadi antitesis dari pemikiran radikal yang intoleran dan bisa merusak keragaman Indonesia yang kaya.

"Intoleransi itu lawan katanya toleransi. Arti toleransi itu kan banyak ya. Kalau kita kaitkan ke isu SARA misalnya, ada toleransi beragama, ras, suku, dan antar golongan. Hakikatnya, toleransi adalah sikap yang saling menghormati, menghargai, dan tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain yang punya pandangan berbeda," kata Anwar Sanusi.

Anwar Sanusi yakin jika bisa menerapkan kejujuran dan keadilan, baik dalam ucapan maupun tindakan, maka Indonesia akan berhasil menjadi bangsa yang besar. Memaknai kemerdekaan dengan memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia adalah prinsip yang sangat mulia. Selain itu, harus selalu diingatkan kepada seluruh anak bangsa agar saling menghormati, mengakui, dan bisa objektif dalam melihat persoalan. Dengan begitu, segala perbedaan pendapat akan bisa disikapi dengan santai.



"Saya yakin, kalau memang masyarakat Indonesia ini, mulai dari rakyatnya, pemimpinnya, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakatnya, bisa bersatu padu dalam bingkai iman dan takwa, maka bangsa kita bisa mendapatkan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta'ala," katanya.

Hal itu sesuai dengan bunyi surat Al-A'raf ayat 96 pada Al-Quran, yang berbunyi 'jika penduduk suatu negeri itu beriman dan bertakwa kepada Allah, maka negara itu akan mendapat keberkahan dari langit dan bumi'. Itu sudah ada di dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional di Pasal 31, sudah dicantumkan semua, bahwa harus memiliki iman, takwa, dan akhlak mulia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2267 seconds (0.1#10.140)