2 Inovasi Ganjar Turunkan Stunting di Jateng Bisa Jadi Role Model

Rabu, 28 Juni 2023 - 21:07 WIB
loading...
2 Inovasi Ganjar Turunkan...
Dua inovasi yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yakni Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) dan Jo Kawin Bocah, berhasil menurunkan angka stunting di Jateng. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dua inovasi yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo , yakni Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) dan Jo Kawin Bocah, berhasil menurunkan angka stunting di Jateng. Angka stunting Jateng pada 2021 sebesar 12,8%, turun menjadi 11,9% pada 2022.

Kepala Riset Kesehatan Universitas Gunadharma, Lestari Octavia mengatakan, program yang dibuat Ganjar sudah tepat. Sebab, dalam penanganan stunting, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi masa krusial pencegahan.

"Nah kalau misalnya ibunya terindikasi malnutrisi, itu kan harus melakukan perbaikan dan intervensi. Nah, di masa awal-awal kehamilan itu," kata Lestari saat dihubungi, Rabu (28/6/2023).



Pakar kesehatan itu mengatakan, program 5Ng tepat karena memedulikan secara komprehensif kondisi perempuan saat mengandung. Secara tidak langsung, Ganjar mengajak masyarakat tidak hanya tenaga kesehatan saja peduli pada ibu hamil.

"Menariknya juga ada Jo Kawin Bocah, karena hamil kan sudah prosesnya ya. Nah, yang benar itu sebelum dia menjadi hamil, sebelum menikah. Ketika dia masa menstruasi awal, kita jaga agar tidak anemia," ujarnya.

Kemudian melalui program Jo Kawin Bocah, lanjut Lestari, Ganjar mengedukasi masyarakat tentang bahaya pernikahan dini.Lestari menuturkan, pernikahan di usia dini terbukti berkontribusi pada tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).



"Kalau kita geser angka pernikahan di usia matang 24-25 tahun, secara fisiologi rahim sudah lebih siap dan juga secara mental lebih siap. Artinya kalau bicara di level preventif ini program yang baik," ucapnya.

Lestari melihat Ganjar Pranowo sebagai kepala daerah, menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap masalah stunting.Menurut Lestari, dua program yang digagas Ganjar sangat tepat sasaran.

"Harus diapresiasi bahwa di tingkat pemimpin daerah sudah memikirkan sejak dari usia dini yaitu (program) Jo Kawin Bocah sampai ketika dia mengalami 1.000 HPK (Program 5Ng)," tuturnya.

Lestari yang juga terlibat dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), melihat progres baik dicapai Jawa Tengah lewat program pencegahan stunting. Menurutnya, dua program tersebut layak untuk diadaptasi daerah lain.

"Sehingga jadi role model. Adaptasi saya sampaikan karena setiap daerah tentu punya perbedaan masalah. Konsep ini (Jo Kawin Bocah dan 5Ng) bisa dibawa dan disesuaikan," katanya.

Sebagai informasi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus menggenjot penurunan angka stunting. Selain Program Jo Kawin Bocah, Ganjar juga mempunyai Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng).

Berdasarkan perhitungan elektronik - Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4%, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3%. Persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu, pada 2020 kasus stunting turun sebanyak 14,5%, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8%, dan terakhir pada 2022 berhenti di angka 11,9%.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)